Risalah Penjagaan dan Pembelaan Terhadap Kebenaran
Adapun jika mereka (Ahludz Dzimmah) keluar dari undang-undang dan hukum Umat Islam atau memusuhinya atau membantu negara lain yang memusuhi Islam, maka tidak ada gunanya membiarakan hal ini. Sebab Allah berfirman,
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿٩﴾
"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zhalim.” (Al-Mumtahanah: 9)
Betapa miripnya hari ini dengan kemarin
Ketika memperhatikan kondisi dunia sekarang ini, kita melihat adanya upaya untuk kembali ke zaman Jahiliyah guna menghidupkan kezaliman dan kerusakan di muka bumi. Semenjak mundurnya kejayan Umat yang membawa nilai-nilai Risâlah Muhammadiyah (ajaran Muhammad Saw) dan menyebarluaskannya ke seluruh penjuru dunia ini, bangsa-bangsa Barat pun mulai maju dari segi materi. Segala macam kekuatan dan kecanggihan cenderung berpihak untuk kepentingan mereka. Mereka kemudian bergerak untuk menjajah dunia Timur dan berusaha menghilangkan kejayaan dan sejarahnya. Untuk merealisasikan semua itu mereka melakukan pembantaian-pembantaian keji dan penjajahan terhdap bangsa-bangsa terutama bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Sampai pada akhirnya manusia mengumumkan keinginan mereka untuk hidup bersama dalam kedamaian. Mereka sepakat untuk mendirikan organisasi Internasional untuk menjaga hal-hak mereka setelah Perang Dunia berdarah yang memusnahkan puluhan juta manusia. Mereka mengumumkan berdirinya PBB dan lembaga-lembaga lainnya yang secara zahir menyeru kepada kebebasan, keadilan, persamaan dan kemanusiaan. Akan tetapi, semua itu hanya sekedar jargon yang kosong dari isinya. Karena, tetap saja Negara-negara besar yang memiliki kekuatan militer yang besar, terutama Amerika, merekalah yang memegang kebijakan yang mengatur roda perjalanan dunia dengan sistem rasialisme yang dapat dilihat oleh siapa saja.
Masalah Palestina dan keberpihakan yang zalim
Gambaran paling jelas dari keberpihakan yang zalim ini terlihat pada upaya mereka mendirikan gerakan Zionis yang mereka sebut Negara Israel, di bumi Palestina. Padahal negara Israel ini adalah negara yang tidak mempunyai asal-usul yang jelas. Bukan merupakan sebuah bangsa yang hidup di atas negeri yang mempunyai wujud secara natural. Tetapi ia tidak lain adalah kumpulan kelompok-kelompok ekstrimis dari berbagai unsur, yang tidak disatukan oleh apapun selain ideologi Zionisme. Mereka meninggalkan negeri asalnya untuk mendiami negara buatan baru di atas negeri Palestina, seraya menzalimi hak-hak rakyat Palestina. Sebuah negara yang dibentuk melalui resolusi PBB yang zalim, pada tahun 1947 M, dengan persetujuan negara-negara besar imprealis, terutama Amerika.
Kelompok-kelompok ekstrimis tersebut mulai mendirikan eksistensinya dengan pembantaian yang keji, oprasi-oprasi pemusnahan massal dan pengusiran paksa rakyat Palestina, dengan didengar dan disaksikan oleh dunia internaisonal. Tidak cukup sekedar berasaskan resolusi yang zalim itu, negara-negara besar dunia terutama, menyokong tumbuhnya entitas baru ini dengan bantuan persenjataan besar-besaran dan modern, untuk merampas sisa-sisa tanah Palestina, bahkan melampauinya sampai merebut tanah-tanah Arab lainnya, melalui peperangan panjang dan pembantaian berkali-kali terhadap penduduk negara-negara Arab yang berada di sekeliling Palestina.
Mereka melabrak semua resolusi-resolusi—yang memang hanya sekedar formalitas—yang dikeluarkan oleh PBB tentang masalah Palestina. Dengan sangat sesumbar mereka mengumumkan penolakannya terhadap pengembalian para pengungsi Palestina, bahkan sampai akhir tanggal 4 Juni 1967. Sedangkan PBB sama sekali tidak berpikir bagaimana mengambil langkah-langkah kongkret untuk memaksa Israel menghormati resolusi-resolusi yang telah ditetapkannya. Walaupun sebenarnya resolusi itu adalah resolusi zalim yang memberikan tanah kepada orang yang tidak berhak memilikinya, dan yang memberi (PBB) sendiri juga tidak memiliki hak untuk memberikan tanah itu kepada orang tersebut.
Sungguh sebuah kezaliman yang aneh
Setiap hari Dunia Barat memperlihatkan kemunafikannya dalam warna yang baru. Pada waktu mereka berteriak-teriak menyuarakan demokrasi dan kebebasan, menyuarakan hak setiap bangsa untuk membela diri dan melawan penjajah yang merampas negerinya; pada saat yang sama mereka mengingkari hak ini terhadap bangsa Arab dan Islam, khususnya bumi Palestina. Ketika Veto Amerika memberangus setiap resolusi yang mengusung pelanggaran hak dan pembantaian yang dilakukan Zionis yang tidak peduli terhadap kemanusiaan, tumbuhan atau bebatuan; ketika itu juga Amerika tidak punya malu untuk mengatakan perlawanan bangsa Palestina sebagai aksi terorisme.
Di saat pemimpin-pemimpin negara Barat sama sekali tidak tergerak hatinya melihat pemandangan darah dan serpihan-serpihan daging anak-anak Palestina akibat senjata Phosfor yang terlarang secara internasional; pada saat yang sama mereka bersatu untuk memboikot para Mujahidin dan melarang pengiriman senjata-senjata ringan kepada mereka. Padahal mereka tidak pernah berhenti mengirimkan kapal-kapal perang, pesawat-pesawat tempur, intelejen-intelejen dan mempersembahkan segala jenis kecanggihan teknologi persenjataan kepada Israel guna mengoptimalkan pengepungan terhadap bangsa yang terzalimi dan perlawanan yang tak bersenjata.
Ketika penuntut umum ICC (International Criminal Court/Persidangan Pidana Internasional) berusaha agar dikeluarkan keputusan resmi internasional untuk menangkap presiden Sudan dengan alasan tuduhan palsu yang dibuat-buat berupa pembantaian massal; pada saat itu juga tidak pernah terdengar bahwa ia dan pihak lainnya bersuara lantang untuk mengajukan tuntutan agar petinggi-petinggi Zionis di seret ke meja persidangan ICC. Padahal merekalah sejatinya yang telah melakukan kejahatan-kejahatan di hadapan mata dan telinga setiap orang, serta disksikan oleh dunia internasional waktu demi waktu di layar televisi.
Di saat yayasan-yayasan kemanusiaan dan organisasi-organisasi perlindungan hewan yang berada di bawah PBB berusaha keras untuk mengkritik segala tindakan yang menyebabkan terbunuhnya seorang penduduk negara Barat atau Yahudi, di saat itu pula mereka hanya terdiam sunyi sesunyi pekuburan melihat kejahatan-kejahatan tidak berkemanusiaan yang diberitakan oleh banyak Televisi. Ribuan anak-anak, para wanita dan orang-orang tua menjadi korban. Namun dengan tenangnya sebagian mereka memutarbalikkan fakta, membenarkan agresi Israel dan mengatakan bahwa hal itu adalah tindakan pembelaan diri. Pada saat yang sama mereka menuding para pejuang sebagai pihak yang bertanggung jawab atas korban yang diakibatkan agresi ini, dan menganggapnya sebagai pelanggaran hak yang tidak dibenarkan sama sekali! Bahkan pihak-pihak yang tidak memiliki kemampuan untuk mengingkari kejahatan-kejahatan Zionis yang brutal ini dan ikut serta—dengan malu-malu—menuding Israel, namun mereka juga tidak lupa menyatakan bahwa para pejuang ikut bertanggung jawab dalam hal ini. Mereka menyamakan antara yang dikorbankan dan yang mengorbankan. Inilah yang dilakukan oleh Lembaga Amnseti Internasional akhir-akhir ini.
Kezaliman adalah penyebab kekacauan Golobal
Organisasi Ikhwan al-Muslimin ketika menyaksikan semua kezaliman yang memenuhi dunia sekarang ini, menegaskan kepada mereka yang memiliki akal sehat, bahwa kezaliman ini, standar penilaian yang zalim ini, serta keberpihakan zalim yang kontaras ini adalah sebab utama dari kekacauan global. Semua itulah yang sebenarnya menyebabkan peperangan-peperangan di seluruh muka bumi. Tidak akan ada kedamaian di Jazirah Arabia selama penjajah masih tetap bercokol di sana, selama berada di bawah naungan kezaliman dunia Internasional yang mendukung para pelaku kezaliman terhadap kezaliman mereka, menolak untuk mengembalikan hak kepada pemiliknya, dan selama mereka mengusung jargon-jargon keadilan dan kemanusiaan menurut definisis mereka dan menerapkannya di dunia ini.
Hanya keadilan yang akan menjamin kedamaian hidup manusia
Sesungguhnya umat manusia saat ini sangat membutuhkan risalah kenabian Muhammad Saw dan nilai-nilai ajaran yang dibawanya, untuk memberikan kebahagiaan pada dunia dan meluruskan arah hidup umat manusia. Tidak ada cara untuk mewujudkan kedamaian di muka bumi ini kecuali dengan kembali kepada nilai-nilai ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw seperti persamaan, kebebasan, keadilan dan pengakuan hak kepada pemiliknya. Maka, apakah para cendikiawan, politikus, pemikir dan pembela hak-hak manusia memperhatikan seruan-seruan mulia yang mengajak kepada kebenaran yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw ini?
Seyogyanya, para cendekiawan membuka rasio dan mata hati agar mereka dapat keluar dari ketidakstabilan dan kerusakan global yang mencekik leher umat manusia. Selamanya dakwah beliau yang mulia membreitahukan jalan keselamatan,
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْاْ إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاء بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إِلاَّ اللّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضاً أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ اشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ ﴿٦٤﴾
"Katakanlah: ‘Hai ahli Kitab! Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah’. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’." (Ali Imran: 64).
Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik-Nya. (SN/IKH)