4. Yaumul Mizan (Hari Penimbangan Amal Baik dan Amal Buruk)
Setelah semua makhluk terkumpul dalam padang mahsyar.
Tibalah saatnya untuk memperlihatkan buku catatan amal dari jin dan manusia.
Amal mereka akan ditimbang dan dihitung, mana yang lebih banyak, amal baik atau amal buruk.
5. Yaumul Hisab
Setelah menerima buku catatan, para jin dan manusia akan menjalani penghitungan amalnya.
Semua amal kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasannya. Dan sebaliknya, semua amal kejelekan sekecil apapun juga akan mendapat balasannya.
“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” [QS. Al-Ghashiyah ayat 25-26]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.)
Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi]
6. Melintasi Jembatan yang Lurus (Shirotol Mustaqim)
Setelah melalui proses hisab. Semua manusia akan melewati jembatan yang lurus atau yang biasa disebut dengan Shirotol Mustaqim.
Dalam melintasi jembatan ini, proses hisab yang sebelumnya dijalani sangat menentukan nasib manusia.
Untuk orang dengan kondisi yang sangat buruk, jembatan ini akan menjadi sangat kecil,
hingga disebutkan ukurannya sekecil rambut dibagi tujuh dan tajamnya melebihi samurai.
Sebaliknya, untuk orang dengan amalan baik banyak, ia akan melewatinya dengan tenang,
ada yang secepat kilat, ada yang menunggang onta, kambing atau sapi dari hasil kurbannya ketika di dunia.