Abil : Assalamu’alaikum Nona Manis . . .
Zainab : Wa’alaikum salam Tuan Rupawan . . .
Abil : Bagaimana kabar Nona hari ini??? Oh ya sebelum Nona menjawab, dari jauh aku pandang2 Nona cantik sangat hari ini . . .
Zainab : Hmmm… ya kabarku baik2 saja sebagaimana Tuan lihat . . . tadi Tuan bilang hari ini aku cantik, jadi sebelumnya aku jelek ya
Abil : Hmm ayolah Nona Manis kau jangan manyun, tadi kan aku hanya bercanda . . . Hmm sebagai permohonan maafku, aku bawakan Nona sesuatu yang sangat Nona sukai . . .
Zainab : Oh ya??? Memang apa yang Tuan bawa???
Abil : Nona tutup mata dulu, nanti setelah barang ini di depan Nona, baru boleh buka mata, setuju???
Zainab : Hmmmmm . . . Iya baiklah aku akan tutup mata . . .
Abil : (ditaruh di tangan Zainab barang itu, dan kemudian Abil suruh Zainab cium barang itu dan menebaknya) Nah sekarang coba cium barang ini, dan tebaklah, Nona pasti tahu . . .
Zainab : (diciumnyalah barang itu dan langsung Zainab bisa menebaknya) Hmmmmm harumnya bunga ini, ini pasti bunga mawar putih, benar kan??? Aku buka mata ya Tuan sekarang???
Abil : Iya Nona buktikan sendiri donk!!!
Zainab : Itu kan benar setangkai bunga mawar putih, aku tak salah kan Tuan???
Abil : Nona masih salah sedikit . . .
Zainab : Apa Tuan, aku masih salah???
Abil : Iya kan tadi Nona bilang bunga mawar putih pada waktu tutup mata, nah setelah buka mata Nona bilang setangkai bunga mawar putih . . .
Zainab : Astaghfirullah Tuan Abil handsome, ternyata kau tak berubah ya, selalu saja menggodaku . . .
Abil : Jadi aku tak boleh menggoda dan bercanda dengan istriku sendiri??? Baiklah besok2 aku akan godain istri tetangga . . .
Zainab : Hmmmmm . . . Awas ya kalau kau berani??? Eits tapi tak apa2 lah karena aku sedang sekarat dan sebentar lagi . . . (belum selesai Zainab bicara, Abil langsung memotongnya)
Abil : Sebentar lagi kau akan sembuh sayang . . .
Zainab : Iya itu kan katamu selama dua tahun pernikahan kita . .
Abil sayang dengarkan aku, apa kau tak bosan dan ingin menikah lagi dengan wanita yang sehat, yang bisa mendampingimu dalam waktu lama??? Tinggalkan saja aku, wanita yang sedang sekarat ini dan tak bisa mendampingimu dalam waktu lama . . .
Abil : Iya aku memang bosan . . . Aku bosan setiap hari kau selalu berkata itu itu saja . . . Zainab sayangku, cintaku, istriku, aku hanya mencintai satu orang wanita dan hanya ingin punya satu istri saja di dunia ini . . . Zainab hai lihatlah aku dan pandanglah mataku . . .
Zainab : Kau mau hipnotis aku ya???
Abil : Sayang, aku serius, aku tak sedang bercanda . . . Apa kau lihat bahwa mata ini tak pernah melirik ke gadis manapun kecuali dirimu seorang . . . Jika aku ingin menikah lagi dan menginginkan wanita yang tidak penyakitan untuk jadi istriku, maka aku tak kan pernah menikahi dirimu, bahkan kau juga tahu kan jika aku sudah tahu bahwa dirimu menderita penyakit kanker tulang belakang??? Tapi aku tak perdulikan itu dan tetap menikahimu . . . Karena apa??? Karena aku sangat mencintaimu, aku cinta padamu apa adanya bukan karena ada apanya Nab . . .
