3. Larangan Makan Babi sudah Ada Sejak Lama
Dapat diartikan bahwa Islam sudah melarang mengonsumsi babi sejak dini. Surat An-Nahl dan Surat Al-An’am yang di antara ayatnya melarang dan mengharamkan makan babi adalah surat Makkiyyah atau surat yang diturunkan di Mekkah.
Dan itu turun sebelum hijrah. Lantas mengapa babi diharamkan sementara di Mekkah tak ada satu pun ekor babi ditemukan? Terdapat ayat Makkiyah yang berbicara tentang tasyri’ atau larangan makan babi.
Setelah hijrah ke Yatsrib, Allah SWT pun menguatkan larangan makan babi. Allah SWT lalu menurunkan Surah Al-Baqarah dan Surah Al-Maidah.
Juga lantas mengapa babi diharamkan sementara di Kota Yatsrib tak ada babi? Bahkan bangsa Arab dan Yahudi di sana pun tak ada yang makan babi. Bangsa Arab tidak makan babi karena syariat Nabi Ibrahim AS.
Syariat itulah yang masih dijaga oleh bangsa Arab di masa Jahiliyah. Menariknya, semua ayat yang melarang dan mengharamkan babi justru sebelum ditaklukkannya Persia dan Romawi.
4. Mukjizat Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup
Itulah salah satu kemukjizatan Alquran di mana yang sesungguhnya mengabarkan kondisi babi di akhir zaman. Alquran sebenarnya tengah mengkhithob generasi umat Islam modern.
Karena babi di masa kekuasaan dan kejayaan Islam tidak dipelihara dan tidak ditemui di negeri mereka. Namun, kini daging babi justru banyak diolah menjadi makanan. Dan itu menyebar luas dalam kehidupan manusia modern.
Perlu ditekankan bahwa babi bukan hanya haram untuk dikonsumsi, tetapi juga haram untuk diperjualbelikan dan dimanfaatkan. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah bila mengharamkan atas suatu kaum makan sesuatu Dia juga haramkan atas mereka harganya,”.
[Detik]