“Pak!bapak ni gimana sih?masa bapak menilai hasil kerja keras saya selama ini hanya seperti ini!!saya tidak terima !!bla..bla…bla…”, atau “pak,maaf bisa minta waktunya sebentar,ada yang ingin saya diskusikan dengan bapak,bla…bla…bla…”. Dari dua macam cara penyampaian maksud diatas,bagaimana menurut anda reaksi yang akan terjadi?pasti anda sudah bisa menebak hasilnya,untuk yang pertama jelas sang atasan or senior bisa balik marah besar,bahkan omelannya pun malah lebih panjang dan lebar dari omelan anda,yah…itu masih lebih baik dari pada beliau terkaget-kaget dan akhirnya koit alias kumat sakit jantungnya,salah-salah kita dipenjara karna bikin koit orang.
Sedangkan yang kedua,adalah sebaliknya,sang atasan o senior bisa jadi akan menyambut dengan hangat (yah kalau beliau sedang tidak ada masalah dengan istri dirumah sih)malah bagi atasan yang bijaksana mungkin akan membantu masalah anak buahnya sebisa mungkin. Inilah yang dinamakan aksi dan reaksi,segala apa yang kita kerjakan atau yang kita lakukan terhadap orang lain pasti akan kembali pada diri kita sendiri pada akhirnya. Sama dengan apabila kita mengibaratkan sebuah bola yang dilempar dengan kencang atau sekuat-kuatnya ke dinding maka pantulannya akan kembali kepada kita dengan kencang pula,syukur kalau gak kena kepala,benjol itu sudah pasti!!
Bersikap keras atau lembut terhadap orang lainitu ada tempatnya masing-masing,alias fleksibel,dan itu bukan tergantung dengan keadaan emosi dan masalah yang sedang anda hadapi,karena itu bersifat subyektif. Sedangkan keadaan orang yang sedang kita hadapi belum tentu mengerti pikiran dan perasaan kita,maksud hati ingin menyelesaikan masalah eh malah dapat masalah baru,sudah jatuh ketimpa tangga terantuk batu lagi,apes banget deh.
Bahkan Nabi Musa As saja diperintahkan Allah berdakwah kepada Fir’aun dengan perkataan yang lemah lembut, sampai-sampai beliau berdoa kepada Allah agar lidahnya dilancarkan berbicara,bayangkan sodara-sodara ,bicara dengan Fir’aun yang kejam dan tidak punya perasaan saja harus dengan lemah lembut? Itu artinya kita harus lebih banyak bersabar,rendah hati dan belajar untuk berempati terhadap orang lain,dan tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan emosi yang meluap-luap.
Hal ini tidak hanya berlaku dikantor saja,bahkan dirumah hasil dari dua macam aksi diatas memberikan reaksi yang lebih dahsyat lagi!!!just try it!!.
Peran penguasaan emosi sangat penting,karena efek yang ditimbulkan bisa tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan,jadi sebelum anda ingin melampiaskan emosi anda, coba analisa dulu,kira-kira apa hasilnya kalau saya berbuat begini atau begitu?
Belajarlah menata perkataan dan perilaku anda, berkata lemah lembut (kecuali sama lawan jenis lho ya?itu sih bahaya,kalau untuk istri or suami sih sangat dianjurkan!!) bukan berarti anda lemah, contoh saja Nabi Muhammad SAW,sang suri tauladan,s eandainya beliau keras lagi kejam Islam tidak akan pernah sampai ke bumi nusantara ini,ya kan?. Justru dengan perilaku yang sopan dan lembut dakwah Islam merasuk kedalam jiwa umat,yang efeknya sudah anda lihat saat ini.
Bahkan terhadap orang yang ingin membunuh Beliau saja, Nabi tetap bersikap baik, akhirnya orang yang tadinya mau membunuh malah bersyahadat. Hal ini sangat baik apabila diterapkan dalam dunia kerja,karena kita setiap hari bergaul dengan segala macam manusia dengan segala latar belakang hidup dan sifat.
Tapi siapa pun orang itu tidak ada yang akan menolak atau mencela apabila diperlakukan dengan santun dan hormat malah bisa jadi mereka akan membalas dengan lebih baik lagi, sesuatu yang tidak anda duga sebelumnya. Jadi mulai sekarang apabila anda ingin diperlakukan dengan baik,maka anda duluan yang harus berbuat baik. Itulah hukum aksi dan reaksi yang universal. Selamat mencoba !