Pada setiap pergantian tahun Hijriah , banyak tema-tema yang muncul diberbagai media cetak atau elektronik yang melihat, menulis atau menguraikan dengan berbagai sudatu pandang yang berbeda-beda. Dengan banyaknya tulisan yang berhubungan dengan tahun baru Hijriah, semoga akan menambah pengetahuan dan wawasan serta semakin menyadari hakekat Hijrah yang hakiki. Kita sudah sama-sama mengetahui bahwa tahun baru Hijriah adalah gagasan yang cemerlang dari Khalifah Umar Bin Khattab.
Dengan dimulai kalender tahunan atau tahun nol Hijriah ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah, maka salah satu tonggak sejarah yang amat gilang gemilang telah amat kokoh ditancapkan. Ummat Islam sudah punya Kalender sendiri yang tidak “mengekor” dengan kelender masehi. Kalender hijriah yang berpatokan pada rotasi bulan, sedangkan kalender masehi berpatokan pada rotasi matahari.
Dengan bulan sebagai patokan, ummat Islam tak perlu repot untuk melengkapi “kekurangan” waktu pada setiap tahun yang habis di bagi empat, yang disebut tahun kabisat seperti yang terjadi pada kalender masehi. Kalender Islam jalan terus, Kalau di Kalender masehi ada orang yang ulang tahunya hanya 4 tahun sekali, yaitu orang yang lahir pada tanggal 29 Pebruari ! Dalam Kalender Hijriah tak akan pernah terjadi !
Nah, dari sini saja sudah ada “keunggulan” antara Kalender Hijriah dengan kalender lain.
Kembali ke titik tolak dimulai tahun Hijriah, dengan hijrahnya Nabi di jadikan awal tahun Hijriah, bukan diambil dari tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW ( maulid Nabi ) sebagai pembawa risalah Islam, itu artinya Islam tidak ingin Nabinya dikultuskan ! Dan Nabi sendiri pun tidak ingin ummatnya mengkultuskan dirinya, sampai-sampai Beliau melarang menggambar, melukis, apa lagi sampai membuat patung dirinya !
Wah kalau nabi boleh digambar, dilukis atau dibuatkan patung, jangan-jangan di Masjid , di Mushollah atau di rumah-rumah orang muslim penuh dengan gambar, lukisan atau patung Nabi !
Dan akhirnya, orang lupa pada yang mengutus Nabi yaitu Allah SWT ! Seperti terjadi pada ummat lain. Benar-benar Beliau sangat brilyan, sudah jauh ke depan berpikirnya, sebelumnya tergelincir akidah ummat Islam karena gambar, lukisan atau patung, beliau sudah melarangnya !
Kita tahu bahwa hijrah itu adalah pindah, yang kalau pakai istilah geografi adalah migrasi, pindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan berbagai turunannya seperti imigrasi, emigrasi, remigrasi, transmigrasi, urbanisasi dan lain-lain. Namun pengertian hijrah dalam Islam bukan sesederhana itu, yaitu bukan hanya pindah dari kota Mekkah ke kota Madinah, bukan, bukan itu.
Hijrah dalam Islam punya pengertian yang sangat luas, pindah dari buruk ke yang baik, pindah dari prilaku salah ke prilaku yang benar, pindah dari perbuatan maksiat yang penuh dosa ke perbuatan sakinah yang penuh pahala.
Yang tadinya ” Kutil ” (kurang teliti), “Kurap’ (kurang rapih), “Kudis” (kurang disiplin), “Kubis” (kurang bisa), “Kumal” (kurang malu) menjadi, teliti, rapih, disiplin, bisa dan punya rasa malu berbuat dosa dan seterus bisa di tambah dengan berbagai “Ku… Ku… ” yang lainya.
Kemudianya yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah “Benarkah kita sudah hijrah ? ” Bila benar-benar kita sudah hijrah, mari kita bertanya sejenak. Bulan apa sekarang ini ? Pasti sebagian besar ummat Islam bila ditanya seperti itu akan menjawab: ” Bulan Desember ” Bukan di jawab : ” Bulan Muharram “
Dan kalau ditanya ” Tahun berapa sekarang ?” Pasti sebagian besar ummat Islam akan menjawab: ” Tahun 2009 ” bukan menjawab : ” Tahun 1431 H” atau jangan-jangan lupa, bulan dan tahun hijriahnya !
Tidak salah jawaban tersebut, tapi itu tandanya untuk memasyarakatkan nama bulan dan tahun Hijriah saja, kita belum hijrah dan memang biasanya susah untuk hijrah dari sesuatu sudah terbiasa ke sesuatu yang baru, padahal pencanangan kebangkitan ummat Islam itu dimulai di abad 15 Hijriah ini, itu berarti sudah 31 tahun lalu … tapi gemanya sayup-sayup.
Atau memang pengertian hijrah kita hanya sesaat saja, yaitu pada saat tahun baru Hijriah saja, pada saat di pengajian saja, pada saat Jum’at saja, pada saat bulan ramadhan saja, pada saat melaksanakan haji saja, dimana kita semua pada hijrah ke pada amal sholeh dari amal yang salah, dari mencintai dunia ke cinta pada akherat, dari sering lupa padaNya kembali begitu dekat padaNya.
Jika itu yang terjadi, maka kita perlu “kembali” lagi ke awal tahun baru Hijriah yang masih nol tahun, di mana kita melihat perjuangan Nabi Muhammad SAW berserta para sahabatnya dalam meneggakkan risalah illahi dengan tantanganya bukan hanya harta, tapi raga dan jiwanya ikut di kurbankan !
Benarkah kita sudah hijrah yang hakiki? Mari kita lihat apa yang sudah kita lakukan ditahun lalu, apa yang sudah kita lakukan sekarang dan apa yang kita akan perjuangkan di tahun mendatang? Apa yang kita sudah perjuangkan untuk Islam? Jangan ditanya, apa yang sudah Islam berikan pada kita, tapi apa yang sudah kita perbuat untuk kejayaan Islam?
Sekecil apapun yang dapat kita perbuat, mari kita pasang niat, di tahun yang baru ini kita akan lebih giat memperjuangkan Islam, sebisa yang kita lakukan. Jangan segan segan untuk berbuat baik, walau hanya dengan sepotong ayat, segelas air, sebutir kurma atau dengan sebait kalimat !
Mari di tahun baru Hijriah ini, kita hijrah, hijrah pada hidup yang lebih baik, motivasi yang lebih kuat, beramal yang lebih banyak, sebisa yang kita lakukan dengan potensi masing-masing ! Dan jangan lupa, mari kita hitung amal perbuatan kita, sebelum kita di hisabNya !
” SELAMAT TAHUN BARU, 1 MUHARRAM 1431 H ” Semoga Allah SWT selalu menyertai dan meridhoi setiap langkah kita.
Terima kasih.