Berawal dari Facebook baruku.. Kau datang dengan cara tiba-tiba..
Facebook memang merupakan sebuah situs yang memang multi fungsi, ngga hanya memberikan kemudahan untuk mencari teman bahkan mencari jodohpun bisa melalui Facebook!
Kali ini saya akan menceritakan tentang seorang ikhwan ( tentunya bukan saya, karena saya belum menemukan jodoh saya ) yang menemukan dan menyempurnakan separuh agamanya dengan perantara Facebook.
Sebut saja nama ikhwan tersebut adalah Mulyani, dia adalah seorang ikhwan yang aktif sebagai aktivis dakwah serta guru mengaji. Tidak jarang juga ustadz Mulyani mengisi pengajian-pengajian dan diskusi agama dibeberapa kampus di Banjarmasin, walaupun beliau sendiri belum pernah menjadi mahasiswa.
Ustadz Mulyani yang memang pada dasarnya masih muda, ngga mau kalah dengan anak muda yang lain. Dengan berbekal sedikit kemampuan internet dan sebuah hape butut multifungsi kepunyaannya, akhirnya Ustadz Mulyani berhasil untuk membuat Facebook. Berhubung ustadz Mulyani adalah seorang ustadz muda yang beryakinan bahwa dakwah itu harus dilakukan di mana saja dan kapan saja, akhirnya akun Facebook ustadz Mulyani itu ‘disulap’ menjadi sebuah media yang mana setiap update status-nya selalu berisikan sesuatu yang bernafaskan Islami dan penuh motivasi.
Sudah beberapa waktu berjalan, tidak terasa Ustadz Mulyani sudah mempunyai akun Facebook selama setahun. Teman-teman Ustadz Mulyani di Facebook juga semakin bertambah walaupun pertambahannya amat sangat lambat ( dalam setahun cuma mempunyai teman 800an ), ini diakibatkan kebiasaan ustadz Mulyani yang malas untuk add orang lain. Selama setahun terakhir kegiatan dakwah ustadz Mulyani di Facebook juga tidak berubah, ustadz Mulyani masih dengan setia meng-update status yang bernafaskan Islam ( walaupun hanya sedikit orang yang melike bahkan ada sebagian yang menghina status ustadz Mulyani, ustadz Mulyani tetap saja berdakwah tanpa memperdulikan hal itu, pernah sekaliku tanya tentang orang yang menghina status beliau, beliau hanya menjawab "masalah itu ngga usah dipedulikan, toh apa susahnya sih klo ada yang menghina, block aja langsung akun fbnya!" ).
Hingga pada suatu hari ada sebuah akun dari seorang akhwat yang meng-add akun dari ustadz Mulyani. Tanpa perasaan apapun akhirnya permintaan pertemanan itu di-approve oleh ustadz Mulyani karena ustadz Mulyani hanya menganggap itu sebagai permintaan pertemanan biasa. Setelah itu perjalan akun Facebook Ustadz Mulyani masih berjalan seperti biasa dengan update status atau publish note yang bernuansakan dakwah. Akan tetapi, ada sesuatu yang terasa janggal atau beda setiap ustadz Mulyani update status atau publish note. Akhwat yang baru saja di-approve oleh ustadz Mulyani ini selalu me-like status atau note tersebut, ustadz Mulyani bingung karena bukan hanya note atau status baru saja yang di-like tapi juga status dan note dari ustadz Mulyani yang sudah lama pun juga ikut di-like.
Berawal dari rasa heran diatas, akhirnya ustadz Mulyani memberanikan diri untuk membuka profil akhwat tersebut dengan harapan mungkin akhwat tersebut adalah teman dakwah ustadz Mulyani. Setelah membuka profil tersebut, rasa heran ustadz Mulyani belum juga hilang karena ia sama sekali ngga merasa kenal dengan akhwat tersebut. Akhirnya ustadz Mulyani memutuskan untuk mengenal akhwat tersebut lebih dekat dengan membaca status akhwat tersebut kemudian memberikan sedikit komentar yang berisikan saran pada salah satu status akhwat tersebut.
Berawal dari status tersebut akhirnya hubungan ustadz Mulyani dengan akhwat tersebut semakin dekat. Dari yang awalnya saling memberikan komentar di status hingga saling wall to wall bahkan saling mengirim message yang berisikan motivasi maupun dakwah. Keadaan ini membuat ustadz Mukhlis Abdi yang merupakan teman satu pengajian dengan ustadz Mulyani sedikit gerah, karena walaupun yang mereka lakukan itu masih membahas masalah agama akan tetapi menurut ustadz Mukhlis itu sudah berlebihan.
"…Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raaf [7] : 31)
Dengan memberanikan diri akhirnya ustadz Mukhlis melaporkan masalah itu ke ustadz Ardiansyah, guru pengajian yang diikuti oleh ustadz Mukhlis dan ustadz Mulyani. Setelah mendengar penuturan dan penjelasan dari ustadz Mukhlis, akhirnya ustadz Ardiansyah memutuskan untuk memanggil ustadz Mulyani untuk berbicara langsung. Lalu diutuslah ustadz Mulyadi yang juga merupakan adik ustadz Mulyani untuk menjemput ustadz Mulyani. Tidak memerlukan waktu lama akhirnya ustadz Mulyani datang ke rumah ustadz Ardiansyah.