Aku tak perduli dengan kata orang, bahwa aku akan menderita dan menjadi perawat bagi istriku yang penyakitan, jauh sekali dari kebahagiaan dan rizky, tapi apa nyatanya . . . Aku sangat bahagia karena bisa selalu bersama setiap hari setiap detik dengan orang yang sangat aku cintai, selain itu aku juga naik pangkat dan usahaku pun berkembang pesat, jadi menikah denganmu itu merupakan anugerah terindah dalam hidupku . . . Cinta pertamaku . . . Sejak pertama aku melihatmu sampai sekarang, aku tak bisa dan tak sanggup bila tak memikirkanmu, jadi bagaimana bisa dan aku tak kan pernah sanggup bila harus berpisah denganmu . . . Karena kaulah nafas dalam kehidupanku sayang . . .
Zainab : (berlinang dan bercucuranlah air mata Zainab mendengar penjelasan Abil) Iya aku tahu dan aku percaya, aku juga sangat mencintaimu Abil, apa kau mau memelukku??? (kemudian mereka berpelukan dan sama2 menangis)
Abil : Hmmm baiklah sekarang kita tak boleh sedih, kita harus bahagia . . . So dance with me Princes Zainab???
Zainab : Its ok My Prince Abil . . . Tapi apa kau sudah pelupa ya Abil??? Jangankan berdansa, berjalan saja aku tak bisa . . . (sambil meneteskan air mata)
Abil : Aduh sayang makanya jika aku bicara, jangan kau potong dulu, maksudku itu, kau tetap di tempat tidur, dan kau cukup gerakkanlah tanganmu, sedangkan aku akan gerakkan tangan dan kakiku . . . Nah sekarang kita coba pemanasan ya . . . Kau cobalah sekarang ikuti gerakan tanganku . . . (Zainab pun mengikuti gerakan tangan Abil, hmmm mereka kompak sangat) Nah gitu sayang, sekarang aku putar dulu musiknya ya . . . (musikpun segera diputar dan berdansalah mereka berdua, lha orang2 tetangga kamar mereka malah pada datang dan melihat mereka berdansa, ups mereka semua terhanyut juga dalam musik dan kebahagiaan sepasang suami istri tadi, jadi mereka semua ikut berdansa dengan pasangan masing2, ternyata Abil dan Zainab baru sadar setelah satu jam mereka berdansa, wajah mereka pun memerah karena malu tapi juga bahagia karena bisa berbagi kebahagiaan dengan banyak orang di rumah sakit itu)
Abil : Nona manis apa kau senang ???
Zainab : Iya aku senang sangat, bisa lebih segar dari sebelumnya . . . (Zainab langsung mengulas senyum yang manis dan kelihatan lesung pipitnya yang indah sebelah kanan)
Abil : Alhamdullilah kalau gitu, nah sekarang apa kau mau ikut aku ke taman belakang rumah sakit ini??? Di sana banyak sekali mawar putih . . . Kita biarkan saja mereka menari disini . . . Dan kita pacaran di tempat lain . . .
Zainab : Pacaran suami istri model 2011??? Ayolah kalau gitu, siapa takut apalagi ada mawar putih, hehehehehe . . .
Abil : Nah sekarang naiklah ke punggungku, dan kau tak boleh menolak!!!
Zainab : Tapi Abil, lebih baik kau dorong aku pakai kursi roda, daripada kau gendong aku, malu kan dilihat banyak orang . . .
Abil : Ayolah Zainab sayang sekali ini saja kau tak protes dan menyenangkan hatiku!!! Please ya sayang . . . Zainab cantik dech . . . hehehehehe
Zainab : Hmmm kalau ada maunya baru muji . . .
Abil : Hai beneran kok, kamu kan emang cantik . . .
Zainab : Iya ya baiklah, aku menurut saja supaya kau senang, selama ini kan kau selalu menyenangkanku . . .
Abil : Nah gitu donk sayang . . . Ayo naiklah!!! (Segeralah mereka berdua pergi ke taman bunga di belakang rumah sakit itu)
Abil : Alhamdulillah sudah sampai, kita duduk di bawah pohon itu ya, supaya kamu tidak kepanasan . . . Hmmm ternyata kamu masih saja seperti 2 tahun lalu ya masih berat kapuk, hehehe
Zainab : Ye kau meledek atau ngahina nich . . .
Abil : Lho beneran kok sayang . . . Berat badanmu masih sama saat pertama kali kita menikah . . . Masih ringan karena kamu kan makannya kalau pas ingat saja, kalau tak ingat ya tak makan, hehehe
Zainab : Iya seharusnya kamu bersyukur, kamu senang kan selama 2 tahun pernikahan kita kamu tak pernah merasa lelah dan berat menggendongku . . . Benar kan sayang???
