Banyak sekali orang yang ketika menuangkan ide atau pikirannya selalu ragu,-ragu, ketakutan pada sesuatu yang tak terlihat menyebabkan terhambatnya sebuah kreatifitas untuk menuliskan sesuatu ide, ilmu, pengetahuan, informasi atau apapun namanya.
Bahkan belum apa-apa sudah ketakutan terlebih dahulu, takut tak ada yang membaca, takut ada yang mengkritik, takut ada yang menghina, takut ada yang mentertawai, takut direndahkan dan sebagainya kalau tulisan tersebut disebarkan.
Jadi seperti melihat hantu yang tak ada, atau melihat sesuatu yang begitu menyeramkan , padahal hanya bayangan dalam pikiran saja. Jikapun ada hinaan, tertawaan, kritikan dan lain sebagainya jadikan itu semacam”’cambuk” untuk menambah semangat, atau jadikan semacam cermin untuk berkaca diri, agar tulisan semakin baik, bukan malah takut dan menghentikan atau bahkan tak pernah mau memulai untuk menulis.
Jangan biarkan ide-ide yang kita miliki hilang begitu saja, tanpa catatan. Catatlah… tulislah walaupun hanya satu ayat, satu kalimat. Idemu adalah hasil dari pemikiranmu yang datangnya bisa dengan tiba-tiba, bila tak dicatat, maka ide itu akan hilang dan tak dapat kembali lagi
Jangan biarkan hasil pemikiran kita berlalu tanpa catatan, tinggalkan untuk generasi mendatang. Jasad kita boleh turkubur tanah, tapi ide kita harus tetap hidup sepanjang jaman. Para tokoh masa lalu dalam sejarah yang hidup berabad-abad yang lalu … tapi namanya masih tetap disebut orang, pemikiranya masih dikaji dan dipelajari orang, karena telah menuliskan ide-ide atau ilmu yang mereka miliki.
Padahal jasad mereka entah sudah jadi apa, tapi hasil pemikiranya yang ditulis, sampai sekian abad tetap ada dan mengabadi sampai saat ini, sampai saat tulisan ini dibuat karya itu masih ada, dan tetap ada samapi yang menulis artikel inipun tak ada nantinya! Tulisan atau buku mereka masih di baca orang, masih terus diperbincangkan orang, masih terus menerus menginforasikan banyak orang dan bermanfaat bagi manusia selanjutnya.
Tulislah, walaupun hanya satu ayat. “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat” begitu sabda Nabi berbunyi . Satu ayat, satu kalimat yang punya makna… akan terus dingat manusia. Jangan ragu untuk memulai menulis, mulai dari satu kata : Bismillah! …. teruslah menulis, kita harus meninggalkan sesuatu untuk generasi di masa kini dan generasi di masa depan. Jangan ragu … tulislah, walapun hanya satu kalimat. Tulislah walaupun hanya satu ayat!
Harta bisa hilang lanyap tanpa bekas, tapi ilmu yang ditinggalkan dan diwariskan, tak akan hilang. itulah uniknya ilmu, semakin dibagikan pada orang lain, semakin bertambah. Lain dengan harta, semakin dibagikan, semakin habis, kecuali harta yang di keluarkan di jalan Allah, seperti infak, sedekah, zakat dan lain-lain, itupun jika memberikannya dengan ikhlas, bila tidak ikhlas … yang tidak dapat apa-apa dari Allah.
Wahai sahabat dan teman semuanya, usia kita semakin mendekati kematian….umur kita semakin mendekati ajal, jangan biarkan berlalu tanpa ada ilmu yang kita wariskan bagi generasi yang akan datang. Tulislah wahai sahabat, walaupun hanya satu ayat, walaupun hanya satu kalimat, sekarang, saat ini, detik ini juga, ambil laptop anda, ambil computer anda, atau ambil galaxy atau ipad anda, tulis di sana, AKU TULIS SEKARANG ATAU NYAWAKU TERBANG!
Jangan ditunda-tunda, siapa tahu besok hari kita sudah tiada. Tulislah … tinggalkanlah ilmu yang bermanfaat.
Selagi umur masih ada
Selagi napas masih bisa berhembus
Selagi tangan masih bisa digerakkan
Selagi pikiran masih bisa bekerja.
Tulislah ilmu yang kita miliki, sekecil apapun yang kita ketahui, untuk kebaikan bersama.
Selagi mata masih bisa melihat
Selagi telinga masih mendengar
Selagi hayat masih di kandung badan
Selagi jari jemari masih bisa menyentuh keyboard computer.
Serana untuk berbagi di era digital ini begitu banyak tersedia, sehingga begitu banyak kemudahan yang dimiliki untuk berbagi cerita yang bermanfaat, ilmu yang berguna, informasi yang penuh insfirasi, tausyiah yang aktual ataupun menyebarkan fiqih konteporer.
Selagi bonus umur masih tetap diberikan Allah.
Ilmu yang yang dimilik dan hanya untuk diri sendiri terasa manfaatnya untuk orang perorang, tapi ketika ilmu itu dibagikan dan disebarkan, manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri saja, tapi juga buat orang lain, sekecil apapun ilmu yang dibagikan, sekecil apapun informasi yang diberikan atau sepotong pengetahuan yang disampaikan.
Bagikan pada orang lain, bagikan pada ummat, bagikan pada siapapun yang bisa membaca, bagikan pada siapapun, baik yang dikenal maupun tak dikenal, perkara yang dibagikan masih belum maksimal, bukan masalah. Bukan mengajari, tapi berbagi. Bukan menceramahi tapi sharing. Bukan sok tahu segala yang ada, tapi menyampaikan apa yang dimiliki, sekecil apapun hal tersebut.
Tak perlu ditunggu harus sempurna, karena hal tersebut mustahil, karena bagaimana selama itu manusia, tak ada yag sempurna, dalam hal apapun, baik dalam tulisan maupun dalam sikap dan perbuatan. Jika menunggu semuanya sempurna, tak ada satupun buku yang dihasilkan. Tak ada satu karya apapun yang namanya buatan manusia itu sempurna, seperti kata pepatah”Tak ada gading yang tak retak” Kesempurnaan manusia justru berada pada kekurangannya, agar terus menerus memperbaiki diri.
Jika menunggu semuanya ada dan tersedia, tak ada satupun keberhasilan yang diraih. Maka tulislah semampunya, tulislah sebisanya, tulislah dengan kemampuan yang ada, tak perlu menunggu mempunya berbagai macam gelar akademis.
Mari tunjukan pada dunia, ini karyaku, mana karyamu. Ini tulisanku, mana tulisanmu? Ini ide-ideku, man ide-idemu? Kalau hanya mengkopas dan mengutip tulisan-tulisan orang lain dan menyusunnya menjadi tulisan sendiri atau membuat buku, itu mudah! Tapi mana karyamu sendiri, mana hasil tulisanmu sendiri? Ayo jangan hanya mengutip pendapat tokoh-tokoh di masa lalu, walau itu tidak salah, tapi mana karya kita? Mana hasil karya di masa kini untuk masa depanAyo tulis, tunggu apa lagi?
Moskow, 9 Mei 2013*)
*) Bertepatan dengan Hari Kemenangan di Rusia ke 68 ( 9 Mei 1945-9 Mei 2013). Di Rusia pada Hari Kemenangan dijadikan hari libur nasional, sama dengan hari libur nasional saat Hari Kemerdekaan kita.