"Assalamu’alaikum ustadz," kata Ustadz Mulyani.
"Wa’alaikum salam, alhamdulillah ente datang juga, silakan masuk!" jawab ustadz Ardiansyah.
Kemudian masuklah ustadz Mulyani ke rumah ustadz Ardiansyah, kedatangan ustadz Mulyani ini juga disambut oleh segelas air teh panas dan sepiring penuh pisang goreng.
"Afwan nih ustadz, ada apa ya ane dipanggil kemari," tanya ustadz Mulyani.
"ente datang ko langsung nanya-nanya sih, minum aja dulu tehnya jangan lupa pisang gorengnya juga dimakan!" kata ustadz Ardiansyah.
Dengan hati yang masih sedikit bingung, ustadz Mulyani mengambil sebuah pisang goreng dan memakannya.
"Gimana, enak ngga pisang gorengnya?" tanya ustadz Ardiansyah
"Alhamdulillah enak ustadz…" jawab ustadz Mulyani.
"Mul, denger-denger ente punya Facebook ya?" tanya ustadz Ardiansyah
"Alhamdulillah punya ustadz, memangnya kenapa ustadz?" tanya ustadz Mulyani lagi
"ngga, sebelumnya ente jangan marah ya sama ane?" tanya ustadz Ardiansyah kesekian kalinya
"kenapa ane mesti marah sama ustadz, ada-ada saja ustadz ini," jawab ustadz Mulyani dengan nada heran.
"gini lo Mul, ane yakin ente adalah salah satu murid ane yang mempunyai pemahaman agama paling kuat. Ane yakin ente sudah paham betul dengan adab pergaulan dalam Islam, seperti yang terdapat dalam ayat qur’an dan hadits."
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17] : 32)
"Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur [24] : 30)
"Kalau kamu meminta kepada mereka sesuatu kebutuhan, mintalah dari balik hijab (tabir), yang demikian lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (QS. Al-Ahzab [33] : 53)
"Telah ditulis atas anak adam nasibnya (bagiannya) dari zina, maka dia pasti menemuinya, zina kedua matanya adalah memandang, zina kakinya adalah melangkah, zina hatinya adalah berharap dan berangan-angan, dan dibenarkan yang demikian oleh farjinya atau didustakan,"(HR. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)
"Ane yakin ente sudah paham dengan maksud ayat dan hadits di atas," jelas Ustadz Ardiansyah panjang lebar.
"Alhamdulillah sedikit banyak ane memahami maksud ayat qur’an dan hadits di atas ustadz. Memangnya kenapa ustadz?" ujar ustadz Mulyani.
"Begini lo mul, brusan Mukhlis datang dan cerita seputar aktivitas ente di facebook dengan seorang akhwat, ane cuma ngga pengen ente terjerumus aja, ane yakin ente udah cukup mampu untuk menikah, ente ingat ngga dengan hadits berikut"
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu, hendaknya kawin, sebab kawin itu akan lebih menundukkan pandangan dan akan lebih menjaga kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan menjadi perisai bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Tahukah kalian jika seseorang menumpahkan syahwatnya pada yang haram tidakkah ia berdosa? Maka demikian pula apabila ia menempatkan syahwatnya pada yang halal adalah pahala baginya.” (HR. Muslim)
“Tiga golongan yang berhak mendapatkan pertolongan Allah; pejuang di jalan Allah, hamba sahaya yang menginginkan kemerdekaan, dan orang yang menikah karena menginginkan kesucian diri.” (HR. Turmudzi)
Jadi ane harap ente berpikir matang terlebih dulu, ente menikah ato ente hentikan segala aktivitas facebook ente dengan akhwat tersebut," terang ustadz Ardiansyah.
Dengan sedikit tertunduk ustadz Mulyani menjawab, "baiklah ustadz, ane bakalan Shalat istikharah dulu, semoga ane bisa menentukan yang terbaik. Kalau begitu ane pulan dulu ustadz!"
"Baiklah kalo gitu, kalau ente perlu bantuan ane tuk melamar, insya Allah ane siap." jawab ustadz Ardiansyah.
***
Sudah tiga hari berlalu dari kejadian itu, akhirnya ustadz Mulyani dengan mantap memutuskan untuk melamar dan menikah dengan akhwat tersebut. Ternyata akhwat tersebut adalah salah satu peserta pengajian ustadz Mulyani ketika mengisi pengajian di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Jodoh memang susah ditebak, kita tidak akan mengetahui siapa yang akan menjadi jodoh kita hingga tiba saatnya. Mungkin saja jodoh kita sekarang sudah dipertemukan dengan kita tapi kita tidak mengetahuinya, bisa juga jodoh kita adalah orang yang ama sekali belum kita kenal.
“Jodoh itu di tangan Tuhan. Benar. Tapi jika Anda tidak meminta dan mengambil dariNYA, selamanya dia akan tetap di tangan Tuhan.” ( Mario Teguh )
Jodoh memang perlu diperjuangkan, tapi perjuangan itu janganlah dibumbui dengan sesuatu hal yang melanggar syariat Islam.
Janganlah kita memulai suatu ibadah dengan perbuatan dosa.
http://ygennet.web.id/2011/jodohku-berawal-di-facebook/