Eramuslim.com – Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini seringkali gerimis bahkan hujan. Kira-kira apa yang pertama kali terlintas saat hujan turun membasahi tanah yang kita pijak ini? Keluhan kah atau sebuah lantunan do’a?
Tak jarang secara disadari atau tidak kita lebih banyak membuat daftar deretan keluh kesah karena merasa “kepentingan” kita “didzalimi” oleh hujan.
Hujan dirasa “menghambat” laju gerak kita, hujan dianggap membawa pengaruh yang buruk untuk kita, selain membuat pakaian yang kita kenakan basah karenanya.
Terkadang hujan pula yang menjadi alasan kita untuk tidak berangkat shalat taraweh berjamaah, walaupun sebenarnya shalat tersebut bisa dilakukan di rumah, akan tetapi seorang bijak berkata bukankah di bulan Ramadhan ini bulan yang penuh rahmat, berkah dan pahala berlipat, jadi kalau bukan sekarang melakukan kebaikan yang lebih, kapan lagi.
Rasulullah pernah bersabda “Kami pernah diguyur hujan bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyingkap pakaiannya hingga terkena hujan. Kami pun bertanya kepada beliau : ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan itu ?’. Beliau menjawab : ‘Karena hujan baru saja diturunkan oleh Rabb-nya”. Bahkan disyariatkan pula saat turun hujan untuk berdo’a Allohumma soyyiban naafi’an yang artinya Ya Alloh turunkanlah hujan yang bermanfa’at. Bukankah Rasul adalah sebaik baik qudwah.
(Baca selengkapnya tentang Doa Ketika Turun Hujan)
Seringkali kita tidak menyadari bahwa banyak keberkahan yang disampaikan melalui hujan, namun karena nafsu yang tidak dikelola dengan baik lebih mendominasi pemikiran kita maka hikmah itu pun hilang bersama dengan “kecaman-kecaman” yang kita lontarkan saat turun hujan.