Meskipun kita belum tentu tiba di usia senja, namun tetaplah harus optimis menjalani hari, misteri Sang Pencipta selalu ada, yang kemudian kita dapat menemukan jawaban-jawaban di keesokan hari atau saat di yaumil akhir, atau saat berada di kampung akhirat, Wallahu ‘alam.
Ibundaku yang tetap sering berbagi hikmah menjelaskan sekilas, biasanya beliau sering merindukan berkumpul bersama anak-anak dan para cucu, apalagi kalau sedang ‘termangu’ sendiri di rumah, sesekali berteman tilawah, lain waktu berteman acara berita televisi.
Sungguh masa muda saat merawat anak-anak adalah masa yang paling indah dikenang, bisik beliau di telepon. Beliau juga menasehatiku untuk berdisiplin hidup sehat, jangan terlalu banyak konsumsi gula, dan harus selalu teratur jadwal makan dan istirahat dengan cukup.
“Saat ini, mama gak boleh ngopi lagi nih….berat banget deh nak, namun harus tetap dijalani dengan penuh rasa syukur…”, kata ibu
Menikmati segelas kopi panas adalah hoby ibu yang sangat penting baginya. Dulu, kemanapun kami berlibur, Saya temani beliau memilih kopi-kopi sebagai oleh-oleh dan buat stok di dapurnya, kopi eropa, kopi arab, kopi melayu, kopi pulau penang, kopi sulawesi, kopi medan, dan dari ragam tempat lainnya sudah pernah dicoba.
Ibu tahu betul yang mana kopi asli dan yang mana kopi campuran bahan lain. Kopi favourite beliau adalah kopi khas dari kebun kakek di wilayah ogan ilir, sumatera, diolah secara tradisional dengan keharuman murni kopi asli, alami, tanpa bahan tambahan atau pengharum buatan.
Maka di usia yang sekarang harus menyadari diri akan fungsi jantung dan organ lain tak sekuat biasanya, perkara “tidak bisa minum kopi lagi” adalah ujian yang besar buat beliau.
“Jadi kamu juga gak usah ngikuti hoby doyan ngopi, deh… kalau minum susu atau teh panas juga, gulanya sedikit aja…”, saran ibu.
Diriku mengangguk setuju, memang kadang saya juga ikut terlena menghirup harumnya kopi, sekali dalam dua hari saya juga ke café buat ngopi di saat tidak sedang hamil.
Wah, ternyata harum si kopi yang melenakan itu, bisa menjerat para “fans”nya kepada banyak masalah kesehatan terutama di usia senja. Satu kalimat yang kupetik dari ibu, menikmati hidup dengan makanan, minuman atau benda-benda kesukaan kita adalah manusiawi, namun jangan berlebihan.
Yah, sebab berlebihan inilah yang menjadi penyebab utama segala penyakit. Berlebihan gula-kopi jadi lemah jantung, kolestrol tinggi. Berlebihan kerja malah jadi sakit magh dan cepat lelah.
Berlebihan makan-minum di resto cepat saji membuat CRP (bisa dilihat kadar lemak perut membuncit) tinggi, ujung-ujungnya banyak kaum muda yang sudah mengalami sakit jantung dan stroke. Malah di Amerika, isu fast-food telah menjadi permasalahan publik, sudah teramat jarang ditemukan sosok pria yang perutnya tidak gembul disana.
Sebut saja Paman Gembul, jangankan untuk gerakan rukuk dan sujud, berwudhu pun sungguh kepayahan, di penghujung masa tuanya, perutnya amat besar, lebih besar dari pada perut wanita hamil sembilan bulanan.
Beliau berbisik mengingatkan, “Waduuuh… jangan sering makan yang instant-instant kayak saya deh… Saya juga susah berhenti merokok dan minum soft-drink, beginilah hasil kumpulan lemak diperut saya…” keluhnya suatu kali.
Beberapa hari setelah menelepon ibu terkasih, ketika saya sedang pulang dari kunjungan ke dokterku, tiba-tiba di tangga rondo ada seseorang yang jatuh. Saya beristighfar dan meneriakkan Allahu Akbar!
