Tidak biasa-biasanya bisa berbuka puasa di rumah, karena berhubung hari minggu jadi bisa buka puasa bersama di rumah.
Seperti kebanyakan keluarga-keluarga yang lain, menunggu detik-detik berbuka stay tune on TV menunggu waktu adzan dan ketika suara adzan keluar dari speaker TV, siap-siap meneguk air untuk membatalkan puasa karena memang diperintahkan untuk menyegerakan berbuka bila memang waktunya sudah tiba.
Hadits ini no. 658 dari kitab Bulughul Maram, Ibnu Hajar al Asqalani menerangkan hal itu. Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallohu ‘anhu, bahwa Rasululloh SAW bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih Bukhari & Muslim).
Pada setiap waktu berbuka puasa, kita sering mendengar kata “Ta’jil” dan seolah arti dari kata itu adalah makanan, ungkapan yang beredar seperti ini : “mana Ta’jilnya / Ta’jilnya mana”, padahal arti sebenarnya dari kata “Ta’jil” itu adalah “menyegerakan”.
Saya tidak terlalu mengusai bahasa Arab, tapi suatu waktu dulu sudah lama kalau tidak salah ketika sedang mendengar bacaan Al Qur’an, dalam salah satu ayat: “yu a’jilu” yang terjemahan artinya adalah “menyegerakan”.
Coba buka (Qur’an Surah Yunus [10] : 11). Pada permulaan ayat, yaitu: (walaw yu’ajjilu Allohu). Artinya : “Dan kalau sekiranya Alloh menyegerakan…”
Lalu saya kepikir secara awam, itu ada kemiripan dengan kata ta’jil, ternyata benar dan saya mencari tau, urutan asal katanya sbb: ajjala– yu’ajjilu–ta’jilan yang artinya : “menyegerakan”.
Sebenarnya melalui tulisan ini bukan ingin membahas tentang hal tsb tapi ada hal lain dari itu. Kita kembali pada cerita sebelumnya di awal, yaitu detik-detik berbuka berbuka puasa.
Jadi seusai adzan berkumandang di TV, setelah itu ada video klip musik yang penyanyinya salah seorang bintang sinetron yang sedang digandrungi anak-anak remaja sekarang.
Lagu yang dinyanyikan artis sinetron itu adalah Do’a berbuka puasa dan lantas saja saya merasa keheranan, masa’ orang Islam berdo’a sambil nyanyi, koq bisa…?! bukankah beribadah sembari nyanyi itu ciri dari Agama lain diluar Islam !
Dari shahabat Nu’man bin Basyir radhiyallohu’anhu bahwa Rasululloh SAW bersabda, “Do’a adalah ibadah”, kemudian setelah itu beliau membaca ayat (QS. Al Mu’min [40]:60): “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrad no.714).
Trus ada lagi, masih urusan TV. Sudah tidak asing lagi bahwa setiap tahun dalam acara sahur dimeriahkan dengan hiburan, isinya canda-candan dan itu tujuan utamanya semata urusan bisnis.
Mari kita simak ayat dalam (QS. Ali Imran [3] : 17) “Orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.”
Kita perhatikan redaksi diakhir ayat tsb dimana Alloh memberitahukan bahwa di waktu sahur adalah waktu yang bagus untuk memohon ampun (istighfar), luangkan waktu untuk memperbanyak istighfar.
Tidak aneh memang bila waktu sahur itu adalah waktu yg baik karena dalam hadits yang sudah populer, Nabi SAW bersabda. Berikut potongan awal haditsnya yang diriwayatkan Imam Muslim: “Alloh SWT turun ke langit dunia ketika sepertiga malam…”
Lalu apa masalahnya dengan acara sahur tadi ? masalahnya adalah di waktu yang bagus untuk bermunajat itu, koq diisi acara hiburan, apakah ketawa ketiwi lebih baik dari istighfar ?!
Hendaknya kita menjauhi acara-acara seperti itu, lebih baik kita sisihkan waktu sahur dengan hal yang lebih manfaat, yaitu sambil menunggu waktu Subuh datang, kita banyak beristighfar. Bukankah kita ingin dosa-dosa kita berkurang atau bahkan dihapuskan oleh Alloh SWT ?!
Masih ada waktu beberapa hari lagi, mari kita manfaatkan sisa waktu Ramadhan ini.
Aqulu qouli hadza, astaghfirullahu li wa lakum – Hadanalloh wa iyyakum ajma’in.
Wallohu a’lam bishowab.