Kitab Allah adalah sumber pengetahuan, pendidikan, pengarahan, dan pembinaan satu-satunya bagi generasi manusia yang unik, sebuah generasi yang tidak terulang dalam sejarah kemanusiaan, baik sebelum maupun sesudahnya, generasi sahabat mulia yang telah menciptakan dalam sejarah manusia peristiwa luar biasa yang mengakar dan abadi, peristiwa yang belum dipelajari dengan sungguh-sungguh hingga hari ini.
Sumber ini adalah sumber yang telah melahirkan —atas kehendak Allah Subhanahu wa ta’ala dan takdir-Nya— mukjizat yang mengejawantah di alam manusia. Dia adalah mukjizat yang tidak bisa ditandingi oleh mukjizat-mukjizat da peristiwa-peristiwa luar biasa yang telah mengiringi semua kerasulan. Dia adalah mukjizat yang nyata dan dapat disaksikan, sebab generasi yang unik tersebut adalah fenomena sejarah yang tiada duanya.
Masyarakat yang tersusun dari generasi itu untuk pertama kali, dan yang tetap bertahan hingga lebih dari seribu tahun, dia adalah masyarakat yang memedomani syariat yang dibawa oleh Kitab ini. Dia berdiri di atas sebuah landasan yang tersusun dari nilai-nilai dan neraca-neracanya, petunjuk-petunjuk dan inspirasi-inspirasinya. Masyarakat ini adalah mukjizat lain dalam sejarah kemanusiaan jika ia dibandingkan model-model komunitas manusia lainnya, yang notabene menggunggulinya dalam hal-hal yang bersifat material—namun, ia tidak mampu menandinginya dalam maslah peradaban kemanusiaan.
Manusia zaman ini —manusia dalam jahiliyah modern— mencari kebutuhan-kebutuhan jiwa, masyarakat, dan kehidupan mereka di luar Al-Qur’an ini! Sebagaimana orang-orang terdahulu dalam jahiliyah arabnya mencari mukjizat selain Al-Qur’an! Orang-orang itu telah terhalang oleh kejahiliyahan mereka yang bersahaja dan kebodohan mereka yang menguasai —selain hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan pribadinya— untuk menyaksikan kemukjizatan semesta raya yang luar biasa yang ada dalam Kitab yang menakjubkan ini.
Sedang orang-orang jahiliyah, antara mereka dan Al-Qur’an terdapat tembok penghalang bernama keterpedayaan oleh ilmu manusia yang telah disingkapkan oleh Allah untuk mereka di alam materi dan keterpedayaan oleh sistem-sistem dan konsep-konsep yang rumit sebagai akibat tuntutan rumitnya kehidupan manusia zaman ini, perkembangan, dan kematangannya dari aspek konsep dan sistemnya. Dia adalah sesuatu yang wajar seiring dengan kemajuan kehidupan, bertambahnya pengalaman, barunya keperluan, dan juga kerumitannya!
Sebagaimana mereka juga telah dipisahkan dengan Al-Qur’an oleh konspirasi 14 abad yang muncul dari kedengkian orang-orang Yahudi dan kaum Salibis yang tidak pernah berhenti sesaat pun juga dir memerangi agama ini (Islam) dan Kitabnya, memalingkan pemeluknya darinya, dan menjauhkannya untuk mengambil petunjuknya secara langsung.
Sesudah orang-orang Yahudi dan kaum Salibis mengetahui, berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka yang lama, bahwa mereka tidak akan pernah mampu mengalahkan para pemeluk agama ini (Islam), selagi mereka tetap berpegang teguh kepada kitab ini, seperti berpegang teguhnya generasi pertama mereka, bukan hanya sekadar dengan melagukan ayat-ayatnya dan membaca biografi mereka, sementara mereka sendir jauh dari pentunjuk-petunjuknya!
Ini adalah konspirasi yang berkesinambungan, permanen, jahat, dan biadab, yang akibat terburuknya adlah situasi kondisi yang tengah dialami orang-orang yang pada hari ini dinamakan umat Islam—padahal, mereka bukanlah orang Islam, jika mereka tidak tunduk kepada syariah agama ini dalam kehidupan mereka.
Inilah tujuan dari seluruh upaya mereka di setiap tempat untuk menghapus pengaruh agama ini, dan supaya “Al-Qur’an” (bacaan) lain selain Al-Qur’an-Nya (Al-Qur’an yang sesungguhnya) dipelajari. Mereka menjadikan referensi dalam mengatur semua aspek kehidupan dan dalam menyikapi semua perselisihan dan perseteruan dalam peraturan da perundang-undangan kehidupan ini, sebagaimana orang-orang Islam dahulu merujuk Kitab Allah dalam masalah-masalah ini!
Sesungguhnya Al-Qur’an ini, yang orang-orang jahiliyah dahulu berusaha keras memalingkan orang-orang kebanyakan darinya dengan cara meminta kemukjizatan maujud, dan orang-orang jahiliyah modern berupaya memalingkan mereka darinya dengan “Al-Qur’an Baru” yang mereka buat-buat dengan beragam sarana informasi dan media massa. Allah Ta’ala berfirman :
هَذَا بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
"Ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman." (QS. Al-A’raf [7] : 203)
Kitab ini tetap menarik perhatian musuh-musuhnya di seluruh muka bumi, mereka bermaksud menjadikannya materi penyiaran di seluruh stasiun penyiaran dunia, ia sama-sama disiarkan oleh orang-orang Yahudi dan kaum Salibis, dan juga oleh antek-antek mereka yang berlindung dibalik nama Islam! Wallahu’alam.