Masalah:
Di beberapa daerah telah terbukti ruqyah sangat bermanfaat untuk menyelamatkan masyarakat dari kemusyrikan. Bahkan dengan ruqyah mereka menjadi sadar hingga mau meninggalkan kebiasaan mereka yang berkaitan dengan perdukunan. Orang-orang yang memelihara benda-benda tertentu atas petunjuk dukun telah banyak yang sadar dan bertaubat setelah diruqyah. Hal itu membuktikan bahwa ruqyah sangat berguna bagi penyelamatan aqidah. Pertanyaannya adalah: jika praktik meruqyah yang sekarang sudah tersebar ini di pertanyakan kebenarannya, apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi gejala kemusyrikan yang terjadi akibat paranormal atau dukun itu?
Pembahasan:
Memberantas kemusyrikan adalah tugas utama para rasul dan para pewarisnya pada setiap zaman. Tidak diragukan lagi bahwa gejala kemusyrikan yang bermunculan pada masyarakat muslim merupakan lapangan jihad para pewaris nabi. Maka, sangat penting bagi setiap da’i untuk mencurahkan segala upaya demi menyelamatkan umat dari bahaya kemusyrikan.
Sekiranya ruqyah dapat digunakan untuk memberantas kemusyrikan, apakah Rasulullah saw. melawan kemusyrikan selama tiga belas tahun di Mekah dengan menggunakan ruqyah? Ternyata ruqyah digunakan sahabat setelah priode Mekah berlalu yaitu setelah masuk priode Madinah. Bila ada orang yang berkata: Nabi Isa berda’wah dengan melakukan pengobatan.
Maka katakanlah kepadanya: Sekiranya Nabi Isa berda’wah dengan mu’jizatnya berupa pengobatan, apakah yang dia obati itu penyakit kemusyrikan dan kesurupan? Sungguh Al Quran telah menjelaskan bahwa Isa suka mengobati orang yang menderita penyakit sopak dan menyembuhkan orang buta dengan seizin Allah.
Memberantas kemusyrikan adalah tugas suci yang dilakukan oleh para rasul. Kita wajib mengikuti jejak langkah mereka dengan cara yang mereka contohkan yaitu melalui tabligh, ta’lim, tarbiyah dan seterusnya secara terperogram dan berkesinambungan. Karena itu, untuk memberantas kemusyrikan selama berada di Mekah, Rasululllah saw. memerlukan waktu hingga tiga belas tahun.
Mungkinkah tingkatan da’i zaman sekarang dapat memberantas kemusyrikan hanya dengan ruqyah yang memakan waktu beberapa menit saja. Mungkinkah dalam jangka waktu yang sangat singkat ini kalimat tauhid tertanam dalam qalbu masyarakat dan mereka pahami secara mendalam? Karena kalimat tauhid tidak cukup hanya untuk diucapkan, tetapi mesti menjadi pegangan hidup yang diawali dengan ilmu dan pemahaman. Allah berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ(9)
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. Kemusyrikan adalah lambang kegelapan dan ketauhidan adalah cahaya. Kegelapan tidak memerluakan ilmu sedang cahaya memerlukan ilmu.
Menghilangkan satu kemusyrikan tidak mungkin tercapai tanpa pengganti yaitu menanamkan ketauhidan. Ketauhidan tidak akan dapat terwujud tanpa ilmu. Karena ketahudian itu sangat luas kajiannya maka untuk mengetahui ilmu tauhid memerlukan waktu yang sangat luas. Jika gerakan pemberantasan kemusyrikan tidak disertai dengan pembinaan ketauhidan yang terprogram dan berkesinambungan, maka gerakan tersebut akan dihadapkan kepada berbagai kemungkinan, antara lain:
- Hilangnya satu bentuk kemusyrikan yang melahirkan kemusyrikan lain, yaitu banyaknya orang yang sadar hingga meninggalkan keyakinan kepada benda-benda mati karena mereka berpindah kepada keyakinan terhadap orang-orang tertentu yang dipandangnya sebagai orang suci atau luar biasa hingga pengkultusan pun tidak dapat dihindari.
