Banyak orang Indonesia, tidak semua, ketika sudah di luar negeri, terutama di Eropa dan Amerika, cenderung melalaikan ajaran-ajaran agama dan enggan mempelajari agama, agama seperti urutan ke 17! Dan ternyata bukan hanya yang berada di luar negeri, di dalam negeripun, banyak orang seakan alergi kalau sudah bicara agama, seakan agama sesuatu yang menakutkan, hingga kolom agama di KTP( Kartu Tanda Penduduk) pun ada yang punya rencana untuk dihilangkan, ada apa ini?
Orang yang belum beragama bukannya diarahkan agar beragama yang benar, paling tidak yang ada kitab suci dan rosul utusanNya, ini malahan kolom agamanya yang mau dihilangkan, anehkan? Bagi aliran kepercayaan bukannya diarahkan atau dibina agar menganut salah satu agama resmi yang diakui Negara, kok kolom agamanya yang mau dihilangkan, ada apa ini?
Itu mungkin jangka pendek, sasaran jangka panjangnya, Depertemen Agama juga dihilangkan, dengan dalih, pada banyak negera lainpun tak ada Depertemen Agama, tak ada menteri yang mengurus agama, kemudian nanti tak ada pelajaran agama! Berikutnya lagi, Islam di hilangkan di bumi Indonesia, sama dengan lenyapnya Islam di Spanyol, Masjid ada, tapi sudah jadi Musium! Waduh… semakin serem aja nih!
KTP katanya seperti paspor, yang tidak ada kolom agamanya. Logikanya dibalik-balik, kepercayaan yang belum tercantum di dalam KTP, bukannya diarahkan atau dibina, diajak, agar menganut ke dalam salah satu agama yang diakui Negara, yang diributkan malahan kolom agamanya yang mau dihilangkan, sepertinya tak ada kerjaan lain. Kolom agamanya dikosongkan saja, jawaban yang praktis, namun lupa, bila orang meninggal dikuburkan sesuai dengan agama yang dianutnya.
Disangkanya kalau kolom agama dihilangkan atau dikosongkan, beres. Belum! Bagaimana kalau orang tersebut meninggal, misalnya tabrakan atau entah kena musibah lainnya, tiba-tiba di KTPnya kosong, tak ada agamanya, lalu mau dikuburkan di mana? “Ah itu gampang, kuburin di mana saja”. Jangan-jangan dikuburkannya di agama yang sedang “in-in”nya membuat orang murtad!
Wah ini bahaya, jangan-jangan nanti dengan banyak yang dikuburkan di pemakamannya, lantas mengklaim, “inilah umat kami!” Persis dengan banyak tempat ibadah yang didirikan bukan pada lingkungan agama yang sama, ada-ada saja!
Atau memang ini rekayasa yang terselubung atau seperti yang sering digembar-gemborkan, bahwa “ semua agama itu sama saja”. Loh kalau semua agama sama, kenapa cara ibadahnya beda? Kenapa kitab suci beda? Ada-ada saja! Kalau semuanya sama, ayo berani tidak menyatakan” ikut Islam saja semua, toh semua agama sama!”.
Kembali ke kolom agama, kolom agama di KTP itu tetap penting, kolom agama itu tetap penting bagi Indonesia, yang mengaku Berketuhanan Yang Maha Esa. Dan kolom agama pada KTP bukan pajangan, dibiarkan kosong.
KTP yang ada kolom agamanya mestinya diisi, persis seperti mengisi formulir untuk melamar pekerjaan, misalnya, atau mengisi formulir calon PNS. Mengisi formulir melamar kerja saja mesti diisi semuanya, masa kolom agama yang begitu penting dibiarkan kosong, ada apa ini?
Kembali ke agama, maka untukmu keadaan tersebut harus di balik, di dalam atau di luar negeri kesempatan untuk mempelajari agama lebih banyak waktu dengan cara terus menerus membaca. membaca dan membaca buku-buku agama yang tersedia. Insya Allah, Dia akan memberikan petunjuk-petunjuk-Nya yang lebih banyak bagimu melalui bacaan tersebut.
Di antara ratusan, ribuan bahkan jutaan warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri atau yang dikenal dengan sebutan Diaspora Indonesia, masa semua mengejar dunia? Hendaklah ada diantaranya mempelajari khusus tentang agama Islam. Seperti dalam ayat Al Qur’an ; hendaklah ada diantaramu mempelajari ilmu agama, jangan semua menuju ke medan perang.
Jika Islam menjadi agama pilihanmu. Pelajarilah secara lebih mendalam, mumpung banyak waktu dan kesempatan. Mengejar dunia tak habis-habisnya, katakanlah: ” Kajian utamaku adalah Islam”. Di dunia internet, ilmu pengetahuan begitu luas, seluas pikiran manusia, tak habis-habisnya untuk digali-digali dan digali.
Maka jika tak ada yang menasehatimu atau tak ada yang mengjarimu tentang agama Islam atau jika orang lain tidak mau menasehatimu tentang suatu amalan ibadah yang baik dan benar, maka nasehati dirimu sendiri dengan banyak membaca, baik melalui buku-buku maupun melalui internet dan sarana lainnya. Jika orang lain tidak mau memberikan ilmu/ketrampilan yang dimilikinya, maka berusahalah agar ilmu/ketrampilan tersebut dapat kamu miliki.
Berjuanglah untuk keberhasilanmu, walau tanpa dukungan orang lain, karena merekapun sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ingat nasehat Muhammad Iqbal:” Setetes embun yang dikumpulkan tangan sendiri terasa manis!”
Sebelum ajal menjelang, berarti kamu masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk meningkatkan derajat, harkat, martabat, ilmu pengetahuan, hartamu dan lain sebaginya. Jangan putus asa, jangan mundur, jangan takut, jangan lengah, jangan sia-siakan waktu, jangan menyerah dan seterusnya.
Untuk sebuah keberhasilan memang dibutuhkan pengorbanan. Baik pengorbanan waktu, tenaga, biaya, pikiran dan sebagainya. Tak ada kesuksesan yang diraih dengan “ ongkang-ongkang kaki”, sambil berkipas-kipas atau berleha-leha tanpa kerja keras atau usaha.
Bangkitkan semangat hidup dengan nasehat, kata-kata yang bijaksana baik yang datang dari orang lain maupun dari dirimu sendiri. Gunakan kata-kata kunci yang menggugah hati nuranimu sendiri, kamu juga punya akal, punya pikiran, punya kata-kata, pergunakan semuanya itu untuk memperbaiki hidupmu, agamamu, keimananmu dan lain sebagainya.
Dan seandainya pun kau tenggelam dalam lumpur kegelapan, jangan menyerah, jangan putus asa, karena putus asa sangat dibenci olehNya.Yakinlah: “Mutiara tetap mutiara, walaupun didapatnya di dalam lumpur”.
Lalu bagaimana dengan kolom agama? Iya diisi dong, isi satu kata: Islam. Dan engkau akan selamat di dunia dan akherat, ya tentu saja setelah diisi kolom agama tersebut dengan Islam, lalu mengamalkan ajaran Islam, dengan tetap berpegang kepada Al Qur’an dan Hadist, beres!
Moskow, 5 Safar 1436 H/27 November 2014