Manusia modern dikelilingi dengan dosa. Hakikatnya manusia modern sama dengan manusia di zaman jahiliyah. Mereka melakukan dosa dan maksiat dengan sengaja dan sadar. Mereka tidak takut dengan perbuatan mereka lakukan itu. Berbuat dosa seperti menjadi pilihan hidup mereka.
Mereka berbuat dosa, karena itu menjadi kenikmatan hidup mereka. Berzina, minum minuman keras, memakan makanan haram, dan perbuatan keji lainnya, semuanya mereka nikmati. Karena kemaksiatan sesuai dengan nafsu mereka.
Sesungguhnya dosa dan maksiat itu bertingkat-tingkat, dan kerusakan dan hukumannya berbeda pula. Namun, akar dan asal-usul dosa itu ada dua hal, pertama, meninggalkan perintah Allah, dan kedua melanggar larangan Allah. Maka, hakikatnya orang-orang mukmin yang muttaqin, ialah mereka yang dengan ikhlas melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Inilah bentuk ketundukan, kepatuhan, dan berserah diri secara total kepada Allah Azza Wa Jalla.
Kemudian, dosa ini dibagi dalam empat kategori, yang masing-masing mempunyai pengaruh dalam kehidupan seseorang. Diantaranya :
Dosa mulkiyah, adalah perbuatan atau sifat makhluk yang mengadopsi sifat-sifat Allah. Seperti merasa suci, kultus, kesombongan, kesemena-menaan, merasa tinggi, kezaliman, menjajah, dan memperbudak manusia. Perbuatan ini masuk dalam katagori syirik (menyekutukan) Allah.
Karena, yang sering menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan syirik, merasa suci, berlaku sombong dengan kekuasaan dan harta yang dimilikinya. Para penguasa, pemimpin gerakan, jamaah, partai, bisa berlaku sombong, disebabkan kekuasaan yang dimilikinya. Bisa mengatur, menentukan, memerintah, dan bahkan bertindak sewenang-wenang, dan tidak ada lagi yang berani mengingatkannya.
Dirinya bisa berlaku sebagai orang suci, yang kemudian dikultuskan pengikutnya, atau menciptakan tata-cara yang membuat para pengikutnya melakukan kultus, dan pemimpin itu seolah-olah berubah menjadi seorang tuhan, yang kemudian dapat menentukan nasib seseorang. Seseorang menjadi bergantung hidupnya kepada mereka yang memiliki kuasa. Entah itu para penguasa, pemimpin gerakan, jamaah, partai dan organisasi, jika tidak ada lagi yang dapat mengingatkan bisa berubah menjadi ‘tuhan’.
Barangsiapa yang menjadi pelaku jenis dosa ini, mak ia telah merampas ketuhanan dan kerajaan (kedaulatan) Allah dan menjadi tandingan bagi-Nya. Ini adalah dosa yang paling besar disisi Allah dan amal perbuatan yang baik tidak gunanya.
Betapa banyak manusia yang sekarang telah berlaku dan berubah dirinya menjadi tuhan, karena hanya sedikit memiliki kekuasaan, kekayaan, dan kesempatan (waktu), dan kemudian mereka mengubah sifat-sifat dasar mereka, dan mereka berubah menjadi ‘tuhan-tuhan’ yang sejatinya tidak layak.
Dosa syaithoniyah adalah dosa di mana palakunya menyerupai perilaku dan sifat setan, seperti melampui batas, penipuan, dengki, memakan harta yang haram, makar, memerintahkan perbuatan maksiat kepada Allah, menghiasi kemaksiatan dengan kebaikan, melarang melakukan ketaatan kepada Allah, melakukan bid’ah, serta mendakwahkan bid’ah dan kesesatan. Ini dosa yang akan menjerumuskan para pelakuknya ke dalam neraka jahanam.
Betapa banyak manusia yang berwujud manusia, tetapi perbuatan mereka seperti setan, dan menjadi hamba setan. Perbuatannya selalu durhaka dan melawan kepada Allah. Tidak mau bertahkim (berhukunm) dengan hukum Allah, dan hanya mengikuti hwa nafsunya, yang akhirnya menjerumuskan diri mereka ke dalam kesesatan yang nyata. Tetapi, mereka masih berani mengatakan yang mereka kerjakan adalah kebajikan. Inilah orang-orang yang sudah menjadi pengikut setan.
Dosa bahimiyah adalah binatang, yang menampakkan pelakunya berbuat kejam dan biadab, seperti menumpahkan darah, melakukan peperangan, menindas kaum yang lemah, dan menghancurkan kehidupan mereka. Dengan tanpa merasa menyesal atas perbuatan mereka.
Manusia berubah menjadi binatang buas, hanya mengikuti syahwat perut dan seksual. Dari sini lahir perzinahan, pencurian, memakan harta yang haram, memakan harta anak yatim, bakhil, pelit, penakut, keluh-kesah, yang menyebabkan manusisa sudah tidak lagi memiliki landasan hidup yang benar.
Manusia telah terjatuh ke dalam bentuk baru, sebagai binatang. Karena menjadi bahimiyah, dan menjauhkan dari perintah dan larangan dari Allah Ta’ala. Wallahu’alam .