eramuslim.com – Inilah kisah mualaf Koh Abdullah. Ia berasal dari Kabupaten Bangka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara kultur, ia lebih condong ke orang Tionghoa Bangka dengan marga Bunbun.
Nama Koh Abdullah dahulu adalah Aphin Bun. Ayah dan ibunya memiliki kepercayaan berbeda. Sebelum dia mualaf, di keluarga besar ayahnya sudah ada beberapa yang masuk Islam, bahkan pergi haji.
“Ayah saya sendiri paling senang dengar ceramah serta pengajian dari almarhum Kiai Haji Zainuddin MZ, dan ayah senang banget,” ungkap Koh Abdullah, seperti dikutip dari kanal YouTube Mualaf Dakwah TV, Senin (2/10/2023).
Dari situ Koh Abdullah penasaran dengan Islam. Secara tidak langsung ayahnya mendakwahkan anak-anaknya melalui ceramah atau pengajian yang secara rutin didengarkan.
“Alhamdulilah kita tiga saudara menjadi Muslim semua. Dengan wasilah ditambah memang setelahnya pun kita mengkaji juga membandingkan agama lain dengan agama Islam,” ungkapnya.
Setelah mempelajari beberapa agama, dia dan saudara-saudaranya memutuskan Islam paling terbaik. Lalu pelajaran tauhid sangat bagus karena mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika hidayah Islam menghampiri, Koh Abdullah masih berada di kelas IX SMP. Ia bertanya kepada seseorang yang ada di masjid sekolahnya, bagaimana cara masuk Islam? Tapi tidak ada yang benar-benar mengajarkannya. Lalu ditunda oleh Koh Abdullah.
Saat sudah masuk kelas X SMA, dia bertanya kembali kepada temannya cara masuk Islam. Lalu temannya menjawab, “Tidak usah ditunda lagi jika ingin masuk Islam karena enggak ada yang tahu kamu bisa masih hidup atau tidak besok.”
“Jika kamu meninggal dalam keadaan non-Muslim, tetapi kamu tahu kebenaran Islam, itu sama dengan kita orang yang merugi,” lanjut Koh Abdullah menirukan ucapan temannya kala itu.
Temannya tersebut kemudian memanggil guru agamanya. Lalu guru agamanya meminta izin kepada orangtua Koh Abdullah, dan tidak lama kemudian mengucap dua kalimat syahadat bersama kepala sekolahnya juga.
Wallahu a’lam bisshawab.
(Sumber: Okezone)