Setiap muslim terlebih para ulama bertanggung jawab terhadap keberadaan Palestina. Karena hal ini sangat berkait dengan persoalan akidah.
Allah swt. dalam surah Al-Isra menggandeng antara Masjidil Haram dengan Masjid Aqsha yang berada di Palestina. Ini sebagai simbol keterkaitan yang kuat antara dua tempat suci itu.
Sebenarnya, bisa saja Allah memperjalankan Rasulullah saw. dari Masjid Haram langsung ke langit, tanpa harus ke Masjid Aqsha di Palestina. Di sinilah isyarat dari Allah swt. tentang keterkaitan yang kuat antara dua tempat suci itu.
Inilah tempat yang telah diamanahkan para Nabi kepada kita, umat Islam, untuk selalu menjaga Palestina. Dan di sini pula simbol kesucian tanah suci Islam. Selain juga simbol kejayaan umat Islam.
Jika Palestina dirusak dan dikotori oleh tangan-tangan jahat Zionis Israel, itu berarti bahwa penodaan dan penghinaan terhadap tanah suci Islam yang juga menjadi milik umat Islam sedunia. Sehingga sudah menjadi kewajiban umat Islam di mana pun berada, untuk membela perjuangan mujahidin di Palestina.
Perjuangan tersebut dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari bantuan tenaga langsung, dana, doa, dan lain-lain. Inilah wujud kecintaan kita kepada salah satu tanah suci Islam. Dan ini pula wujud kecintaan kita terhadap saudara-saudara kita seakidah Islam, yang saat ini sedang berjihad melawan musuh-musuh Islam.
Gaza dan Persatuan Islam
Di luar sengitnya medan jihad di Gaza, ada hikmah yang bisa kita ambil dari jihad di Gaza. Yaitu, sebuah pemandangan indah bagaimana persatuan Islam. Walaupun mereka tinggal jauh dari Gaza Palestina, walaupun sebagian penguasa mereka sudah menjadi antek Amerika, tapi hati mereka begitu dekat yang diekspresikan melalui berbagai dukungan kepada mujahidin di Gaza.
Inilah keindahan Islam yang saat ini disaksikan oleh warga seluruh dunia. Dan ini pula yang akhirnya menarik simpati dunia, termasuk dari warga non muslim, yang terpanggil sisi kemanusiaan mereka untuk ikut membantu umat Islam Palestina, khususnya Gaza.
Konflik Gaza juga tiba-tiba menyadarkan umat Islam seluruh dunia terhadap kejahatan Israel. Kesadaran ini membangkitkan semangat jihad mereka yang mungkin sudah redup atau diredupkan oleh antek-antek Zionis di mana mereka tinggal.
Saat inilah akhirnya umat Islam tersadar dengan apa yang selama ini menjadi moto mujahidin Hamas di Gaza Palestina, yaitu hidup mulia atau mati dalam keadaan syahid.
Peran Ulama
Jihad di Gaza Palestina juga memberikan arti tersendiri tentang betapa besarnya peran para ulama. Di pundak merekalah persatuan umat Islam bisa lebih cepat terwujud. Dan di pundak mereka pula potensi umat yang begitu besar ini bisa dioptimalkan dan diarahkan dengan tepat.
Tentunya, para ulama mesti mampu mengkonsolidasikan umat dan dirinya sendiri terlebih dahulu. Mereka harus dekat dengan masyarakat sehingga akhirnya bisa dipercaya oleh masyarakat. Orang yang akan diangkat sebagai imam adalah mereka yang selalu amam (berada di depan, red) untuk membela kemaslahatan umat. Mereka lahir dari rahim umat ini, dan akan bertanggung jawab untuk umat ini pula.
Merekalah para pewaris Nabi. Sebagai penerus Nabi yang berjuang untuk seluruh umat. Bukan hanya untuk kelompok, partai, atau golongan tertentu saja.
Mereka harus berusaha untuk meninggalkan segala kesan ta’asub (fanatik, red) terhadap satu kelompok atau golongan. Karena jika seorang ulama menampilkan dirinya sebagai satu golongan tertentu, tentu akan diikuti oleh para pengikutnya. Dan di sinilah persatuan umat Islam akan menjadi kendala.
Para ulama harus selalu senang dengan keberadaan ulama-ulama lain. Karena dengan keberadaan merekalah, beban terhadap umat ini bisa lebih ringan, dan perjuangan terhadap kebangkitan umat Islam bisa lebih cepat dan berdaya.
Sangat tidak layak jika ada ulama yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri, begitu pun hanya sebatas kepentingan kelompoknya.
Jadi, seorang ulama, selain punya peran dalam hal keilmuan; ia juga punya peran dalam mengekspresikan cinta terhadap sesama umat Islam, di mana pun mereka berada, apa pun kelompok mereka.
Tidak boleh ada kebencian terhadap sesama ulama. Karena kebencian itu akan menular kepada pengikut mereka yang begitu banyak.
Di sinilah pentingnya keikhlasan seorang ulama dan kecintaan seorang ulama. Ia hanya mencari ridha Allah, bukan yang lain, termasuk ridha dari penguasa setempat.
Peran keilmuan dan keteladanan ulama seperti itulah yang insya Allah bisa mewujudkan persatuan umat di seluruh negeri. Dan ini yang akhirnya mampu menggetarkan musuh-musuh Islam. Siapa pun mereka.