Pagi ini ketika sedang membereskan kamar, tak sengaja saya temukan kembali sebuah amplop biru yang biasa saya gunakan untuk menyimpan surat-surat dari teman-teman. Hati saya tergerak untuk membacanya lagi. Saya buka dan baca satu persatu. Ada surat yang berisi tentang ucapan selamat ulang tahun dari beberapa teman dekat, ada pula surat silaturahim dari seorang sahabat yang kala itu mengirim surat untuk saya karena amanah yang berbeda -walaupun satu kampus- sehingga kami jarang bertemu. Isinya begitu menguatkan hati saya. Dan sekarang pun, ketika saya membacanya 3 tahun kemudian setelah surat itu dibuat, saya masih tergetar membaca kata-katanya.
Tiba-tiba satu-persatu bayangan teman-teman, sahabat-sahabat hadir kembali mengisi ruang di dalam memori saya. Ada beberapa kejadian di masa lalu yang kembali di putar oleh otak saya. Kenangan ketika awal kuliah, kenangan ketika sama-sama berorganisasi, kenangan ketika jatuh bangun mengikuti alur kehidupan kampus dan negeri perantauan. Kenangan dan kenangan……. Secara otomatis mampu menghadiahkan senyuman mesra di bibir saya. Bulir bening pun siap menetes.
Kami sudah saling berjauhan kini. Tidak lagi semudah dahulu, ketika ingin bertemu dengan mereka. Tidak lagi semudah dahulu ketika ingin mengumpulkan sahabat-sahabat saya di satu tempat, seperti yang dulu sering kami lakukan. Karena kami masing-masing telah memiliki kesibukan. Di tempat yang berbeda tentunya.
Sahabat…. ya! Sahabat adalah salah satu kekayaan hidup untuk berbagi, saling memberi, menyemangati, mengingatkan… Yang takkan pernah habis hingga kapanpun, karena sahabat ada karena kita pun ada untuknya. Jika kita tak pernah mau meng ”ada” kan diri (baca:hadir) untuk seorang sahabat, maka ia pun tak kan hadir dalam hidup kita.
Dan kini saya temukan arti persahabatan, yang tidak hanya ada ketika raga menyatukan, tetapi arti persahabatan adalah ketika semua tak nampak pun jiwa ini masih terpaut untuk mengingatnya. Mengingat kisah¶ pelakunya untuk dijadikan kekayaan batin.
Sekarang yang saya miliki adalah kenangan dari sahabat-sahabat saya, orang-orang baik yang hadir dalam hidup saya. Dan akan saya jaga kenangan berharga ini, karena dengannya saya bisa terus memutar vidio persahabatan yang dulu kami perankan bersama. Walaupun jarak memisahkan, rekaman ini akan selalu siap diputar kapanpun saya merindukan mereka…. sahabat.
Sayapun bersyukur karena masih diberi ingatan tentang mereka, masih dimampukan untuk kembali mengingat mereka, sebagai salah satu penyemangat untuk melanjutkan hidup. Alhamdulillah.
”Allahlah yang mempertemukan dan mengikatkan hati kita, maka Dia pulalah yang akan menjaganya” (Kutipan dari surat salah seorang sahabat saya) (Hdyti).