Sudah hampir dua pekan jagoan saya, Alif menjalani masa sekolahnya di TK Islam Daarusaalam. Ia sangat antusias dengan dunia barunya. Bertemu dengan banyak teman, guru-guru dan aneka pelajaran yang menurutnya sangat menyenangkan. Setiap menjelang tidur, pengalamannya di kelas setiap harinya, merupakan cerita utama yang selalu dibaginya untuk kami semua dirumah. Alif sangat menyukai kegiatan sekolahnya.
Sebagai anak usia TK kecil, Alif sungguh tidak merepotkan. Di hari kedua turun ke sekolah, Ia sudah berani datang ke kelas tanpa di temani. Bahkan sejak awal pekan yang lalu, saya hanya perlu mengantar dan menjemputnya di ‘tempat rahasia’ kami, beberapa meter di depan gerbang sekolah.
Kemarin Alif pulang kerumah dengan tanda kebiruan di dahi. Benjol karena ada temannya yang nakal menarik badge namanya hingga ia jatuh terjerembab. Menurut Alif, ia sempat menangis karena merasa sakit ketika terjatuh. Namun ketika pengasuhnya saja hampir tersulut emosi melihat kondisinya, Alif malah dengan enteng berkata
“Alif gak papa koq. Teman Alif itu mungkin gak sengaja”.
Yah, begitulah Alif. Jagoan saya yang terkenal mudah sekali melupakan sedih dan sakitnya.
Sebenarnya, tidak banyak hal yang kami persiapkan untuk keperluan Alif menjelang sekolah. Karena di rumah, ia sudah terbiasa mandiri. Bangun awal dan ikut larut dalam rutinitas pagi, mengurus mainan dan buku-bukunya sendiri, adalah hal yang sudah biasa dilakukannya. Hingga tidak ada yang namanya di paksa bangun, di paksa mandi dan sebagainya. Sebelum jam tujuh pagi, kami sudah meninggalkan rumah. Alif mengerti karena setelah mengantarnya ke sekolah, saya harus segera berangkat ke kantor. Sehingga tidak ada tingkah merepotkan darinya yang dapat menyebabkan kami semua terlambat.
Di tengah hening gelap yang dingin tadi malam, saya pandangi wajah polosnya yang terlelap dalam mimpi indah. Selimut besar kesayangannya hanya mampu menutupi separuh tubuhnya yang kini semakin menjulang. Dalam umurnya yang baru merayapi angka lima, telah banyak hal mengejutkan yang Alif beri untuk kami, sesuatu yang membahagiakan bila di kenang. Ia telah melepaskan diapers dan sudah tidak pipis di tempat tidur lagi sejak umurnya satu tahun. Alif juga sudah bisa ngebut dengan sepeda roda dua ketika umurnya belum genap dua tahun. Sejak awal bisa berucap, ia sudah pandai membaca doa-doa pendek. Beberapa hal yang jarang untuk ukuran anak seusia itu.
Saat ini, Alif telah menapaki awal langkah demi langkah dunia barunya. Bertemu dengan komunitas sekolah dan mengalami banyak rangkaian peristiwa. Semoga menjadikan pengalaman hidupnya bertambah kaya.
Ya Allah, kami sadar, anak umpama kertas putih nan polos. Berikanlah kami ilmu, kekuatan dan kemudahan, agar hanya warna-warni kebaikan yang akan terhampar untuknya. Amiin.
Http://yunnytouresia.multiply.com