Alhamdulillah rabbil ‘alamin. Selawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat dan kaum muslimin.
Kepada seluruh umat Islam di manapun berada, saya tujukan risalah ini, sebagai pengingat akan amanah aqidah yang telah diterima manusia. Firman Allah, “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” (Q.S. Al-Ahzaab: 72)
Risalah ini merupakan ajakan untuk sama-sama merenungi sabda Rasulullah saw. “Bangsa-bangsa di dunia berlomba-lomba mengerubungi kalian layaknya mereka mengerubungi makanan (untuk disantap). Kemudian sahabat bertanya, “Apa karena kami saat itu sedikit yang Rasulullah? Rasulullah menjawab, “Tidak, bahkan kalian berjumlah besar saat itu, tetapi kalian seperti buih (yang tidak berbobot), seperti buih air sungai.”
Kenyataan seperti ini menjadi dorongan bagi saya untuk menulis risalah kepedihan yang menerpa umat Islam karena ibarat buih membuat kehormatan dan darah umat Islam menjadi hina dina dan musuh-musuh Islam makin berani mengotori kehormatan dan kesucian umat Islam.
Rasulullah saw telah mengingatkan kita tentang nasib kita yang bagaikan “aklah”, makanan yang siap disantap manusia yang rakus dan sangat jahat serta tidak mengenal kebaikan bagi manusia lain. Manusialah yang membuat skenario pembantaian manusia di dunia, terutama umat Islam. Kerakusan dan kedengkian orang-orang Zionis yang hanya kenyang dengan darah umat Islam.
“Aklah” yang disantap mereka dengan bertameng undang-undang zhalim yang dihasilkan oleh organisasi-organisasi dunia. Penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dibalut slogan kemerdekaan, kadang dengan slogan reformasi atau dengan slogan demokrasi. Pada gilirannya semua aksi dan tindakan yang bertentangan dengan resolusi PBB selalu saja terus dilancarkan. Di tangan merekalah tangan-tangan PBB. Hingga tiap kali mereka berlumuran darah, tiap kali itu pula PBB selalu memberikan pengampunan atas segala kebrutalan dan kejahatan mereka, apalagi mereka mempunyai senjata ampuh, yaitu demokrasi.
Dalam semua peristiwa, Uni Eropa selalu segera mengusulkan upaya perundingan dalam rangka memperkenalkan posisinya bahwa mereka selalu bergabung dengan kekuatan sekutu internasional memberantas terorisme yang dilebelkan kepada orang-orang Islam dan bangsa yang menentang kezhaliman dan kebrutalan Zionis dan Amerika, meski yang menebar teror terhadap kemanusiaan itu adalah mereka.
Terkuaknya Kedok Amerika
Sesungguhnya jamaah Ikwanul Muslimun tidak memandang semua yang dilakukan oleh kekuatan jahat dan sekutunya sebagai akhir pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, antara Islam dan kezhaliman. Semua itu adalah awal dari pertarungan hakiki antara umat Islam dengan tantangan dan perlawanan langsung musuh-musuh Islam setelah sebelumnya mereka mengadakan invasi dan infiltrasi ideologi dan budaya kepada generasi Islam. Allah berfirman, “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah: 217)
Negara-negara Barat telah merestui proyek perang tartar terhadap umat Islam. Konsekuensinya adalah mereka tidak malu-malu lagi mengirimkan tentara mereka untuk membantu sekutu memerangi umat Islam. Keberadaan mereka saja sudah menjadi racun bagi bangsa pendudukan yang mereka kotori dengan perilaku binatang dan tidak berakhlaq yang cepat menular bagi bangsa dan generasi Islam di daerah pendudukan. Di sisi lain gerakan misionaris terus bergulir di balik organisasi-organisasi bantuan internasional.
Semua ini akan terus bergulir sepanjang masa di tubuh umat Islam, kecuali kita menghidupkan ruh Islam, kita gelorakan semangat Islam dalam jiwa umat Islam untuk melawan segala jenis serangan musuh-musuh Islam. Ramaikanlah masjid dengan anak-anak, hiasi malamnya dengan qiyamulail. Bukankah kita baru saja melewati bulan Ramadhan. Jadikanlah masjid sebagai pusat kegiatan para muslimah yang kerudung-kerudungnya menjadi syiar Islam, memancarkan izzah berislam. Hidupkanlah beragam syiar Islam agar manusia disejukkan dengan fenomena Islam. Pada akhirnya semua konspirasi dan makar musuh-musuh Islam dapat dipatahkan lebih telak lagi. Allah berfirman, “Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (Q.S. Al-Anfaal: 30)
Kebangkitan Islam dan maraknya bermunculan simbol-simbol Islam hingga Islam menjadi lebih dikenal dan lebih menjanjikan. Kebangkitan ini membuat musuh-musuh Islam merasa wajib memeranginya dan perlawanan mereka selalu dilindungi dengan tameng legalitas dunia yang mereka genggam kuncinya hingga semua resolusi dan kebijakan yang bergulir semata-mata untuk kemaslahatan Barat.