Rondo adalah sebutan jalan yang banyak arah (seperti simpang empat, kira-kira seperti tengah-tengah daerah air mancur, di Jakarta). Di setiap rondo di Krakow dan kota-kota lain disini, ada jalan di bawah tanah, jalan yang banyak tangga, untuk menyeberang, untuk ke WC, juga ada pertokoan dan papan-papan arah jalan yang menjelaskan puluhan rute bus dan tram.
Kukira yang jatuh itu adalah anak kecil, karena bentuk tubuhnya memang gemuk pendek. Ternyata seorang nenek, sebut saja Pani Marta, dia jatuh dari sekitar lima anak tangga ke bawah, posisi tertelungkup tak berdaya, pipi kanannya membentur aspal.
Memang di Poland, tinggi badan orang-orang hampir sama dengan orang Indonesia, malah banyak populasi penduduk yang badannya kecil mungil, pendek seperti Pani Marta. Berbeda jika kalian pergi ke Swedia atau Jerman, badan orang-orang sana gede banget.
Pani Marta tak bisa segera bangun dalam hitungan detik, saat itu suamiku dan dua orang anak sekolahan yang kebetulan lewat, segera menolong beliau. Saya dan bayi kecil kami berada 3 meter dari posisi jatuhnya Pani Marta.
Kulihat telinganya mengeluarkan darah segar hingga warna merah itu menutupi warna putih syalnya, juga sedikit darah keluar dari hidungnya. Ya Allah… begitu mirisnya hati ini melihat sosok renta tersebut. Kalau anak-anak yang terjatuh, mungkin masih bisa sempat menghadangkan tangannya agar muka tak terkena aspal.
Namun sosok tua yang tertelungkup itu, menjerit pun ia tak lagi sanggup, berkata-kata hanya dengan desahan saja.
Kubuka pintu toko yang terletak pas di depanku, kutanyakan sebungkus tisu, lalu kuserahkan pada suami agar membantu Pani Marta mengelap darahnya, siang itu masih sangat dingin, darah yang mengalir cepat pula membeku.
Pani Marta berdiri perlahan-lahan, masih agak oleng, berpegangan pada suamiku dan anak-anak kecil itu, beliau berbahasa Poland, kira-kira berkata, “Saya tidak apa-apa, beginilah kalau sudah tua, tadi kaki saya sedikit tersandung dan saya kehilangan keseimbangan. Terima kasih yah semuanya…”, ungkapnya. Oh, bersua pelajaran lagi hari ini.
Seraya berjalan menuju appartement, masih saja terpikir akan kejadian tadi. Pani Marta, banyak para pensiunan disini menjalani masa tua sepertimu, seorang diri kemana-mana jika pasangan hidup sudah mendahului dipanggil-NYA.
Kebanyakan kakek-nenek di Krakow doyan olahraga pagi, jalan santai sambil membawa cucu, hewan peliharaan atau sambil berbelanja roti dan kentang. Kalaupun kaki mereka tak kuat berjalan, mereka gunakan tongkat, satu atau dua tongkat, atau kereta-jalan (seperti sepeda bayi kecil bentuknya, tapi digunakan seperti tongkat di depan).
Ada pula yang tetap rutin berjalan-jalan, menikmati hari-hari dengan berkursi roda, transportasi disini pun sangat mendukung kemudahan buat para pengguna kursi roda. Jika berjumpa dengan mereka yang sedang mengulas senyum ramah, maka kita akan menemukan guratan-guratan sisa kecantikan dan ketampanan kala usia muda mereka.
Nurani berbisik, Ya Allah berikan kami bimbingan setiap saat, serta kekuatan dalam menjalani setiap masa, termasuk menyambut masa tua yang membentang di hadapan.
Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam berwasiat, “Ambillah lima perkara sebelum lima perkara : (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Masa Hidupmu sebelum datang kematianmu,” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya)
Agama adalah nasehat, setiap detik kita berbagi dan beramal dengan nasehat, dan kita akan menemukan bahwa nasehat-nasehat merupakan kekayaan sejati, ilmu-Nya yang tak pernah habis untuk digali.
Proses pembelajaran diri ini adalah terus-menerus tanpa henti selama hembusan nafas memang belum berhenti. Insya Allah. Semoga tetap optimis.
(bidadari_Azzam, Krakow, 5 maret 2011)