Abil : Iya sayang, tapi meski kamu gemuk juga aku tak kan pernah merasa lelah sedikitpun menggendongmu . . .
Zainab : Iya suamiku tercinta, Zainab percaya kok, hehehe Subhanallah indah sangat tempat ini banyak bunga mawar putih . . .
Abil : Oh ya Nona manis tunggu disini sebentar dan jangan kemana – mana, aku akan segera kembali . . .
Zainab : Iya kau tenang saja, aku tak kan kemana – mana, kan tak bisa jalan . . . (Setelah 15menit kembalilah Abil membawa sesuatu untuk Zainab)
Abil : Assalamu’alaikum Nona manis . . . (sambil menutup mata Zainab dari belakang)
Zainab : Wa’alaikum salam Tuan Rupawan, ah kau ini mengagetkan saja, kenapa harus ada acara menutup mataku dari belakang???
Abil : Nah sekarang buka matamu!!!
Zainab : Subhanallah mahkota terbuat dari mawar putih??? Benarkah ini untukku My Prince???
Abil : Benar sangat mahkota ini kupersembahkan secara special untuk My Princes Zainab, My Lovely Wife . . . hehehe Maka dari itulah ijinkan hamba memakaikan mahkota mawar putih ini di kepala Tuan Putri . . .
Zainab : Iya silahkan Pangeranku . . . hehehe
Abil : Subhanallah kau tambah cantik saja Tuan Putri . . . (dalam hati ia berkata “itu bisa menutupi dan menyegarkan wajahmu yang pucat”)
Zainab : Trimakasih ya Pangeranku . . . (dia langsung memeluk Abil dengan linangan air mata)
Abil : Iya sayang itu kan sudah jadi kewajibanku sebagai seorang suami kepada istrinya . . . Jadi kau tak perlu berterima kasih . . . (Mereka berdua pun bercerita bermacam – macam bahkan sampai menyanyi sampai – sampai Abil pinjam gitar untuk mengiringi istri tercintanya menyanyi) Hmmm bahagianya ya mereka . . .
Enam Bulan Kemudian . . . . . . . . . .
Pagi – pagi sekali Abil sudah menemui dokter yang biasanya memeriksa Zainab, nah apa yang mereka bicarakan ya???
Abil : Dokter kenapa sekarang saya melihat istri saya semakin parah selama enam bulan terakhir ini??? Dia tak bisa lagi bicara dan sulit sekali menggerakkan seluruh anggota badannya??? Harus selalu terbaring di tempat tidur??? Tak bisa menulis lagi, jadi jika dia ingin bicara, dia harus menunjuk satu persatu huruf dalam alphabet??? Astaghfirullah sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan istri saya Dok???
Dokter : Pak Abil saya berharap Anda bisa bersabar, dan Anda harus siapkan mental untuk menerima kejadian paling terburuk yang akan dialami istri Anda . . .
Abil : Apa maksud dokter dengan kejadian paling terburuk???
Dokter : Maaf sebelumnya Pak, kami dari segenap tim dokter di rumah sakit ini telah mempresentasikan bahwa kondisi Ibu Zainab hanyalah tinggal 30% lagi . .
Abil : Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un . . . Benarkah itu dokter??? Tapi saya tak percaya itu karena kalian semua itu bukan Allah yang bisa menentukan umur manusia
Dokter : Itu memang benar Pak, tapi itulah menurut hitungan medis, tetapi kami berharap akan ada keajaiban yang terjadi untuk istri Anda, karena terus terang saja Pak, selama ini tak pernah ada yang selamat dari kanker tulang belakang bila fasenya sudah mencapai seperti yang Ibu Zainab alami . .
Abil : (bagai tersambar petir dirinya mendengarkan penjelasan dokter, air matanya pun langsung berderai, hampir saja dia pingsan, tapi masih kuat untuk bicara) Trimakasih atas penjelasannya dok, tapi saya ada satu permintaan, saya mohon agar istri saya tidak tahu tentang kondisi dia yang sebenarnya .
