Berhentilah sejenak. Pejamkan mata. Biarkan keheningan memelukmu.
Bertanyalah pada dirimu sendiri, “Hendak kemanakah aku?”
Saudaraku, dunia adalah sebentar. Kemarin engkau baru saja menangis, dilahirkan dari rahim ibumu. Kemarin, masa kanak-kanakmu baru saja lewat. Kemarin, kamu pun baru lulus sekolah. Dan hari ini, tanpa terasa, tanpa kau sadari, tlah menjelang sore. Ya, sore. Keindahan-keindahan dunia di masa kanak-kanakmu tlah lenyap. Canda ria tlah tiada. Hari ini dan besok adalah masa-masa dirimu untuk berjuang, menafkahi anak dan isteri, yang kian hari kian berat.
Hendak kemana lagi engkau wahai saudaraku?
Dunia adalah sebentar. Rasulullah terkasih menyebutnya bagai pemberhentian sementara, persinggahan sekadar menghirup udara satu dua, dan waktu akan terus membawa kita, untuk bersegera menemui Rabb-Nya. Mau tidak mau, dunia akan kita tinggalkan.
Hendak kemana lagi engkau wahai saudaraku?
Dunia adalah lelah. Dunia adalah tempat di mana kebahagiaan abadi tiada. Dunia adalah taman bermain yang sudut-sudutnya penuh tipuan dan kedustaan. Dunia bukanlah tempat untuk kita berhenti dan menikmati.
Rasulullah saw telah mengatakan kepada kita saudaraku, dunia sesungguhnya lahan tempat kita bercocok tanam ilmu dan amal, bukan ladang tuaian. Akheratlah tempat kita akan menuai hasilnya. Akheratlah tempat dimana kita akan hidup selamanya.
Lupakah engkau jika dunia ini hanya sementara?
Saudaraku, hiduplah dengan lurus di dunia, perbanyaklah amal shalih, dan jangan sekali-kali tertipu oleh kemilaunya yang penuh kepalsuan.
Tanamkan cita-cita syahid sebagai cita-cita tertinggimu, bukan membangun rumah yang mewah, mobil yang bagus, dan sebagainya. Semua itu tiada kan kau bawa mati.
Saudaraku, jika kamu punya amanah berupa isteri dan anak, didiklah mereka di jalan Allah swt. Jadikan mereka generasi tauhid. Bekalilah mereka dengan ilmu agar kelak mereka tidak mudah dipermainkan oleh dunia.
Jika isteri dan anakmu telah cukup bekal, sedang jiwa dan ragamu masih kuat, berjalanlah ke tempat di mana Allah swt membuka pintu-pintu syahid dengan lebarnya. Bergabunglah bersama karavan para mujahid, yang telah menjual diri mereka demi tegaknya kalimah La ila hailallah di atas bumi.
Tidak ada sedikit pun kerugian berniaga di jalan Allah. Berlarilah menyongsong kesyahidan, karena di ujung sana yang cahayanya mendamaikan hati, Allah telah menciptakan seorang bidadari surga yang jelita dan muda untukmu.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami menciptakan bidadari-bidadari dengan langsung. Kami jadikan mereka gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya. Kami ciptakan mereka untuk golongan kanan, (yaitu) segolongan besar dari orang-orang terdahulu, dan segolongan besar dari orang yang kemudian.” (QS. Al-Waqiah [56]: 35-40).
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh manusia sebelum mereka (penghuni- penghuni surga yang menjadi suami para bidadari), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]: 56-60).
“Di dalam surga terdapat istri-istri yang suci, mata-mata yang ramah, dengan cahaya yang memancar dari mereka. Mereka berhias dengan hiasan karamah, kesturi, kerlingan mata mereka penuh dengan celak, anggota tubuh mereka tunduk, lehernya dikalungi dengan mutiara dan permata, mereka memanggil dengan suara-suara manja yang mengenakkan telinga, “Kami abadi dan tak pernah mati, kami ramah dan tak pernah masam, kami bermukim di sini dan tak pernah berpindah, kami selalu rela dan tak pernah membenci. Kami adalah bidadari-bidadari cantik, istri-istri bagi kaum yang mulia. Kami selalu perawan bagi hamba-hamba yang beriman. Beruntunglah orang yang menjadi suami bagi kami dan kami menjadi istrinya.” (Dikutip dari Ibnu al-Jauzi).
“Sesungguhnya bidadari berkata kepada suaminya (di surga), ’Demi kemuliaan Tuhan-ku, aku tidak pernah melihat di dalam surga, sesuatu yang lebih indah darimu. Maka segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan aku sebagai istrimu, dan menjadikan engkau sebagai suamiku. Dan bidadari- bidadari surga itu sebersih permata yaqut, dan seputih marjan.” (Hadits diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghiffari).
Saudaraku, tanamkan kuat-kuat di dadamu untuk syahid. Dunia yang kau kira begitu besar dan indah, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kerajaan Surga berserta isinya. Bidadari Surga menantimu di sana…
Dan nikmat Allah swt mana lagi yang kamu dustakan? (rz)