Bersyukur, karena ramadhan tahun ini masih bisa kita jumpai. Karena betapa banyak mereka yang mengandaikan berjumpa kembali dengan bulan mulia ini, tapi dia dipanggil terlebih dahulu oleh Allah swt. Atau mungkin dia masih bersama kita, tapi terbaring di rumah sakit.
Karena dengan menjumpai ramadhan kembali setidaknya ada peluang besar untuk kembali memperbaiki diri. Agar menjadi lebih berbakti kapada Allah swt.
Perjalanan singkat dinegeri ‘para nabi’ sebuah pemandangan yang jarang saya temukan di negeriku. Terutama dibulan ramadhan. Banyak panorama-panorama unik dinegeri ini yang ingin kukisahkan.
Sekitar setengah bulan atau mungkin sebulan sebelum ramadhan para penjual sejenis lampu berbentuk kubah masjid berukuran kecil (fawanis) sudah mulai sibuk. Biasanya lampu itu oleh penduduk digantungkan didepan flat.
Di lampu tersebut tertulis semisal ramadhan kariem.. dsb. Benda ini menjadi ciri khas. Yang berarti jika benda ini sudah dijual, itu menunjukkan bulan ramadhan sudah dekat. Hal inilah yang menghadirkan nuansa ramadhan.
Jika lampu-lampu ini sudah mulai dijual, maka yang terlintas dibenak penduduk, termasuk para pelajar dan mahasiswa asing selain ramadhan akan datang adalah pernak-pernik didalam sebulan ramadhan tersebut. Diantaranya apa yang disebut dengan ramah-tamah maaidatu al-rahman.
Merupakan sebuah ciri khas bulan ramadhan di negeri Musa as ini. Tenda-tenda itu sudah mulai tampak berdiri didepan flat atau masjid, dilain tempat terlihat pula tulisan maaidatu al-rahman itu
di spanduk di pinggir-pinggir jalan atau didepan masjid.
Maaidatu al-rahman di Indonesia-nya sejenis tempat dimana disitu menyediakan perbukaan. Biasanya servis seperti ini diselenggarakan oleh para muhsiniin (dermawan) Mesir, atau bisa juga sebuah lembaga atau yayasan teruntuk siapapun yang hendak berbuka puasa.
Dihidangkan terkadang berbentuk paket yang didalamnya ada kurma serta nasi dan lauk-pauknya. Terkadang juga dihidang langsung bersama piring segi empat. Kemudian, para shaaimin duduk berhadapan di meja panjang. Dipiring tersebut terdapat empat tempat. Masing-masing untuk tempat nasi, lauk, sayur dan kurma.
Kemudian kebiasaan sahur berjama’ah yang mungkin jarang digalakkan ditempat kita juga sebuah nuansa ramadhaniyah yang sangat mengesankan.