Ada orang tua yang menyuruh anaknya sholat ketika terdengar adzan berkumandang, hayya’alashsholaaaaah… tetapi orang tua tersebut malah asyik dengan aktivitasnya entah itu membaca koran, nonton telivisi, atau malah istirahat tidur-tiduran. Anak yang disuruh orang tuanya sholat tersebut berangkat juga ke Masjid, tetapi di Masjid ia malah bercanda dengan teman-teman sebayanya ketika seluruh jama’ah sedang melaksanakan sholat. Anak itu mengganggu kekhusuan seluruh jama’ah yang sedang sholat itu.
Kenapa anak itu malah bercanda ketika sholat? Di antara Jawabannya adalah karena tidak ada orang tuanya yang seharusnya mencontohkan. Anak pastinya lebih ngefek kepada orang tuanya dari pada orang lain. Ketika orang tua menyuruh sholat anaknya dan ia pun mencontohkan juga dengan berangkat ke Masjid bareng untuk sholat berjama’ah, dan mencoba menasihati anaknya untuk sholat mengikuti Imam dan jangan bercanda, pastilah seorang anak akan mendengarkan nasihat orang tuanya. Nasihat itu langsung dipraktekkannya sebagai contoh untuk anaknya.
Karena memang kekuatan tauladan lebih dahsyat dari sekedar kata-kata. Rasulullah SAW berhasil merubah dunia yang gelap gulita dan amat pekat kejahiliyahanya menjadi cerah secerah cahaya mentari menyinari bumi adalah dengan kekuatan tauladan. Oleh karenanya Allah SWT mengabadikan ketauladanan Rasulullah SAW itu di dalam Al Qur’an.
”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Qs. Al-Qalam:4)
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33] : 21)
Ada juga mereka yang bergelar Ustadz, tetapi mereka tidak bisa merubah keadaan masyarakat yang jauh dari nilai-nilai Islam. Mungkin karena memang tidak ada contoh dari Ustadz tersebut yang patut diikuti oleh masyarakat sekitarnya. Karena Ustadz tersebut ternyata memiliki Istri dan anak perempuannya yang tidak memakai Jilbab, anak lelakinya jarang sekali ke Masjid untuk sholat berjamaah.
Jelaslah orang yang seperti itu tidak akan bisa menjadi tauladan di masyarakat walaupun bergelar Ustadz, karena orang yang bisa menjadi tauladan di masyarakat adalah orang yang bukan cuma NATO, Not Action Talk Only. Bukan yang cuma bisa berkata-kata saja, tetapi tidak melakukan apa yang ia katakan, cape’ deh… Bukan cuma masyarakat yang ’ngedumelin’ orang seperti itu tetapi Allah SWT juga benci terhadap orang itu, ketahuilah firman-Nya di dalam Al Qur’an: ”Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff [37] : 2-3)
Wallahu a’lam bishshawab
[email protected]
http://addyabasalma.blogspot.com