Penyimpangan dari manhaj Allah dan agama-Nya mempunyai berbagai penyebab. Saya berkeinginan untuk menghimpunkannya buat kaum Muslimin, semoga dapat menemukan jalan yang dapat menghindari penyebab yang memalingkan dari manhaj Allah Azza Wa Jalla yang kekal ini. Sehingga, kaum Muslimin dapat mengobat dirinya sendiri dari segala bencana yang menimpanya.
Beberapa penyebab penyimpangan. Penyebab pertama, jiwa yang kotor. Allah Ta’ala berfirman :
وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَّأَسْمَعَهُمْ ۖ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوا وَّهُم مُّعْرِضُونَ
“Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).”(QS. al-Anfal [8] : 23)
Allah Azza Wa Jalla menceritakan perihal suatu kaum yang menyimpang dari manhaj-Nya dan tersesat. Ada orang yang bertanya-tanya, “Mengapa mereka tidak mau datang ke masjid? Mengapa mereka tidak mau membaca al-Qur’an? Mengapa mereka menolak hidayah-Nya? Allah Ta’ala menjawab melalui firman tersebut.
Makna ayat tersebut bahwa dalam diri mereka tidak ada bakat kebaikan sedikitpun. Mereka sebuah riwayat yang bersumberkan dari Musa AS, disebutkan bahwa dia berbicara dengan Allah. Untuk itu, dia bertanya, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau masukkan suatu kaum ke dalam surga dan memasukkan kaum lainnya ke dalam neraka?
Allah menjawab, “Hai Musa, semaikanlah benih tanaman! Musa pun menyemaikan benih tanaman. Allah Ta’ala berfirman, “Panenlah” setelah tanaman aitu tiba saat panennya. Allah Ta’ala ber firman, “Hai Musa, mengapa engkau tinggalkan yang ini? Yakni sisanya yang ditinggalkannya. Musa AS menjawab, “Tidak ada kebaikan padanya”. Allah berfirman, “Aku pun meninggalkan di dalam neraka orang-orang yang tidak ada kebaikan dirinya.”
“Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu”. (QS. al-Anfal [8] : 23)
Yakni karena tiada kebaikan dalam diri merkea, tiada manfaat, tiada kebenaran, dan tiada pendekatan diri sama sekali kepada Allah Azza Wa Jalla.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Tuhan) Yang Maha Pemurah (al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”(QS. Az-Zukhruf [43] : 36)
Ahlul ilmi(ahli ilmu) mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini bahwa barang siapa yang berpaling dari manhaj Allah, maka Allah mengadakan baginya teman yang jahat yang menuntunnya ke dalam lembah kesesatan.
Dengan kata lain, barangsiapa yang meninggalkan masjid, niscaya Anda akan menjumpainya berada di dalam kafe. Barangsiapa yang meninggalkan mush’af, niscaya anda akan menjumpainya bersama dengan majalah porno. Barangsiapa yang tidak mau membaca al-Qur’an, niscaya anda akan menjumpainya bersama dengan nyanyian yang gila.
Ditanyakan kepada ju’lan (serangga tanah, wangwung) jawabnya, “Mengaa engkau sampai serendah ini?” Ia menjawab, “Kesukaankulah yang menyebabkan aku serendah ini”. Salah seorang penyair mengatakan sehubungan dengan seorang lekaki yang kegemarannya selalu kepada kesesatan,
Bila malam tiba, orang-orang yang terpilih mulai meraih keutamaan,
Sedang kamu mulai menebar kejahatan di setiap rumah,
Bila mereka menanamkan benih keutamaan yang tinggi,
Maka kamu justeru menuai tanaman yang murahan seperti brutawali dan buah yang pahit lainnya.
Selanjutnya, penyair itu mengatakan kepadanya, “Engkau selamanya memang tidak menyukai kebaikan. Bila orang-orang begadang bersama dengan Kitbullah, engkau begadang dalam kesesatan. Semoga Allah melindungi kita dari hal ini. Bila orang-orang mendekatkan dirinya kepada Allah, engkau mendekatkan diri kepada setan. Bila orang memelihara kehormatan mereka, dan akhlaq mereka dengan akhlaq Islam, engekau selamanya berkubang di dalam lumpur kedurhakaan dan kesesatan.”