- Hilangnya satu bentuk kemaksiatan yang memunculkan kemaksiatan lain, yaitu banyaknya orang sadar yang meninggalkan kemakisatan diganti dengan kesibukan ibadah yang bersumber kepada ajaran campuran atau yang sering disebut dengan bi’dah. Seperti melakukan ruqyah yang pada mulanya hanya dengan berdoa, setelah mengalami perkembangan maka ruqyah tersebut dilakukan sambil mengeluarkan tenaga pada gerakan tertentu untuk mengusir jin dari satu tempat atau dari seseorang padahal meruqyah adalah gambaran seorang yang sedang berdoa kepada Allah dengan penuh khusyu dan tunduk dengan merendahkan diri di hadapan-Nya. Sedangkan tenaga yang keluar dari gerakan tertentu menggambarkan kekuatan yang tidak diperluakan pada waktu berdoa.
- Hilangnya kemaksiatan dari orang-orang tertentu diikuti dengan menurunnya kualitas keislaman dari masyarakat luas akibat berkurangnya tenaga pembina karena kesempatan sebagian para pembina disibukkan oleh kegiatan meruqyah. Telah terbukti ada beberapa orang ustadz meninggalkan kewajiban rutin mengajar dan mengisi ta’lim yang terprogram karena waktu mereka tersita untuk meruqyah di berbagai tempat. Maka dapat dipahami jika ada yang beranggapan bahwa banyaknya kesurupan merupakan proyek setan untuk menambah kesibukan para ustadz agar mengurangi tugas utamanya untuk membina umat.
Jika beberapa hal di atas itu terjadi, maka kesibukan seseorang dengan meruqyah di samping diakui ada manfaatnya namun mudaratnya pun sangat penting untuk diwaspadai. Langkah-langkah yang penting untuk dilakukan adalah mendalami makna dan menghayati ayat-ayat Al Quran yang juga merupakan bacaan yang utama dalam meruqyah antara lain surat al Falaq yang termasuk al mu’awwadzatain المعوذتين (dua surat yaitu: surat al Falaq dan surat an Nas yang digunakan untuk mohon perlindungan),
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ(1)مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ(2)وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ(3)وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ(4)وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ(5)
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".
Beberapa pelajaran yang penting dari surat ini:
- Surat ini menanamkan kesadaran kepada setiap manusia agar selalu menyadari bahwa di mana pun dia berada selalu dihadapkan kepada bahaya.
- Bahaya tersebut muncul dari ciptaan Allah yang sebenarnya diciptakan untuk dimanfaatakan oleh manusia. Namun bila mereka tidak mampu menggunakannya maka manfaat tesebut akan berubah menjadi bahaya.
- Karena rahmat-Nya yang tak terbatas, Allah menyediakan perlindungan bagi semua hamba-Nya dari berbagai bahaya dan menyuruh mereka agar berlindung di bawah naungan-Nya.
- Tanpa diminta pun Allah Mahatahu siapa yang perlu perlindungan-Nya. Namun demikian, Dia memberi jalan kepada kita untuk selalu mendekati-Nya. Maka ditetapkanlah perintah untuk menyatakan diri sebagai seorang hamba yang selalu berlindung di bawah naungan-Nya.
- قُلْ Perintah “katakanlah” ditujukan kepada seorang manusia. Hal itu memberi arti bahwa perintah ini pada dasarnya mesti dilakukan oleh pribadi masing-masing bukan dengan bantuan orang lain atau melalui seorang ahli. Ketika seseorang mohon bantuan kepada orang lain maka bantuan tersebut tidak lebih utama daripada kerja dirinya sendiri.
- أَعُوذُ Aku berlindung. Pernyataan yang menunjukkan bahwa seorang hamba yang menyadari akan kelemahan dirinya selalu berlindung di bawah naungan-Nya. Perlindungan tersebut tidak hanya diperlukan pada waktu tertentu tetapi diperlukan selamanya.