Dokter : Bapak tenang saja, kami tak akan beritahu apapun kepada Bu Zainab, hmmm beliau beruntung sekali punya suami seperti Anda Pak . . . Yang sabar dan banyak berdo’a semoga ada keajaiban ya Pak . . . Baiklah sekiranya sudah cukup apa yang saya sampaikan, saya harus memeriksa pasien lainnya . . .
Abil : Oh iya trimakasih ya dok . . . (diapun mampir sebentar ke taman bunga belakang rumah sakit, diapun terperanjat ketika melihat semua bunga mawar putih disana layu, tiada satupun yang mekar, mungkin ini menandakan bahwa mereka merasakan juga derita yang dialami Zainab) Inna lillahi wa inna illaihi raaji’un, kenapa semuanya layu, pertanda apa ini, Ya Allah semoga ini bukan pertanda buruk untuk istri hamba . . . (sambil berlinang air matanya) Abil pun tak kuasa lagi melihat bunga – bunga yang layu itu, hatinya tambah hancur, air matanya pun semakin berderai . . .
Kemudian dia ke masjid ambil air wudlu dan sholat dzuhur karena kebetulan sudah memasuki waktu dzuhur, tak lupa ia pun bermunajat kepada Allah untuk kesembuhan istrinya, beginilah munajatnya : Ya Allah hamba tahu Engkaulah Penentu Umur Manusia dan Maha Mengetahui ajal seseorang . . .
Hamba yang tak berdaya ini memohon kepadamu untuk memberikan kesempatan bagi istri hamba untuk hidup sedikit lebih lama di dunia ini . . .
Jika Engkau berkenan, hamba rela menyerahkan sisa umur hamba kepada istri hamba . . .
Setidaknya istri hamba tidak mendahului hamba untuk Kau panggil Ya Allah . . .
Tapi jika memang istri hamba lebih dulu Engkau panggil, ringankanlah kepergiannya dan ampunilah dosa – dosanya Ya Allah karena selama ini dia sudah berjuang keras melawan penyakitnya . . . Hamba serahkan semuanya kepadaMu Ya Rabb, karena hamba yakin dan percaya Engkau Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaMU . . .
Amin Ya Robbal alamin . . . (selama berdo’a air matanya tak henti – hentinya berderai, tapi kemudian dia menenangkan hatinya dan mencuci muka agar nanti istrinya tidak tahu jika dia selesai menangis) Sampailah Abil di kamar istrinya dirawat . Ternyata istrinya tertidur . . .
Dua hari kemudian . . . . . . . . .
Pagi itu awal bulan Juni 2011 langit begitu mendung menyelimuti sebuah rumah sakit dan semua bunga mawar putih yang ada di taman belakang rumah sakit itu tiba – tiba semuanya mati . . .
Abil : Inna lillahi wa inna illaihi raaji’un pertanda apa ini Ya Allah pertanda apa ini, jangan – jangan . . . Astaghfirullah Zainab, Zainab istriku . . . (diapun berlari kencang ke kamar istrinya sambil memanggil – manggil Zainab seperti orang gila)
Abil : Assalamu’alaikum sayang . . .
Zainab : (Wa’alaikumsalam dijawab di dalam hati karena Zainab tak bisa berbicara dan sulit menggerakkan tangannya untuk menulis, maka diapun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, Abil pun mengerti isyarat dari istrinya)
Abil : Kau baik – baik saja kan sayang??? Tapi kenapa kau pucat sekali Zainab???
Zainab : (diapun menjawab dengan menggunakan papan alphabet dan menunjuk satu persatu huruf, Abil pun mengambil catatan untuk merangkai kata2 istrinya dan apabila dirangkai beginilah isinya) Aku cinta sangat padamu . . . Sekarang kau ambillah diaryku di laci itu, bacalah 2 lembar halaman terakhir diary itu, aku sudah tulis semuanya untukmu sewaktu aku masih bisa menulis . . .