Salah seroang pujangga telah mengatakan, “Aku masuk menemui si fulan dan si fulan yang asyik dengan musiknya lagi tersia-sia. Dia tidak memahami arti hidup ini. Setiap kali kujumpai dia di rumahnya, ketemui sedang bernyanyi seraya memetik gitar dan di dekatnya terdapat minuman keras. Semoga Allah melindungi kita dari hal ini. Dia suka minum khamr, tetapi mengaku dirinya seroang Muslim.”
Berbeda dengan Yazid ibn Harun. Setiap kali orang-orang berkunjung kepadanya, mereka menjumpainya sedang membaca Qur’an dan menangis. Yazid bin Harun adalah seorang yang ‘alim lagi zuhud dan termasuk ahli ibadah yang besar. Dia banyak menangis, karena takut kepada Allah, sehingga kedua matanya buta.
Salah seorang muridnya pernah bertanya kepadanya, “Kemanakah kedua mata yang indah itu, wahai Yazid ibn Harun?” Ia menjawab, “Demi Allah, keduanya telah dilenyapkan oleh tangisan di penghujung malam hari. Akan tetapi, kedunya berada di sisi Allah yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.”
Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan bahwa Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang Kutimpakan ujian pda kedua anggota tubuh yang paling disayanginya, lalu ia bersabar, niscaya Aku akan mengganti keduanya dengan surga.”(HR. Bukhari dan Ahmad)
Adapun ganti dari Allah tiada ganti lain yang semisal dengannya dan belasungkawa dari Allah tiada belasungkawa lain yang menyamainya. Oleh karena itu, tidaklah Anda jumpai seseorang mendekatkan dirinya kepada Allah, melainkan pasti Allah mendekatkannya.
Adakah orang yang mengetuk pintu (rahmat) Allah, lalu ditolak oleh-Nya? Adakah orang yang meminta kepada Allah, lalu Dia tidak memberinya? Adakah orang yang meminta petunjuk dari Allah, lalu Dia tidak menunjukkinya? Sesungguhnya berpalingnya dan menyimpangnya seseorang dari manhaj Allah Ta’ala hanyalah karena ulah hamba yang bersangkutan sendiri, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya.
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka, dan Allah tiada member petunjuk kepada kaum yang fasiq.”(QS. Ash-Shaf [61] : 5)
Untuk itu, bila ada seorang pemuda mengatakan, “Mengapa aku tidak juga mendapat petunjuk?”
Sebagai jawabannya adalah, “Anda sendirilah yang memacetkan berbagai penyebab hidayah. Seandainya Anda berkeinginan untuk mendapatkan hidayah, tentulah Anda sangat antusias mencari penyebab-penyebabnya, antara lain Anda memelihara shalat lima waktu, gemar mengunjungi majelis-majelis kebaikan, rajin mendatangi berbagai pengajian, suka mendengar ceramah agama, suka mendengarkan kaset-kaset agama, membaca buku-buku agama, dan anda sering berdo’a kepada Allah Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya yang dalam firman-Nya :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonannya orang yang berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. al-Baqarah [2] : 186)
Allah Ta’ala di tangan kekuasaan-Nya segala sesuatu terjadi. Dialah yang mendudukkan orang-orang yang shalih di masjid-masjid dan Dia pulalah yang mendudukkan selain mereka di dalam tempat-tempat minum khamr serta tempat-tempat kemaksiatan dan kebejatan.
Semoga Allah melindungi kita dari hal ini. Dialah yang menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia pulalah yang menyesatkan siapayang dikehendaki-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. al-Ankabut [29] : 69)
Yakinlah Allah Azza Wa Jalla akan memberikan jalan bagi hamba-hamba yang ingin bersegera mencari jalan-Nya, dan hidup dalam keridhaan-Nya. Wallahu’alam.