Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw.
Pada proses kelahiran biasanya terdapat rasa sakit. Tapi, pada saat yang sama, itu merupakan pertanda akan datangnya sebuah kabar gembira. Pertanda hadirnya sebuah kehidupan baru.
Umat Islam beberapa tahun terakhir merasakan berbagai macam rasa sakit dan penderitaan akibat ulah Firaun zaman modern. “Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash: 4)
Namun janji Allah SWT pasti akan tiba yaitu mereka yang tertindas oleh kekuatan Firaun akan diberi pertolongan. “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi, dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu .” (Al-Qashash: 5 – 6)
Mencermati Sejarah
Bagi mereka yang berpangku tangan dengan masalah yang menimpa Al Aqsha, juga bagi mereka yang menyerah pada kekuatan musuh, inilah kesaksian kami: “Orang-orang yang ditinggalkan itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka jahanam itu lebih sangat panas" jika mereka mengetahui. (At Taubah: 81)
Telah 60 tahun umat Islam terperangkap dalam jerat zionisme Israel yang membawa berbagai virus kerusakan. Mereka menguasai Al Quds, merampas berbagai peninggalan yang amat bersejarah; tembok Buroq, tempat lahirnya Isa, peningalan para nabi-nabi, lokasi kuburan para pejuang Islam.
Virus kerusakan yang menjangkit ini terus bergerak menghancurkan Palestina. “Mereka tidak memelihara kerabat terhadap orang-orang mu’min dan tidak perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (At Taubah: 10)
Demokrasi yang diteriakkan oleh Bush, Lord Balfour dan teman-temanya semakin membuat virus ini bertambah gila. Sesungguhnya penjajahan Inggris yang berlangsung selama 28 tahun atas bumi Palestina merupakan langkah awal bagi berdirinya Negara Yahudi. Pada saat diproklamirkan tahun 1948, jumlah bangsa Yahudi telah mencapai 605.000 jiwa. Padahal, pada awal penjajahan Inggris jumlah mereka hanya 56.000 jiwa saja!!!
Bangsa Barat yang katanya pejuang HAM tak berbuat apa-apa pada saat penduduk Palestina yang berasal dari 531 kota dan desa terusir dari kampung mereka pada tahun 1948. Mereka adalah penduduk asli dari tanah air yang kini bernama Israel. Lebih dari 92 persen tanah Israel yang ada pada hari ini adalah milik pengungsi palestina yang diambil secara paksa.
Warga Palestina di pengungsian kini berjumlah sekitar 5.200.000, namun organisasi internasional yang mengurusi para pengungsi hanya mengurusi sekitar 4 jutaan dan bantuan yang diberikanpun berkurang dari tahun ke tahun.
Pembantaian Zionis atas bangsa Palestina
Selama bertahun-tahun, secara langsung dan tak langsung, Inggris terlibat dalam 17 kali aksi pembantaian terhadap bangsa Palestina yang dilakukan oleh Bangsa Yahudi. Hampir semua bumi Palestina berwarna merah darah; pembantaian Dir yasin, Sobro dan Syatilla, Bahrul Baqardan lain sebagainya. Ribuan orang terusir dari kampungnya, mereka yang lari ke masjid dan gereja pun tak luput dari pembantaian. Tercatat lebih dari 24 kali peristiwa pembantaian dilakukan oleh bangsa Yahudi dan anehnya pihak Barat mengatakan bahwa itu hanya peristiwa kecil yang tak perlu dibahas lebih lanjut.
Para ulama dan fuqoha pun berijma dan bersepakat bahwa jika ada tanah umat islam yang dirampas, maka semua umat islam wajib membebaskannya. Baik yang besar, kecil, laki-laki bahkan dalam kondisi seperti ini para wanita tak perlu lagi izin suaminya untuk berjihad. “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (At-Taubah: 41)
Sesungguhnya derita yang dialami oleh saudara kita di Palestina yang telah berlangsung selama 60 tahun ini akan terus hidup bersama kita, siang malam. Semenjak Negara Israel diproklamirkan, sampai pada hari ini penderitaan tak pernah henti. Tangis para ibu yang kehilangan anaknya. Jeritan mereka yang ditahan di penjara-penjara Israel. Ini bukan derita satu hari atau satu tahun, namun ini telah berlangsung selam 60 tahun, mulai tahun 1948 sampai hari ini!!!