- بِرَبِّ الْفَلَقِ kepada Tuhan Yang Menguasai subuh. Allah Swt. Mahakuasa terhadap segala sesuatu. Namun demikian, di sini ditegaskan bahwa Dia Menguasai subuh. Hal itu memberi isyarat bahwa manusia banyak yang lalai terhadap nilai waktu yang diawali dengan subuh. Subuh yang merupakan permulaan siang telah Allah sediakan bagi manusia untuk mencari kehidupan. Dalam perjalanan mencari kehidupan banyak manusia yang lalai karena tergoda oleh berbagai peristiwa, temuan dan daya tarik alam di sekitarnya. Karena itu, Allah perintahkan kepada setiap hamba-Nya untuk selalu berlindung kepada-Nya.
- مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ dari bahaya apa saja yang Dia ciptakan. Artinya segala sesuatu yang telah Allah ciptakan akan menimbulkan bahaya kecuali bagi orang yang mendapat perlindungan-Nya. Dengan perlindungan-Nya segala sesuatu akan bermanfaat baik bagi dirinya, keluarganya maupun umat pada umumnya. Umpamanya: sehat akan membawa manusia bebas berbuat maksiat kecuali mereka yang mendapat perlindungan, maka kesehatan akan menjadi bekal untuk banyak beramal yang berguna bagi kepentingan umat. Sakit telah banyak membuat manusia resah dan gelisah, namun dengan perlindungan-Nya sakit banyak membuat manusia menikmati kedekatan diri dengan Allah, bertambah khusyu’ dalam beribadah dan selalu ingat akan kehidupan akhirat.
Ringkasnya, segala sesuatu akan menjadi bekal untuk beramal shaleh bagi orang yang mendapat bimbingan-Nya dan menjadi jalan maksiat bagi orang yang jauh dari Allah. – وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Allah telah menjadikan malam agar manusia mendapat ketenangan. Ketenangan dapat dicapai dengan keseimbangan. Malam adalah saatnya untuk menjaga keseimbangan antara terpenuhinya tuntutan jasmani dan rohani.
Dengan adanya siang banyak manusia bekerja untuk memenuhi keperluan jasmani dan dengan adanya malam maka Allah sediakan bagi manusia untuk berusaha memenuhi tuntutan rohani. Siang dan malam dipisah dengan waktu fajar. Allah berfirman: فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ(96) Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Dalam kehidupan nyata banyak manusia yang menggunakan malam hanya untuk tidur nyenyak atau begadang untuk bermain karena tidak ada pekerjaan. Kedua kondisi ini termasuk ancaman yang membawa kepada bahaya. Baik orang yang menggunakan waktu malam hanya untuk tidur atau mengisi waktu malam dengan begadang, keduanya akan dihisab atau dimintai tanggungjawab, karena Allah sediakan malam untuk meraih ketentraman, dan ketentaraman tidak akan dapat dicapai tanpa keseimbangan, yaitu terpenuhinya tuntutan fisik dengan tidur dan tuntutan rohani dengan taqarrub kepada Allah. Seorang mukmin akan berusaha menjadikan malam untuk meningkatkan taqarrub kepada Allah dan melakukan evaluasi tentang pekerjaan yang berlangsung pada waktu siang hari. Orang yang memahami arti malam akan selalu berusaha menjauh dari bahaya malam yang terkadang menimpa seseorang di luar kesadaran.
- وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, bahaya yang menimpa manusia ada yang dibuat oleh dirinya sendiri ada pula yang dibuat oleh orang lain. Kejahatan ahli sihir telah terbukti menimpa orang yang tidak berdosa sejak dahulu. Dan semua peristiwa tidak pernah terjadi kecuali seizin Allah. Hanya saja tidak semua yang Allah izinkan disertai dengan keridhoan-Nya atas pelakunya.
Kejahatan ahli sihir tidak menimpa seseorang kecuali dengan seizing-Nya. Kendatipun Dia mengizinkan, namun Dia tidak meridhoinya. Dengan terjadinya apa yang diinginkan tukang sihir menimpa pada diri seseorang maka kaum muslimin semakin merasa pentingnya perlindungan Allah sehinga tanpa disuruh pun mereka akan selalu berlindung kepada-Nya karena Dia-lah yang berada di atas segalanya dan Mahakuasa atas segala sesuatu.
- وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. Dengki adalah salah satu sumber kejahatan. Dengki sering muncul karena melihat kebaikan pada orang lain. Karena dengki, seseorang tidak sanggup melihat kenikmatan pada orang lain hingga dia berjuang untuk menghapuskannya. Karena dengki, setan berupaya untuk menggoda manusia dan membawa mereka menuju kesesatan. Karena dengki, setan selalu melakukan tipu daya untuk menyesatkan manusia. Manusia yang dia sesatkan bukanlah mereka yang sudah sesat melainkan mereka yang suka beribadah kepada Allah, yaitu orang yang sedang menempuh perjalanan yang lurus menuju ridho-Nya.
Setan merasa sakit jika melihat manusia yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya karena dia telah dikutuk tidak akan mendapat kesempatan untuk menyelamatkan dirinya dari siksa Allah. Karena itu setan terus mencurahkan segala kemampuannya untuk menggoda tokoh muslimin. Karena, jika berhasil meggoda seorang tokoh maka keberhasilan tersebut akan berdampak pada masyarakat pengikutnya.
Salah satu langkah yang dilakukan setan untuk menggoda seorang tokoh adalah dengan membuat jebakan-jebakan yang menggiurkan. Dengan jebakan-jebakan tersebut telah banyak manusia yang terjerat yang kemudian terbawa arus menuju kesesatan tanpa disadari. Kedengkian adalah salah satu penyebab utama yang menimbulkan kerusakan. Baik kerusakan yang menimpa pribadi, keluarga, masyarakat, bahkan yang menimpa satu negara.
Setiap muslim meyakini bahwa Allah Mengetahui segala yang tersirat pada hati makhluk-Nya. Niat baik dan buruk yang tersirat pada hati seseorang tidak lepas dari pandangan-Nya. Karena itu semua niat jahat orang yang dengki sama sekali tidak akan berpengaruh jika Allah tidak mengizinkannya. Kedengkian seseorang sering mendapat dukungan dari setan untuk melakukan satu perbuatan yang merugikan orang lain.
Orang yang beriman selalu menjadikan bisikan setan sebagai dorongan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Karena itu apapun yang terjadi didunia ini selalu positif bagi seorang mukmin. Itulah awal keselamatan yang merupakan jalan menuju keselamatan abadi diakhirat nanti. Surat Al Falaq mengantarkan setiap hamba tampil di hadapan semua makhluk unutk berikrar bahwa dia berlindung kepada Zat Yang Mengatur semua makhluk.
Ikrar tidak akan bermakna tanpa disertai dengan keyakinan yang dijiwai dan dirasakan. Surat ini juga membina setiap hamba untuk selalu berlindung di bawah naungan Penguasa alam. Jika mereka berlindung di bawah naungan-Nya maka kedengkian para penjahat tidak berpengaruh selain hanya menambah penderitaan atas diri mereka sendiri. Tipu daya setan telah banyak menyesatkan manusia tanpa mereka sadari.
Bahkan di antara mereka ada yang merasa lebih takwa daripada orang lain. Hal ini terjadi karena dia sering berbuat yang tidak dilakukan orang lain atau yang disebut luar biasa. Bagaiman dia dapat berbuat yang aneh kalau bukan karena mendapat bantuan setan dalam hal-hal yang di luar kemampuan orang lain. Sesuatu yang luar biasa tersebut sulit untuk dikatakan salah karena terkadang terbukti bermanfaat bagi kepentingan orang lain, bahkan kepentingan beragama.
Mungkinkah hal tersebut adalah jebakan dari setan? Setan tidak berkeberatan untuk memberi umpan dan pancingan seperti dengan “insyaf”nya seorang penjahat, kalau dengan insyafnya seseorang setan mendapat peluang untuk menyesatkan orang banyak. Ada seorang praktisi ruqyah yang berbangga diri dengan pekerjaannya karena dia telah berhasil merubah seorang penjahat menjadi ahli masjid. Dan mantan penjahat tersebut sangat patuh kepadanya.
Dengan kejadian ini banyak masyarakat yang tertarik untuk mengikuti langkah praktisi tadi. Yang akhirnya dari hari ke hari maka semakin banyaklah pengikutnya. Jika mantan penjahat tersebut tidak dibina dengan aqidah yang benar, menyelurauh dan mendalam serta tidak diberi pemahaman yang luas tentang Islam maka dia hanya mengalami perubahan dalam tampilan semata. Sebenarnya dia hanya berpindah dari satu kehidupan jahiliyah menuju kehidupan jahiliyah baru. Semula dia tunduk kepada hawa nafsunya sendiri yang merugikan orang lain secara langsung lalu berubah menjadi tunduk kepada seorang praktisi ruqyah dan keinginannya yang merugikan orang lain secara tidak langsung. Semula dia suka berbuat jahat yang merugikan banyak masyarakat lalu berubah menjadi orang yang rajin ke masjid dengan menganggap kesucian sang guru (praktisi ruqyah) dan membuat orang lain mengkultuskan sang guru tersebut karena terlihat sebagai orang istimewa. Semula dia merugikan orang lain secara lahir lalu dia berubah langkah yang merugikan orang lain secara batin yaitu aqidah. Ini dari satu segi, dari segi lain perubahan tersebut dijadikan pembenaran bahwa apa yang dilakukan sang guru itu adalah ajaran yang benar karena telah membuat orang jahat menjadi insyaf.
Memang orang yang terjebak dengan tipu dayanya dia akan merasa sebagai yang istimewa dan berada di atas orang lain. Padahal dia sedang menghadapi ancaman yang sangat berbahaya, karena sudah menjadi alat yang digunakan untuk menyesatkan manusia dengan cara lain.
Demikian pula halnya dengan perubahan sebagian orang yang mempercayai adanya kekuatan pada benda-benda dan mengkultuskan benda-benda yang mereka karamatkan berubah menjadi orang yang mengkultuskan manusia yang sama-sama makhluk Allah. Pengkultusan kepada manusia dan kepada benda-benda mati tidak lepas dari akidah syirik yang dapat menghapus semua amal ibadah. Masalah penting dalam bab ini adalah: betulkah praktik ruqyah merupakan langkah yang tepat untuk memberantas kemusyrikan? Apakah Rasul saw. dan sahabatnya berda’wah memberantas kemusyrikan dengan ruqyah? Tidak ada seorang dari kalangan ulama Al Quran, Sunnah dan ulama sirah yang menyatakan hal itu.
Sejak generasi pertama yang disebut dengan assabiquanal awwalun yaitu generasi afdhol hingga saat ini da’wah terus berjalan dengan menanamkan aqidah yang benar dan pembinaan yang berkesinambungan dengan mengajarkan ajaran secara menyeluruh dan bimbingan dalam kehidupan sehari-hari berlandaskan kepada petunjuk Al Quran dan contoh Rasulullah saw. Sekiranya praktik ruqyah merupakan langkah yang tepat untuk da’wah maka sesungguhnya Rasul saw. dengan sahabatnyalah yang lebih tepat untuk melakukannya. Karena mereka ahli ibadah dan doa mereka selalu diijabah. Karena itu sangat dikhawatirkan jika kesibukan meruqyah membauat seseorang meninggalkan kebiasaan mengajar, mangisi ta’lim, rutin atau mengisi dan hadir dalam halaqoh tarbawiyah, apappun alasannya, karena hal tersebut telah jalas-jelas mendukung program setan dan merugikan da’wah.
Bisikan dan rayuan setan tidak akan berpengaruh bagi orang yang senantiasa mengamalkan surat Annas. Mengamalkan surat annas tidak cukup dengan sekedar membacanya akan tetapi mesti disertai dengan tadabbur, menghayati dan menjiwai artinya. Untuk itu marilah kita berupaya untuk menghayatinya: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ(1)مَلِكِ النَّاسِ(2)إِلَهِ النَّاسِ(3)مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ(4)الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ(5)مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ(6) Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. dari (golongan) jin dan manusia”.
