Allah berfirman : Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Al-Kahfi : 103-104).
Banyak orang tak tahu bahwa apa yang dilakukan mendatangkan kemudharatan pada dirinya, menghancurkan kehidupan dan masa depannya. Mereka asyik masyuk dalam perbuatan-perbuatan yang terus menggiringnya pada kealfaan dan kelupaan yang terus bergulir kencang menuju jurang curam yang menenggelamkan dirinya pada kenistaan yang pekat.
Tragisnya mereka mengira bahwa yang dilakukannya berada di jalur dan alur yang benar, di jalan yang haq sementara orang lain berada di jalur yang salah dan sesat. Jika ada orang yang memberi nasehat maka dengan congkak dan pongah mereka akan mengatakan : kami bukan perusak sebaliknya kami adalah orang-orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan.
Orang-orang semacam ini adalah orang-orang yang gagal, atau dalam istilah Al-Quran disebutkan sebagai orang-orang yang khasir.
Semua kita tak ingin terjerembab dalam kegagalan yang pekat yang kita lakukan sendiri, namun tak banyak diantara kita yang tahu bagaimana cara tertepat merancang kesuksesan dalam hidup ini untuk akhirat nanti.
Beberapa sifat di bawah ini akan sangat membantu kita untuk menjadi sukses dalam arti yang sebenarnya dalam menata, meniti dan merancang hidup ini.
Sebagai orang yang ingin sukses, kita harus memiliki sifat tawazun (balance) dalam segala hal. Sebab Islam tidak mengajarkan kita untuk berlaku ghuluw(ekstrim) dalam setiap dimensi kehidupan kita. Bahkan salah satu karakter ummat ini adalah bahwa mereka dinobatkan sebagai ummat moderat, yang sangat anti ekstrimisme, sebab ekstrimisme gampang menggelembung namun dengan sangat mudah dia kempes.
Rasulullah melarang sahabat-sahabatnya untuk berekstrim ria bukan hanya dalam makan dan minum, dalam belanja dan infak bahkan melarang ekstrimisme sampai hal-hal yang sifatnya ibadah mahdhah. Rasulullah mengajarkan kita proporsionalisme agar hidup ini stabil, smooth dan pasti. Rasulullah melarang sahabatnya yang akan puasa sepanjang tahun tanpa jeda, atau melek malam untuk qiyamul lail sepanjang malam. Jelas bahwa ini merupakan sikap objektif, realistis Rasulullah dalam menyikapi hidup ini.
Kaca mata hidup orang-orang sukses bukanlah kaca mata hitam yang melihat semua perkara menjadi hitam. Mereka akan senantiasa melihat persoalan dengan kaca mata bening sehingga hasil yang muncul juga akan bening. Ini berbeda dengan mereka yang memakai kaca mata hitam di dunia. Pandangan-pandangannya menjadi gelap, bahkan pada hal-hal yang benar. Semua hal dicurigai, semua hal menjadi di-suuzh-zhani. Pandangan matanya menjadi tidak lagi objektif.
Sikap orang sukses juga akan senantiasa menjadikan dirinya sebagai orang yang rendah hati, yang tidak ada lagi kesombongan meruyak dari dalam hatinya. Hatinya jernih, bersih dari takabbur. Dia akan gampang menerima pandangan orang lain yang mungkin dianggapnya lebih benar dari pandangannya, sebagaimana dia tidak akan memaksakan pandangan hidupnya pada orang lain walaupun dia anggap benar.
Dalam kamus hidupanya berlaku : Pendapatku benar namun ada kemungkinan salah dan pendapat orang lain salah namun ada kemungkinan benar. Dia lapang dan penuh toleransi (samahah). Dia suka mendengar pendapat orang lain sejelek apapun pendapat orang tersebut, bahkan kalaupun dia telah mendengarnya puluhan kali. Dia akan sangat terbuka mengakaui kesalahan yang pernah dilakukan walaupun mungkin sangat pahit dan getir terasa. Sebab memendam kesalahan tanpa mengakauinya hanya akan menjadi virus mematikan dan akan menyuburkan kesombongan dalam dada.
