Ramadhan Is Fun

Meskipun riwayat yang menyatakan ”Barang siapa yang bergembira dengan datangnya Ramadhan, maka Allah haramkan jasadnya dari api neraka” ditengarai sebagai bukan hadis, namun efek dari pesan riwayat itu cukup signifikan. Hampir semua orang ”bergembira” dengan kehadiran bulan penuh berkah ini. Tak terkecuali non muslim, mereka turut bergembira merasakan ”manisnya” Ramadhan.

Menurut beberapa pakar hadits, riwayat dengan teks seperti di atas itu terdapat dalam kitab Durroh al-Nashihin karya Utsman al-Khiubbani. Belakangan kitab ini dituding sebagai penyebar Hadits-hadits palsu dan kisah imajinasi. Beberapa peneliti hadits menyatakan, riwayat dalam Durroh al Nasihin itu tidak menyebutkan siapa rawi dan derajat kualitasnya. Maka bagi saya atau kita pembaca yang tidak memiliki keahlian memahami derajat hadits mana Hadits yang shahih dan mana Hadits yang palsu, harus berhati-hati mengutip dan menyampaikan riwayat dari kitab tersebut. Salah-salah bisa dituding sebagai penyebar Hadits palsu. Nau’dzubillah.

Jika kita berandai dengan riwayat di atas, betapa mudahnya untuk terbebas dari api neraka. Hanya dengan bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, siapapun orangnya akan diharamkan jasadnya masuk neraka. Padahal kita dapat melihat betapa banyaknya orang yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan tanpa kecuali.

Semua orang berhak bergembira dengan datangnya Ramadhan. Tidak ada larangan bahwa hanya orang mukmin yang berpuasa saja yang berhak bergembira. Tidak.

Penjual petasan dan kembang api bergembira. Omzet menjual ledakan yang memekakkan telinga dan mengganggu tarawih meningkat. Soal dar der dor petasan mengusik kekhusyukan orang beribadah, bukan lagi urusannya.

Para pelawak bergembira. Kontrak dengan rumah produksi untuk sebulan full melucu di bulan suci membesarkan hati dan rekening mereka. Soal materi lawakannya Islami atau tidak itu nomor sekian. ”Jadi” peran banci atau penyerupaan sebagai wanita juga tak masalah. Yang penting penonton terbahak sepanjang sahur. Pemirsa lalai mengejar jamaah subuh, juga bukan urusannya.

Artis juga bergembira. Peran di sinetron religi yang kadang tidak religius, enam bulan sebelumnya sudah shooting. Shooting kejar tayang untuk Ramadhan. Jika keseharian mereka bak ”sundel bolong” yang serba bolong; pahanya bolong, setengah payu daranya bolong, punggungnya bolong, udelnya bolong, pinggulnya bolong, auratnya bolong pun tidak kalah gembiranya. Ramadhan baginya adalah berkah dalam 30 lebih episode sinetron Ramadhan. Alhamdulillah, mereka berganti santun, sopan dan rapat seperti gadis pesantren. Soal nanti setelah Ramadhan berakhir bolong lagi, itu hal biasa. Setiap tahun memang siklusnya begitu.

Musisi juga bergembira. Pemain gitar, drum, bass, keyboard, perkusi dan vokalis bergembira. Satu grup band bergembira. Ramadhan adalah peluang bisnis musik yang menggiurkan. Utamanya lagu-lagu ruhani. Entah sejak kapan begitu. Setahu saya, pra ulama dan salafussaalih, ”makanan” ruhani cuma Al-Qur’an dan sunnah. Menjadilah lumrah, ”sholawat” kehilangan ”wibawanya” karena diiringkan dengan tabuhan perkakas seperti yang dipakai The Beatles, Queen, Gun’s n Roses, Rolling Stone dan karib kerabatnya.

Mall dan pusat perbelanjaan penuh dengan sholawat. Tulisan ”Marhaban Ya Ramadhan” hampir ada setiap pojok pusat belanja. Lagu-lagu yang mengajak orang dekat kepada Allah membahana tanpa henti. Atribut ”Ramadhan Big Sale” juga sangat mencolok di setiap pojok barang jualan. Mall sangat gembira menyambut Ramadhan. Pengunjung pun antusias. Sama gembira dan antusiasnya saat natal. Sejak awal Desember nanti, ”Marhaban Ya Ramadhan” dan ”Ramadhan Big Sale” akan diturunkan untuk istirahat. Perannya akan diganti spanduk ”Marry Chirtsmas” dan ”Selamat Tahun Baru”. Alunan ”sholawat” meredup dan hilang perlahan. Suara denting lonceng Gereja dan lagu kebaktian telah siap menyapa telinga pengunjung. Begitulah, kegembiraan Mall menyambut Ramadhan berarti bisnis, uang dan omzet. Kegembiraan semu semata.

