“Saya sudah dua tahun taat menjalankan ibadah, tapi masih belum bisa lepas dari maksiat… Gimana Pak?”
Aslama-Yuslimu-Islaaman berarti tunduk, patuh, menyerah atau rela diatur. Orang yang tunduk, patuh, menyerah dan rela diatur oleh ketentuan Allah disebut muslim. Berarti, seorang muslim hanya patuh pada aturan Allah saja.
Berarti pula, seorang muslim tidak patut menundukkan totalitas kepatuhan hidupnya selain kepada Allah, kecuali sepanjang aturan itu bersesuaian dengan kehendak Allah atau dalam rangka ketaatan kepada-Nya. Selain itu, never! Laa thoo’ata limakhluuqin fii ma’shiyati al-khaaliq.
“Saya adalah muslim” adalah pernyataan gampang dan paling umum diakui. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan itu, cukuplah menunjukkan kartu indentitas yang mencatat kata Islam. Selesai.
Tetapi, “benarkah bahwa saya telah muslim sesuai catatan lauhul mahfuzh dan rekam jejak malaikat Rakib?” Ini menjadi lebih sulit dan secarik KTP itu tidak akan pernah bisa menjawabnya tuntas di dunia apalagi di akhirat.
Di mahkamah Allah nanti, KTP tidak bisa “berbicara”, meskipun camat yang menandatanganinya adalah pak haji bergelar profesor doktor lulusan luar negeri.Catatan dan rekaman Rakib dan ‘Atidlah yang akan menentukan apakah seseorang itu muslim atau bukan.
Di dunia, tidak sedikit orang yang lebih mengandalkan KTP dibanding akurasi catatan Rakib dan ‘Atid soal sebutan muslimnya. Tetapi di saat yang bersamaan, banyak KTP justeru mempermalukan identitas kemuslimannya saat ia meringkuk di penjara karena kasus kejahatan yang membelitnya.