Bagi orang-orang yang sukses dia akan senantiasa pandai menempatkan seseorang sesuai dengan kedudukan dan posisinya. Jika dia berhadapan dengan seorang alim maka dia akan menghormati ilmunya, jika dia bertemu penguasa dia akan tetap menghormatinya selama yang bersangkutan tidak membabi buta. Dia tahu dirinya dan tahu diri orang lain. Hatinya peka, nuraninya tajam, kalbunya jernih.
Orang sukses pasti berburu kebaikan dimanapun dia berada, dan dalam situasi bagaimanapun dia adanya. Kebaikan adalah dambaannya, kejahatan adalah musuhnya. Dia akan “menguras” kebaikan itu baik dari teman dan sahabat ataupun musuh bebuyutannya. Sebab kebaikan itu adalah harta yang hilang dan seorang mukmin adalah yang paling berhak mendapatkan.
Orang sukses akan senantiasa rajin berinteraksi dengan manusia dan menjauhi alinasi. Dalam interaksi dia akan senantiasa bertekad menanamkan pengaruh kebaikan dan mengikis kejahatan semampu yang dia lakukan. Hari-harinya adalah amar ma’ruf dan nahi mungkar. Baik lewat tangan yang mampu dia gerakkan, atau lisan yang bisa diucapkan atau doa yang bisa dia panjatkan. Dia akan senantiasa kegerahan jika melihat pelanggaran dilakukan di depan mata dengan cara yang sangat telanjang. Hatinya pilu jika kejahatan merajalela, kalbunya pedih jika melihat kemungkaran menjadi lumrah.
Orang sukses akan senantiasa merindukan kemerdekaan, kemerdekaan baginya adalah harta paling berharga dalam hidup ini, tanpa kemerdekaan orang akan mengalami penindasan, tanpa kemerdekaan dunia akan dilanda kekacauan, tanpa kemerdekaan manusia sebenarnya telah mati sebelum dikuburkan.Di telinganya senantiasa terngiang ucapan sakti Umar bin Khattab pada ‘Amr bin ‘Ash : Sejak kapan kau perbudak manusia padahal ibu-ibu mereka melahirkan mereka dalam keadaan mereka?
Senyum akan menjadi hiasan hidup orang-orang sukses, sebab senyum adalah sedekah gratis yang mendapat garansi dari Rasulullah. Bahkan disebutkan bahwa Rasulullah adalah sosok yang senantiasa tersenyum dalam kesehariannya. Senyumnya senantiasa mengembang sebab dalam senyum terpencar kebahagiaan dan simbol kesuksesan.
Orang-orang sukses senantiasa merencanakan agenda hidupnya dengan rapi dan bukan dengan cara-cara sporadik dan ngawur. Hidupnya rapi dan apik, teratur dan sistematis. Dia tahu bahwa perencanaan yang baik dalam hidup adalah separuh kesuksesan. Hidup ini adalah keteraturan sebagaimana semesta juga berjalan dengan teratur.
Orang-orang sukses akan menyingkirkan kegundahan hidupnya, menguburkan kegelapan masa lalunya, menyingkirkan rintangan masa depannya, melintas cobaan yang di hadapannya. Sebab dia sadar masa lalu telah berlalu dan harus tidak diratapi sedangkan masa depan adalah sesuatu yang ghaib maka tak wajar jika kita menanamkan “chip” ketakutan dalam benak kita karena itu belum tentu terjadi. Menangisi masa lalu adalah kebodohan, takut akan masa depan adalah kebodohan yang lain.
Orang-orang sukses akan senantiasa tampil di depan merekayasa kehidupan ini untuk sesuatu yang lebih baik, lebih adil, lebih makmur dan sejahtera. Manusia sukses, semakin lama dia akan semakin menjauh dari dunia dan akan senantiasa merapat pada akhirat. Manusia gagal akan asyik masyuq dengan dunia walaupun di depan mata terbentang ajal.