Beginilah isinya : Selama dua setengah tahun kita menikah, kau selalu menghiburku, menyenangkan hatiku, membuatku selalu tersenyum setiap hari . . . Kau selalu membimbingku dan menjadi imam yang baik untukku . . . Kau tak pernah mengeluh ataupun marah sedikitpun merawatku dan menemaniku yang sekarat ini . . . Kau juga pernah berkata bahwa kau rela memberikan hidupmu untukku, dan kau telah buktikan, kau tinggalkan keluargamu demi menikah denganku . . . Kau benar – benar suami idaman bagi setiap wanita, aku benar – benar beruntung dan bahagia sangat bisa menjadi istrimu, itu merupakan anugerah terindah dalam hidupku . . . Kau selalu menyemangatiku, tak sedetikpun kau membiarkan aku patah semangat dalam menghadapi penyakitku ini . . . Kau benar – benar motivator terbesar dalam hidupku . . . Tapi aku hanyalah wanita penyakitan, istri yang tak berguna dan selalu menyusahkanmu . . . Bahkan selama 2 tahun lebih kita menikah, aku belum pernah memberimu dan membuatmu bahagia, bahkan selama ini kita tak pernah melakukan hubungan suami istri . . . Kau begitu sangat sabar dan kasih, sangat sayang dan cinta kepadaku . . . Aku benar – benar tak sanggup bila harus berpisah denganmu . . . Tapi waktunya telah tiba Abil, waktunya aku pergi . . . Maafkan aku Abil sayang, maafkan aku . . . I love you so much my lovely husband . . . (selesai membaca tulisan Zainab, Abil pun menangis dengan sejadi – jadinya) diapun langsung bilang I love you too my lovely wife . . .
Abil : Apapun yang kau tulis, itu tak kan merubah apapun sayang, hanya satu hal yang harus kau tahu bahwa sampai kapanpun aku tak kan pernah menikah dengan wanita manapun kecuali denganmu Zainab karena cinta pertama dan cinta terakhirku hanya kau seorang, hanya kau seorang Zainab tak ada yang lainnya . . . Mereka berdua pun berpelukan, dan dalam pelukan Abil, Zainab memejamkan matanya dan dalam hati dia berkata “kunantikan kau di pintu surga, sampai bertemu lagi Abil sayang, aku senang bisa pergi dalam pelukanmu”, kemudian dia menghembuskan nafas terakhir . . .
Abil : Zainab, sayang apa kau sedang tidur??? Tapi kenapa kau dingin sekali??? Jangan2 . . . Zainab, Zainab, sayang bangunlah sayang, bukalah matamu, aku mohon bukalah matamu . . . Dokter, dokter, dokter . . . (dokter pun segera datang dan memeriksa kondisi Zainab, ternyata benar Zainab telah berpulang ke Rahmatullah)
Dokter : Maaf Pak, kami sudah berusaha, tapi kami hanya manusia biasa, istri Anda sudah pergi . . .
Abil : Apa dokter??? Itu tak mungkin . . . Zainab bangun sayang, bangun, sayang jangan tinggalkan aku . . . Inna lillahi wa inna illaihi raaji’un . . . (diapun berurai air mata) Iya ini mungkin yang terbaik untuknya, agar Zainab tak lagi merasakan sakit lagi, selamat jalan istriku sayang, sekarang kau sudah bebas dan tak kan menderita lagi, nantikanlah aku di pintu surga . . .
Dua tahun kemudian . . . . . . .
”Hai Abil apa kau tak mau menikah lagi dan ingin punya keturunan???” kata Ibu Abil ”Bagiku hidup hanya satu kali, mati hanya satu kali, jadi menikahpun juga hanya sekali Bu . . . jadi cukuplah satu wanita yang bernama Zainab untuk menjadi istriku dan menjadi ibu bagi anak – anakku” ”Tapi Nak, kau kan tak punya keturunan???” ”Siapa bilang saya tak punya keturunan Ibu??? Bukankah anak – anak di panti asuhan Sayang Bunda, adalah keturunanku dengan Zainab, mereka adalah anak – anak yang kami bimbing selama Zainab masih hidup hingga sekarang . . .
Dialah semangat hidupku Ibu, katanya tidak setiap jalan ada kebahagiaan, dan hidup tak selamanya selalu mudah dan bahagia, jika kita tak meninggalkan kehidupan, kenapa harus meninggalkan cinta . . .
Kau tahu Ibu, setiap kututup mataku dan kubayangkan dia, lalu kubuka mataku lagi, diapun muncul di hadapanku . . .“ ”Hmmm ternyata kau benar – benar setia dan sangat mencintai Zainab, baiklah terserah apa yang akan kau lakukan asalkan kau bahagia . . . “
Semoga berkenan membacanya . .