Meski pembunuh masih memiliki kesempatan taubat antara dia dan Allah. Jika ia bertaubat dan kembali kepada Allah, khusyu, tunduk dan beramal saleh, niscaya Allah akan mengganti keburukannya dengan kebaikan, serta menjadikan orang yang dibunuh ridha kepadanya dan ridha terhadap kezalimannya (di akhirat).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat. (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,” [QS. Al-Furqan: 68 – 70].
Lihatlah kini di belahan dunia Islam, betapa banyak nyawa kaum muslimin itu direnggut paksa hanya karena mereka mengaku ingin menjalankan syariat Allah yang mulia di muka bumi ini. Wahai para pembunuh kaum muslimin, taubatlah kalian sebelum Allah memasukkan ke dalam neraka-Nya. Takutlah dengan ancaman Allah atas pembunuhan yang sudah dilakukan dengan sengaja.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita sehingga terhindar dari semua keburukan. Membunuh adalah perbuatan dosa besar yang dalam beberapa penjelasan al Quran, membunuh selalu bersanding dengan ungkapan ‘Jangan musryik kepada Allah Ta’ala, wallahua’lam. (mina)
Bahron Ansori, wartawan MINA