Tentu yang menjadi persoalan yang sifatnya asasiah, masih banyak diantara para pemimpin umat yang tidak menyadari tentang kondisi ini. Bahkan, ada diantara mereka yang bekerjasama, dan memberikan wala’nya (loyalitasnya) kepada mereka. Meminta bantuan dan pertolongan, serta menggantungkan hidup mereka kepada musuh-musuh Islam ini.
Allah berfirman :
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih. (Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah”. (An-Nisa : 138-139).
Hakekatnya, tak ada lagi, pembicaraan dan negosiasi dengan mereka yang telah terang-terangan memusuhi umat dan Islam ini. Apalagi memberikan wala’nya kepada mereka. Karena semua itu hanyalah akan mengundang murka dari Allah Azza Wa Jalla.
Ibnu Jarir mengatakan, “Orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai teman-teman penolong dengan maksud mencari kekuatan, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang dungu dan tidak sempurna. Dan, justru orang-orang kafir dan musyrik itu hanyalah bertujuan menghancurkan umat Islam, dan menjajahnya. Tidak mungkin mereka ridho dengan kemenangan dan kemuliaan yang akan dicapai umat Islam.
Kemuliaan dan kekuataan hanya dengan cara semata-mata datang dari pertolongan Allah, Dzat yang mempunyai kemuuliaan dan kekuatan, Dzat yang memuliakan siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan menghinakan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah akan menolong mereka dan memberikan kekuatan kepada mereka, orang-orang mukmin yang thaat. Wallahu’alam.
-Mashadi-