Derita ini, tak hanya dirasakan oleh Bangsa Palestina saja. Namun perlahan virus penjajahan ini terus menjalar ke sekujur tubuh ummat Islam tanpa terasa. Dia memporak-porandakan Somalia, merampas kekuatan Libya, menjajah Afghanistan, membumihanguskan Irak, mengepung Syria dan Iran, memunculkan beragam fitnah di Libanon, dia berusaha memecah belah Sudan bahkan virus keji ini telah memiliki pangkalan militer di berbagai Negara Arab.
Virus ini berjangkit dengan tanpa terasa. Secara tak langsung, ia menjerat umat Islam. Kadang dengan bantuan pinjaman utang Luar Negeri, kadang dengan dipaksakannya sebuah sistem pendidikan yang memihak ke Barat dan Amerika. Bahkan, kadang dengan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, dengan serbuan budaya bebas nilai, seks bebas atau bahkan dengan slogan toleransi dan kebebasan beragama, juga dengan isu HAM dan isu demokrasi, reformasi dan lain sebagainya.
Kini virus keji itu berbicara dengan bahasa perdamaian yang mengandung makna “menyerah” yang penuh dengan fatamorgana. “Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (An Nuur: 39).
Berbagai pembicaran damai telah digelar, mulai dari Oslo, Camp David, Sarm Syeikh, Peta Jalan Damai dan lainnya namun tak ada hasilnya. Malah yang terjadi adalah pemutar balikkan fakta. Rakyar palestina menjadi pengungsi, aksi bom syahid dikatakan sebagai aksi terorisme, tanah yang dirampas menjadi pemukiman, penjajah menjadi penduduk asli, para pejuang Hamas dan Jihad Islam disebut sebagai perusak dan teroris. Semakin lengkaplah derita umat Islam ini.
“Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya untuk mu, hingga datanglah kebenaran dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya” (At-Taubah; 48). Bukan hanya sisi politik Umat islam yang dirampas, namun sector ekonomi umat islam juga semakin terancam dengan diberlakukanyya pasar bebas di kawasan Timur Tengah.
Kepada Rakyat Palestina
Wahai para pejuang sejati, lemahnya posisi membuat kami tak dapat berjihad langsung bersama kalian menghadapi apa yang kalian hadapi, menyongsong janji Allah: “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.” (At-Taubah: 14)
Mohonlah pertolongan pada Allah dan bersabarlah. Satukan barisan. Jangan tertipu oleh dunia. Jangan kalian disibukkan oleh urusan konflik politik sehingga melupakan problem asasi kita yang sebenarnya. Ingatlah bahwa inti kekuatan kalian terletak pada persatuan dan kuatnya persaudaraan. “Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.” (Muhammad: 35)
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka . Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan , sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (An -Nisa: 104)
Wahai Umat Islam
Berbuatlah sesuai dengan realita. Kita memiliki modal untuk bangkit. Sikap keprajuritan adalah langkah awal kemenangan. “Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam tertipu.” (Al-Mulk: 20)
Hendaknya langkah awal kalian adalah kembali pada Allah SWT, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf; 96)
Wahai para Pemimpin
Sesungguhnya Hari Kiamat itu akan sangat dahsyat. Masing-masing manusia akan menghadap Allah SWT. “Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Maryam: 95)
Kami khawatir akan beban berat yang kalian emban. “Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban mereka, dan beban-beban di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.” (Al-Ankabut: 13).
Ingatlah akan rakyat kalian yang kalian pimpin, ini adalah amanah. Jangan sampai pada hari kimat nanti, ini akan menjadi penyesalan.
Pada para Ikhwan
Ingatlah selalu syiar kalian. Jadikan Allah SWT sebagai tujuan utama dalam setiap aktifitas yang dilakukan. Bukankah Allah memberikan kabar gembira bagi mereka yang berniat tulus dan berhati baik. “kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” (Asy-Syuara: 89)
Jadikan Rasulullah saw sebagai teladan yang terus hidup dalam jiwa kalian yang akan membangkitkan semangat kalian. “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At Taubah: 128)
Berdoalah terus untuk Al-Aqsha. Dan jadikanlah Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kalian dan bekal dalam perjalanan juga sebagai landasan dalam bermuamalah dengan manusia yang lain.
Ingatlah bahwa siapa saja yang menginginkan kehidupan akhirat maka itu dapat diraih dengan pertolongan Al-Qur’an. Juga barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka juga dengan wasilah Al-Qur’an. Bahkan yang menginginkan kebahagiaan pada keduanya, juga dengan Al-Qur’an.
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu , maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal.” (Ali Imran: 160)