Pelindung dan negara yang menjadi polisi dunia itu adalah Amerika yang terpenting baginya adalah memuaskan hasratnya, berkuasa dan berpengaruh, layaknya sang koboi. Kupingnya hanya mendengar ocehan-ocehan Zionis, sehingga masyarakat dunia tidak mengetahui tentang tewasnya ribuan orang Islam India akibat pembantaian orang-orang Hindu di sana pada tahun 1984. Mereka juga memejamkan sebelah mata ketika kaum radikalis Hindu memusnahkan masjid Al-Babery pada bulan Desember 1992. Masyarakat dunia juga tidak tersentak dengan tragedi perkosaan massal muslimah Kasymir. Juga terhadap pertumpahan darah 40 ribu orang yang gugur syahid akibat tindakan teroris Hindu selama empat tahun belakangan ini.
Juga, tragedi pembantaian terhadap 87 orang Islam pada tanggal 13 Ramadhan yang dilakukan oleh polisi Thailand. Perdana menteri Thailand bahkan dengan bangga menegaskan kepada masyarakat dunia bahwa kepolisiannya telah melaksanakan tugasnya dengan gemilang dan sangat memuaskan pada aksi pembantaian orang-orang Islam!!?
Ini juga berlaku bagi organisasi HAM yang telah mencatat tragedi pembantaian kelompok orang Islam Uzbekistan di bawah kekuasaan drakula Yahudi yang haus darah. Ia telah merubah masjid-masjid di sana menjadi kandang-kandang kuda. Di gurun salju Siberia telah dikubur jutaan orang Islam yang tidak berdosa. Mereka dibantai hanya karena mengatakan ketauhidan. Mereka dibunuh bukan karena kejahatan mereka, “Kecuali karena mereka berkata:"Tuhan kami hanyalah Allah". (Q.S. Al-Hajj: 40)
Membunuh Merupakan Undang-undang Mereka
Sesungguhnya orang berilmu tidak akan heran dengan kebrutalan ini, ketika semua tentaranya dikumpulkan untuk menjarah kekayaan Irak, menjadikan sungai Eufrat menjadi sungai darah, menjadikan taman-tamannya menjadi penjara-penjara dengan segala jenis penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan Amerika. Masyarakat dunia sepertinya belum terperangah dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi di kota Fallujah. Tentara Amerika sengaja ingin mengubur kota itu, jika mereka tidak mau tunduk dan patuh kepada sang koboi. Ambisi besarnya adalah menguasai minyak Irak yang telah dibangun atas pengorbanan 1600 orang yang gugur dan 2000 orang luka-luka serta 1800 orang harus menerima pecutan sang koboi di penjara-penjara yang dulunya adalah rumah-rumah mereka. Di waktu yang sama hampir satu setengah juta jiwa harus mengungsi meninggalkan tanah kelahiran dan keluarganya dikawal tank-tank militer Amerika.
Itulah yang terjadi di Irak. Mari kita lihat apa yang terjadi di Palestina! Setiap hari tentara Zionis itu membunuh rakyat Palestina. Dunia telah lama menyaksikan kebiadaban Zionis Yahudi yang bukan hanya orang dewasa, tapi anak-anak, wanita dan orang tua pun menjadi sasaran tembak mereka, tiap hari, rakyat Palestina dibunuh Yahudi sejak pecahnya Intifadhah pertama dan kedua.
Di waktu yang bersamaan juga, di samping koboi itu telah menumpahkan darah umat Islam di Irak dan Afghanistan, mereka juga berada di balik tragedi perang saudara di Sudan sejak mereka mengirimkan bantuan militer ke Sudan Selatan (mayoritas Kristen) berupa senjata pada tahun 1984. Peristiwa itu telah membuat sejuta setengah orang gugur hingga saat ini.
Merekalah yang bekerja sama dengan Zionis Yahudi untuk menyokong gerakan Separatis Sudan dan gerakan Al-Badija di Sudan Timur untuk menyerang dari belakang. Mereka bertujuan untuk memecah Afrika Selatan dari Utara. Tujuannya adalah untuk memutus perkembangan Islam dari Sudan, Khurthum ke selatan Afrika. Nantinya mereka akan lebih gencar melaksanakan aksi kristenisasi setelah pemecahan ini. Mulai dari Sudan kemudian Uganda, lalu Burkina, Kambodia, Kenya, Pantai Gading, Ghana dan Somalia.
