Keluar Mani di Luar Rahim

Pak Ustadz yang terhormat,
Saya mau tanyakan bolehkah kita dalam berhubungan intim dengan isteri mengeluarkan mani (sperma ) di luar rahim untuk menjaga agar tidak cepat hamil lagi? Terima kasih atas jawabannya.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Apa yang anda sebutkan itu dalam literatur fiqih disebut dengan ‘azl. Praktek ini pernah dilakukan oleh para shahabat di masa Rasulullah SAW.

Dalilnya adalah:

وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ: كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ وَالْقُرْآنُ يَنْزِلُ, وَلَوْ كَانَ شَيْئًا يُنْهَى عَنْهُ لَنَهَانَا عَنْهُ اَلْقُرْآنُ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Jabir berkata, ” Kami melakukan ‘azl di masa Nabi saw sedang Al-Qur’an turun. Seandainya ‘azl itu terlarang, pastilah Al-Quran melarang kami melakukannya. (HR Bukhari dan Muslim)

وَلِمُسْلِمٍ: فَبَلَغَ ذَلِكَ نَبِيَّ اَللَّهِ فَلَمْ يَنْهَنَا

Dan menurut riwaya muslim, ”Lalu hal itu sampai kepada Rasulullah SAW, beliau pun tidak melarangnya." (HR muslim).

Juga ada hadits lainnya yang turut menguatkan kebolehannya.

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنَّ لِي جَارِيَةً, وَأَنَا أَعْزِلُ عَنْهَا, وَأَنَا أَكْرَهُ أَنْ تَحْمِلَ, وَأَنَا أُرِيدُ مَا يُرِيدُ اَلرِّجَالُ, وَإِنَّ اَلْيَهُودَ تُحَدِّثُ: أَنَّ اَلْعَزْلَ المَوْؤُدَةُ اَلصُّغْرَى. قَالَ, " كَذَبَتْ يَهُودُ, لَوْ أَرَادَ اَللَّهُ أَنْ يَخْلُقَهُ مَا اِسْتَطَعْتَ أَنْ تَصْرِفَهُ رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ وَاللَّفْظُ لَهُ, وَالنَّسَائِيُّ, وَاَلطَّحَاوِيُّ, وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ

Dari Abu Said al-Khudry r.a. bahwa ada seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai seorang budak perempuan, aku melakukan ‘azl padanya karena aku tidak suka ia hamil, namun aku menginginkan sebagaimana yang diinginkan orang kebanyakan. Tapi orang Yahudi mengatakan bahwa perbuatan ‘azl adalah pembunuhan kecil. Beliau bersabda, "Orang Yahudi bohong. Seandainya Allah ingin menciptakan anak (dari persetubuhan itu), niscaya engkau tidak akan mampu mengeluarkan air mani dari luar rahim." (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasai, dan Thahawi)

Namun ada pendapat lain yang tidak sejalan. Sebagian ulama tidak membolehkan praktek ini. Landasan mereka adalah dalil berikut ini.

وَعَنْ جُذَامَةَ بِنْتِ وَهْبٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ حَضَرْتُ رَسُولَ اَللَّهِ فِي أُنَاسٍ, وَهُوَ يَقُولُ: لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَنْهَى عَنِ الْغِيلَةِ, فَنَظَرْتُ فِي اَلرُّومِ وَفَارِسَ, فَإِذَا هُمْ يُغِيلُونَ أَوْلَادَهُمْ فَلَا يَضُرُّ ذَلِكَ أَوْلَادَهُمْ شَيْئًا

Judzamah bintu Wahab ra berkata: Aku pernah menyaksikan Rasulullah saw. di tengah orang banyak, beliau bersabda: Aku benar-benar ingin melarang ghilah (menyetubuhi isteri pada waktu ia hamil), tapi aku melihat di Romawi dan Parsi orang-orang melakukan ghilah dan hal itu tidak membahayakan anak mereka sama sekali. Kemudian mereka bertanya kepada beliau tentang ‘azl (menumpahkan sperma di luar rahim). Maka Rasulullah saw. bersabda, "Itu adalah pembunuhan yang terselubung." (HR Muslim)

Wallahu a’lam bishshawab, Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.