Masalah:
Akhir-akhir ini banyak orang yang kesurupan atau kemasukan makhluk gaib, yaitu setan dari golongan jin? Bagaimana cara mengatasinya bila hal itu terjadi pada keluarga atau lingkungan kita?
Pembahasan:
Pertanyaan di atas kiranya perlu ditambah dengan:
Mengapa “kemasukan setan” hanya dihubungkan dengan kesurupan, dan kesurupan tersebut sering juga terjadi ditengah-tengah masyarakat yang suka beribadah, sementara orang yang jauh dari agama atau yang sedang berbuat maksiat jarang terkena kesurupan?
Mengapa ruqyah lebih sering digunakan untuk mengobati sejumlah orang yang kesurupan padahal jumlah orang yang kemasukan setan melalui pintu lain jauh lebih banyak daripada sekedar jumlah orang yang kesurupan?
Sebelum membahas siapa saja yang kemasukan setan, perlu diketahui terlebih dahulu apakah setan itu?
Syaithan شيطان adalah kata sifat yang diambil dari akar kata syathanaشطن yang berarti jauh atau diambil dari akar kata syatha شاط yang berarti celaka. Jadi syaithan adalah sifat makhluk dari golongan jin dan manusia yang jauh dari rahmat Allah dan hancur bukan saja karena kelakuannya yang menyimpang dari kebenaran melainkan juga karena suka menggoda yang lain untuk sama-sama menjauh dari kebenaran. Makhluk pertama yang dijuluki Syaithan yang dinyatakan dalam al Quran adalah dari golongan jin, yaitu Iblis.
Makhluk pertama yang digoda setan serta tergoda adalah dari golongan manusia, yaitu Adam. Artinya, setan yang pertama adalah dari golongan jin dan sasaran yang pertama
kali terkena godaannya adalah dari golongan manusia. Hingga saat ini setan-setan dari gologan jin tidak henti-hentinya menggoda manusia.
Tidak sedikit dari golongan manusia yang sudah tergoda bahkan sudah menjadi kader-kader setan tanpa mereka sadari. Mereka adalah orang yang bekerja sama menghalangi perjalanan da’wah dan mengajak manusia menuju kehancuran, yaitu mengajak mereka untuk berbuat maksiat.
Untuk mengetahui lebih jelas siapa saja yang kemasukan setan atau yang tunduk kepada setan bahkan dikader oleh setan, mari kita perhatikan beberapa ayat berikuti ini:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُبِينٌ *إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ
تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.(QS.2:169)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ
وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ*إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ
أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ
وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ
فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan seitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu). (QS.5:90-91)
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ
الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS.17:27)
Menurut beberapa ayat di atas orang yang kemasukan setan atau terbawa
oleh setan adalah:
- Orang yang suka memakan barang haram baik haram dzati seperti bangkai, daging babi, dan sebagainya maupun haram hukmi seperti makanan yang dibeli dengan uang hasil haram seperti dari hasil mencuri, korupsi, menipu, riba, dan sebagainya.
- Orang yang suka berbuat jahat seperti menyakiti orang lain dan sebagainya.
- Orang yang suka berbuat keji seperti berzina, perkataan yang jorok dan kotor, dan lain-lain.
- Orang yang berkata dalam masalah-masalah keyakinan yang menyimpang dari ajaran tauhid, yaitu mereka mengada-ada dalam urusan aqidah.
- Orang yang minum khamer.
- Orang yang suka main judi.
- Orang yang menyembah berhala atau meyakini ada tuhan selain Allah.
- Orang yang mangadu nasib dengan menggunakan cara-cara takhayul-khurafat.
- Orang yang suka bermusuhan
- Orang yang pemarah
- Orang yang boros dalam membelanjakan hartanya.
Memang orang yang sedang durhaka kepada Allah, kalau belum menjadi setan maka sebenarnya dia adalah orang yang sedang kamasukan setan dan dibina menjadi pembantunya untuk menggoda manusia agar menyimpang dari ajaran yang benar.
Setan masuk ke dalam diri manusia dengan berbagai cara dan datang dari semua arah. Hal ini pernah dijelaskan oleh setan sendiri, yaitu setan yang pertama bernama Iblis. Sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ
الْمُسْتَقِيمَ(16)ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ
خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ
أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ(7)
Iblis berkata, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka (1) dari muka dan (2)dari belakang mereka, (3)dari kanan dan (4)dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”.
Menurut Al Hakam bin Utaibah bahwa yang dimaksud dengan: dari muka adalah dunia; dari belakang adalah akhirat; dari kanan adalah kebaikan dan dari kiri adalah keburukan. Kendatipun Al Hakam telah memberi tafsiran untuk empat kata di atas, namun tafsiran tersebut masih memerlukan penjelasan. Karena ayat tersebut mengandung makna
yang jauh lebih luas dari tafsirang di atas. Maka yang dimaksud dengan:
1. Mendatangi mereka dari muka adalah bahwa setan senantiasa menggunakan kehidupan manusia dalam urusan dunia yang terlihat jelas untuk melupakan mereka terhadap urusan yang masih gaib, yaitu akhirat dan kehidupan dunia dipandang tidak berhubungan dengan akhirat.
2. Mendatangi mereka dari belakang, yaitu menggunakan amal ukhrowi untuk kepentingan dunia. Al Quran adalah pembimbing yang mengarahkan semua kehidupan manusia agar menjadi amal ibadah demi kepentingan akhirat. Namun, dengan belajar dari pengalaman yang sudah ribuan tahun, maka Iblis terus-menerus membisik dan mengarahkan manusia agar menggunakan Al Quran untuk kepentingan dunia. Dia juga mengarahkan orang yang suka beribadah agar menjadikan ibadahnya untuk kepentingan
dunia pula.
Bahkan dia juga menanamkan ke dalam hati manusia keangkuhan tersembunyi, yaitu meyakini bahwa keajaiban-keajaiban yang dialaminya adalah bukti ketakwaan dirinya kepada Allah. Jika sudah muncul keangkuhan maka desakan menuju kemusyrikan semakin kuat dan jalan kesesatan di hadapannya semakin terbuka lebar.
3. Dengan kebaikan. Amal kebaikan yang dikerjakan seorang hamba pun tidak lepas dari incaran setan. Setan berupaya menggunakan amal kebaikan seorang hamba sebagai jalan menuju keangkuhan. Dia membisik kepada orang yang beramal kebaikan agar memandang dirinya sebagai orang yang lebih utama dan mulia bahkan lebih dari itu merasa diri sebagai orang suci dari dosa.
Alkisah, pada suatu hari seorang praktisi ruqyah ditanya: ustadz, mengapa bacaan ustadz sangat berpengaruh bagi pasien sementara bacaan orang lain tidak, padahal yang lain pun mampu membaca yang ustadz baca? Dengan yakin dia menjawab: oh itu urusan ketakwaan.
Kisah lain, seorang yang mengaku sufi mengaku bahwa dia telah mampu membela diri dengan kekuatan gaib. Ketika seorang pemuda berkata:
Ustadz, tolong ajarkan padaku agar aku memiliki bekal untuk berjihad. Dia berkata kepada pemuda itu: kalian belum sampai kepada maqam yang kami capai. Bahkan dari kalangan mereka ada yang lebih parah lagi, yaitu mengaku lebih mulia daripada nabi dan malaikat seperti yang diungkapkan seorang tokoh spiritual di Asia Tengah:
إن لأئمتنا مقاما لم يبلغ إليه نبي مرسل ولا ملك مقرب
Sesungguhnya pemimpin-pemimpin kami menempati kedudukan yang tidak dicapai oleh nabi yang diutus dan tidak pula dicapai oleh malaikat yang dekat.
4. Dengan keburukan. Ketika seorang hamba mendapat satu musibah atau menghadapi kesulitan maka setan akan terus berusaha untuk menanamkan keresahan, kegelisahan hingga kehilangan kontrol dalam sikap dan ucapan yang akhirnya keluar kata-kata kufur dan syirik. Di samping itu juga sangat mungkin setan membisiki seorang hamba tadi agar mengatasi masalah dengan cara yang melanggar syari’at seperti mengatasi penyakit
dengan menggunakan dukun, mengatasi kemiskinan dengan mencuri atau merampok.
Untuk mengetahui lebih rinci tentang program setan dan agar terhindar dari berbagai bahayanya, maka perlu kita kaji surat An Nisa yang dengan rinci Allah menjelaskan program Iblis, yaitu:
وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطَانًا مَرِيدًا(117)لَعَنَهُ اللَّهُ
وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا
مَفْرُوضًا(118)وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ
وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ ءَاذَانَ الْأَنْعَامِ
وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ
الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا
مُبِينًا((119
Dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, yang dila`nati Allah dan setan itu mengatakan, "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya): (1)aku benar-benar akan menyesatkan mereka, (2) akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, (3) akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan (4) akan aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata (Q.S. 4: 117-119). (bersambung)