Logika Kebenaran
Di dunia seperti inilah koboi ingin mewujudkan keinginan dan obsesinya agar seperti yang disabdakan Rasulullah saw. “Kebaikan menjadi kemungkaran dan kemungkaran menjadi kebaikan,” bukan karena sesuatu, tetapi karena hukum dan penguasanya adalah orang jahil, orang-orang jahiliyah. Allah berfirman, “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? “ (Q.S. Al-Maaidah: 50)
Penguasa jahiliyah telah memaksakan dunia internasional menggunakan logika yang kontra. Kebaikan dipandang sebagai kejahatan dan kemungkaran dipandang sebagai kebaikan. Maka permusuhan dan perang terhadap suatu negara dipandang sebagai upaya pembebasan dan kemerdekaan, seperti yang dilakukan Amerika di Irak. Dengan logika inilah maka Amerika mengajak negara-negara eropa untuk ikut terlibat mengirimkan tentaranya di Irak dengan dalih memberantas terorisme.
Pada hakikatnya, penggunaan logika semacam itu tidak akan kuat dan bertahan lama, karena kebenaran pasti akan muncul dan tidak dapat ditolak oleh siapa pun. Juga sesungguhnya kebenaran itulah kekuatan sejati yang tertanam dalam jiwa tiap manusia. Manusia tidak dapat membohongi suara hatinya. Allah berfirman, “Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang bathil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang bathil itu lenyap.” (QS. Al-Anbiyaa’: 18)
Seruan Kepada Kaum Muslimin
Ketahuilah bahwa sesungguhnya perjuangan menghadapi musuh memerlukan persiapan dan kesiapan. Allah berfirman, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (Q.S. Al-Anfaal: 60)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (Q.S. Al-Hujuraat: 15)
Marilah kita bersiap dan mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh dengan memperkuat kekuatan kita, dengan kekuatan iman. Dengan kekuatan itu Allah akan meninggikan kita sampai berada di barisan para malaikat-Nya. Allah berfirman, “Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir) Mereka tidak sama.“ (Q.S. As-Sajdah: 18)
Marilah kita bersiap dan mempersiapkan diri kita untuk menghadapi musuh kita dengan mempererat tali ukhuwah sehingga kita menjadi kuat di hadapan musuh kita. Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim dengan muslim lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya.”
Dalam sebuah bangunan harus ada kesatuan dan bersambung. Maka marilah kita kuatkan saudara kita dengan menunaikan kewajiban ukhuwah kita sehingga saudara kita menjadi kuat pula, bisa dengan bantuan doa, bantuan dana, bantuan tenaga atau mengefektifkan pemboikotan terhadap produk perusahaan Amerika dan semua sekutunya yang menjadi donatur penjajah Zionis Yahudi.
Marilah kita bersiap dan mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh dengan memperkuat kekuatan jasad kita. Dengan profesionalisme yang tinggi pada ilmu dan pekerjaan. Dengan peningkatan teknologi yang bisa mengantarkan kita untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada Barat dan agar kita tidak mudah tunduk kepada keinginan dan kehendak mereka. Allah berfirman, “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkanmu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Q.S. Huud: 113)
Untuk menambah motivasi dan semangat dalam persiapan kekuatan, Allah mengingatkan kita di dalam Al-Qur’an, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,” (QS. Ali-‘Imran: 110) dengan syarat memenuhi kriteria sebagaimana disebutkan, “Menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-‘Imran: 110)
Seruan Kepada Gerakan Islam Di Mana Saja
Ketahuilah bahwa kewajiban kalian sangat berat, beban kalian juga cukup berat, maka tetaplah komitmen di jalan Islam. Allah berfirman, “Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. Marilah kita saling berbaik sangka terhadap saudara kita yang beda kendaraan. Rasulullah saw. Bersabda, “Manusia melempari kalian dengan batu, maka lemparilah mereka dengan buah yang paling bagus.” Waspadalah terhadap makar musuh-musuh Islam juga terhadap tragedi yang menimpa umat Islam. “Orang beriman itu cerdik, maka cerdiklah yang sebenarnya”.
Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih besar dari waktu sebagaimana yang dikatakan Imam Syahid. Karena itu jadikanlah waktu-waktu kalian sebagai waktu yang bermanfaat. Ketahuilah bahwa dakwah Islam ini jika tidak dibela kalian, maka Allah akan mengganti dengan orang lain. Allah berfirman, “Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (Q.S. Muhammad: 38)
Sangat berbahagia bagi kita jika kita masih bersama dakwah dan masih ada orang-orang yang benar-benar berjuang untuk dakwah. Allah berfirman, “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya), (Q.S. Al-Ahzaab: 23)
Berjalanlah tetap di jalan Allah yang merupakan karunia Allah. Umar bin Khathab r.a. berberkata, “Kita dulu adalah suatu bangsa yang dijadikan mulia oleh Allah dengan Islam, jika kita mencari kemuliaan dan izzah dengan selain Islam, maka Allah akan menghinakan kita.”
“Padahal kamulah yang di atas dan Allah-(pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad: 35) “Jarak antara kemenangan dan kekalahan adalah hanya kesabaran sesaat."
(diterjemahkan dari Risalah Ikhwan pada edisi Desember 2004, saat beliau menjadi Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin)