Syaikh Anwar al-Awlaki, da’i terkenal asal AS mengutuk keras serangan brutal Israel ke Jalur Gaza seklaigus mengkritik para pemimpin negara-negara Arab yang ‘impoten’ tidak bisa mengambil sikap tegas atas kebrutalan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Dalam tulisan di blog pribadinya berjudul "The Meaning of Gaza", Syaikh al-Awlaki menyampaikan tiga poin penting pemikiran-pemikirannya tentang apa selama ini terjadi dan sedang terjadi di Jalur Gaza.
Pertama, al-Awlaki menyatakan apa yang terjadi di Gaza menunjukkan bahwa musuh Islam (Zionis Israel) sudah sukses melakukan tamparan keras terhadap umat Islam. Ia menilai respon-respon yang diharapkan dari umat Islam atas kebrutalan Zionis Israel tidak cukup kuat dan tidak jelas arahnya mau kemana. Dalam hal ini Awlaki membandingkannya dengan apa yang dilakukan Rasulullah saw saat orang-orang Yahudi menyerang seorang Muslimah. Rasulullah saw menyatakan perang terhadap Yahudi-Yahudi itu.
"Tapi hari ini di Gaza, meski jumlah korban di kalangan Muslim Palestina sudah mencapai ratusan orang, yang kita lihat cuma aksi-aksi demonstrasi, kecaman-kecaman dan para pemimpin Arab cuma menggelar pertemuan tingkat tinggi yang tak berguna. Cuma itu yang dilakukan dan menjadi tanggung jawab kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di sekitar kita atas apa yang terjadi," tulis Awlaki.
Kedua, da’i keturunan Yaman itu menyatakan apa yang dialami rakyat Palestina di Jalur Gaza merupakan bukti yang jelas bahwa sudah sejak lama dunia Islam mengalami kebangkrutan. Para pemimpinnya impoten. Menurut Awlaki, pemerintahan dunia Islam tidak bisa diperbaiki lagi dan harus diganti serta dicabut sampai ke akar-akarnya. Kesimpulan seperti ini, tulis Awlaki, sudah dipikirkan oleh banyak negeri-negeri Muslim. Tapi selalu saja ada segelintir orang yang masih memperdebatkannya atas nama pemimpin-pemimpin yang telah mengkhianati dan membuat umat Islam kalah.
"Faktanya, raja-raja dan presiden-presiden kita makin menarik diri untuk memainkan perannya dan lebih membela kepentingan mereka sendiri serta kepentingan pasukan perang salib modern. Mereka melatih tentara-tentara dan pasukan keamanan hanya untuk memberangus umat Islam dan bukan untuk tanggung jawab mereka membela kepentingan umat Islam. Para pimpinan dunia Islam juga malah mencurigai dan merasa jijik dengan umat Islam," kritik Awlaki.
Ia menghimbau agar umat Islam jangan mau lagi dibodohi oleh "kecaman-kecaman" yang disampaikan para pemimpin Muslim terhadap Israel. Syaikh al-Awlaki mencontohkan negara Mesir yang dinilainya sudah ikut menyerang Gaza dan memberlakukan blokade terhadap warga Gaza.
"Jika hari ini umat Islam berpikir untuk melakukan jihad, yang pertama kali menghalangi umat Islam untuk berjihad adalah para pimpinan dunia Islam," tukas Awlaki.
Ketiga, menurut al-Awlaki, negara Israel harus dihapus seperti Rasulullah saw mengusir orang-orang Yahudi dari semenanjung Arab. Yahudi di Palestina kata Awlaki harus disingkirkan ke seberang lautan sehingga tidak ada lagi warga sipil Israel, yang ada cuma warga Muslim.
"Ketika musuh menyerang kaum perempuan dan anak-anak, kita juga harus menjadikan kaum perempuan dan anak-anak dari musuh-musuh kita sebagai target. Syaikh Ibn Uthaymeen mengatakan,’jika musuh membunuh kaum perempuan dan anak-anak, bagi saya itu artinya kita boleh membunuh kaum perempuan dan anak-anak dari musuh kita karena hal itu akan melemahkan hati dan mempermalukan mereka’," jelas al-Awlaki.
Ia juga mengutip terjemahan al-Quran surat al-Baqarah ayat 194 yang isinya,"Oleh sebab itu, barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu."
Dalam hal ini, al-Awlaki menegaskan kembali bahwa kaum perempuan dan anak-anak tidak boleh menjadi target serangan dalam sebuah peperangan. Tapi jika kita diperangi dan memaksa kita untuk melakukan perlawanan maka dalam kasus ini dibolehkan untuk membunuh kelompok-kelompok non-kombatan. Awlaki mencontohkan serangan ke Taif pada masa Rasulullah dengan menggunakan ketapel. Sama halnya dengan situasi hari ini, ada dua metode yang diadopsi oleh para pejuang di Palestina, metode operasi syahid dan serangan roket ke wilayah penjajah. Dua metode ini, tidak bisa menghindari jatuhnya korban di kalangan kaum perempuan dan anak-anak.
Apa yang terjadi di Gaza merupakan dimensi yang lebih luas lagi, dimana Yahudi-Yahudi Zionis menjadikan seluruh komunitas di Gaza sebagai target blokade dan pemboman yang membabibuta. "Itulah sebabnya saya cenderung menggunakan pandangan Ibn Uthaymeen dalam situasi khusus seperti ini," tulis Awlaki.
Melihat situasi yang terjadi di Palestina, ia menyatakan setuju dengan metode yang dilakukan para mujahidin dan setuju dengan pernyataan para mujahidin bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan serangan dengan target warga sipil karena Israel juga melakukan hal yang sama.
Syaikh Anwar al-Awlaki menyatakan siap mengkaji kembali pandangannya itu jika ada yang bisa memberikannya referensi terkait masalah tersebut.
Ia berdoa agar Allah swt segera mengangkat penderitaan warga Jalur Gaza, mengulurkan tangannya dan memberikan kemenangan pada warga Gaza. Dan berdoa agar Allah swt mengampuni para syuhada dan memberikan kemenangan bagi para mujahidin Palestina. Amiin. (ln)