Pemilik toko elektronik, kelontong dan sembako juga tidak kalah gembiranya. Enam bulan menjelang Ramadhan, pemilik toko sudah mengajukan kredit baru, menambah karyawan dan stok barang ditambah berlipat-lipat. Mereka paham betul bahwa permintaan barang kebutuhan Ramadhan adalah ”berkah” dagang yang sulit ditandingi oleh moment apapun. Keuntungan yang didapat sungguh menggiurkan. Bagi pemilik toko, Ramadhan adalah datangnya keuntungan yang selalu dinanti dan dinanti. Jika si ”Enci” atau ”Engkoh” pemilik toko itu ditanya,

””Ci”, ”Koh”, gembira engga dengan datangnya Ramadhan?”

”Gembila laa. Oe untung besaal”.

”Mau engga kalo sepanjang tahun adalah Ramadhan?”

”???”

Jika riwayat yang disebut pakar hadits sebagai riwayat palsu di atas diterapkan dengan kondisi-kondisi di atas, rasanya mudah sekali terbebas dari siksa neraka hanya karena bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan. Karenanya dari segi matan, riwayat ini menurut ahli hadits juga tidak logis. Demikian pula segi sanad riwayat initidak dapat dilacak keshahihannya.

Ramadhan merupakan bulan yang agung. Bulan penuh barakah yang kaum muslimin bergembira dengannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya Radhiyallah ‘anhum bergembira dengan datangnya Ramadhan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga memberikan kabar gembira kepada para sahahabatnya tentang datangnya Ramadhan.

”Wahai umat manusia, telah datang kepada kalian bulan agung yang penuh barakah …”, demikian Nabi menegaskan.

Kegembiraan kaum muslimin karena Ramadhan bulan yang agung, penuh barakah, bulan ini bulan penghapusan kesalahan, pemaafan dosa, dan bulan untuk berlomba dalam kebaikan dan amal shalih. Semata-mata karena mengharap keuntungan akhirat yang tiada tara bandingannya. Jika pun ia seorang pedagang, pengusaha, artis, musisi dan sebagainya itu, kegembiraannya tidak semata-mata sisi bisnis saja. Tapi kegembiraan pada sisi ini hanyalah sunnatullah yang dapat saja diperoleh pada waktu lain di luar Ramadhan. Sebab, jika seorang muslim gembira dengan Ramadhan hanya sebatas nilai keuntungan duniawi saja, apa bedanya dia dengan si ”Enci” dan si ”Engkoh”?

Inilah sisi kegembiraan hakiki seorang mukmin dengan kehadiran Ramadhan. Betapa gembiranya ia, karena Ramadhan adalah Bulan diturunkannya Al-Qur’an. Maka patutlah ia bergembira berada pada saat istimewa. Sebagaimana istimewanya Al-Qur’an dan bulan di mana pertama kali ia diturunkan:

“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (terjemah QS. Al Baqarah [2] : 185)

Betapa gembiranya ia, hadir di tengah-tengah bulan di mana terdapat malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan yang nilainya lebih mulia dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan).

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (terjemah QS. Al Qadr [97] : 1-3)

Betapa gembiranya ia, hadir di tengah-tengah bulan di mana para setan dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan pintu-pintu surga dibuka ketika ramadhan tiba. Adakah keuntungan yang lebih besar dari janji seperti ini? Sedangkan kita tahu Yang Menjanjikan adalah Zat Yang Tidak Pernah Mengingkari Janji?

Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Muslim).

Betapa gembiranya ia, hadir di tengah-tengah bulan di mana puasa akan memberikan syafaat bagi orang yang menjalankannya.

Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata,’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.’” (HR. Ahmad, Hakim, Thabrani)

Betapa gembiranya ia, hadir di tengah-tengah bulan di mana bulan ramadhan adalah salah satu waktu dikabulkannya doa.

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar. Al Haytsami mengatakan periwayatnya tsiqoh/terpercaya dalam Mujma’ul Zawaid).

Betapa gembiranya ia, hadir di tengah-tengah bulan di mana orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala yang tak terhingga, orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, bahkan bau mulut orang yang bepuasa lebih harum di hadapan Allah daripada bau misik/kasturi.

“Allah berfirman,’Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor, jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi maka katakanlah,’Saya sedang berpuasa’. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau misk/kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, ketika berbuka mereka bergembira dengan bukanya dan ketika bertemu Allah mereka bergembira karena puasanya’. “ (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa gembiranya ia, hadir di tengah-tengah bulan di mana orang yang berpuasa akan mendapatkan pengampunan dosa.

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan betapa gembiranya ia, hadir di tengah-tengah bulan di mana bagi orang yang berpuasa akan disediakan ar rayyan.

“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Adakah yang lebih menggembirakan bagi seorang mukmin selain kedatangan Ramadhan dengan berbagai keistimewaan di dalamnya? Maha Benar Allah Denga Segala Janjinya. Kalau begitu, bagi mukmin shooim, Ramadhan is fun.

Maka janganlah kemudian tertipu dengan “keberkahan” dan ”kegembiraan” sisi materi semata. Sementara kewajiban Ramadhan dan keistimewaannya itu tidak pernah diupayakan maksimal dan sungguh-sungguh. Apalagi meninggalkannya sama sekali untuk mengejar target duniawi yang tak akan pernah bisa dicapai. Allahu a’lam.

Semoga kita bisa sampai pada hakikat gembira yang dimaksud.

Depok, Ramadhan hari ke-1, Agustus 2010

[email protected]