Beberapa pelajaran yang penting dari surat ini antara lain: قُلْ Katakanlah Perintah ditujukan kepada setiap hamba untuk menyatakan sikap yang jelas yang terdengar oleh makhluk lain. أَعُوذُ Aku berlindung. Pernyataan perorangan ini diungkapkan oleh setiap hamba yang membuktikan bahwa setiap hamba diperintah untuk menyatakan perlu akan perlindungan. Hal itu tidak menafikan adanya bantuan orang lain untuk memohon perlindungan bagi dirinya, akan tetapi membuktikan bahwa dirinyalah yang lebih tepat untuk berlindung kepada Zat Yang Mengetahui dan menyediakan perlindungan bagi setiap yang memerluannya. Akan tetapi, hal ini menafikan adanya pandangan bahwa di sana ada orang yang ahli mengusir jin atau setan, sebab orang yang dikatakan ahli juga harus selalu menyatakan bahwa dirinya perlu perlindungan. بِرَبِّ النَّاسِ kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Dalam surat lain terulang beberapa kali bahwa Allah adalah rabbul’alamin yaitu Tuhan semesta alam.
Namun demikian, di sini disebut sebagai Tuhan manusia. Hal itu memberi isyarat bahwa manusialah yang sangat memerlukan perlindungan dari berbagai godaan. terutama godaan batin yang tidak disadari datang dan perginya. Dengan disebut “manusia” maka memberi arti bahwa keperluan manusia terhadap perlindungan melebihi keperluan makhluk lainnya, sebab godaan yang datang kepada manusia datang dari berbagai arah dengan berbagai cara dan banyak sekali yang tidak diketahui baik sebelum maupun sesudah terjadi. Karena itu sangat penting bagi setiap manusia untuk menyatakan kelemahan dirinya dan berlindung kepada yang Mahakuasa yaitu: مَلِكِ النَّاسِ Raja manusia. Dengan pengakuan bahwa Dialah Raja manusia, maka hilanglah keyakinan adanya kekuasaan selain kekuasaan-Nya. Siapa pun yang mengaku dirinya memiliki kekuasaan maka pengakuan tersebut hanya tipuan belaka yang dapat merugikan dirinya dan juga merugikan orang lain. Setiap hamba diperintah untuk menolak pengakuan tersebut. Jika seorang hamba telah membersihkan hatinya dari pengakuan adanya kekuasaan selain kekuasaan-Nya maka tertanamlah keyakinan bahwa tiada yang patut disembah selain Yang Mahasatu, yaitu: إِلَهِ النَّاسِ Sembahan manusia. Yang menyembah Allah bukan hanya manusia melainkan semua makhluk yang beriman pasti menyembah-Nya. Namun demikian, ayat ini menyebutkan kata “manusia”, hal itu mememberi isyarat bahwa betapa pentingnya mansia untuk selalu diingatkan dalam urusan ibadah ini. Mereka banyak yang mengaku sudah sempurna dalam beribadah padahal tiada yang mengetahui hakikat ibadah mereka selain Allah. Selai waktu pernah belangsung dialog antar seorang hamba dengan saudarnya yang dikenal ahli mengusir jin.
Isi dialog sebagai berikut: Hamba: ustadz, mengapa bacaan ustadz sangat berpengaruh bagi orang yang kesurupan, sementara orang lain tidak, padahal yang dibcanya dalah sama yaitu ayat Alquran dan doa dari Rasulullah? Ahli jin: itu adalah urusan ketakwaan. Orang yang bertakwa selalu dikabulkan doanya. Hamba: ustadz, adakah orang yang bertakwa mengetahui ketakwaan dirinya. Yang saya ketahui semakin meningkat ketakwaan seseorang maka akan semakin merendah dan mengaku masih jauh dari derajat seorang yang takwa, karena tiada yang mengetahui ketakwaan seseorang selain Allah? Inilah salah satu hal yang senantiasa perlu diwaspadai, boleh jadi pengakuan tersebut adalah bisikan dari setan, karena itu betapa pentingnya bagi setiap insan untuk berlindung kepada Allah dari bisikannya setan. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Jika manusia membisik maka bisikannya dapat diketahui apa, kapan dan bagaimana, berbeda dengan bisikan setan yang berlangsung dengan tersembunyi bahkan sulit diketahui walaupun terus menerus membisik. Dan tidak mustahil orang paling sering mendapat bisikan setan mengaku sebagai orang paling jauh dari setan karena seten membisikan demikian. Sehingga dia merasa tenang dan aman dari kejahatannya padahal sangat mungkin perasaan tersebut adalah hasil dari bisikannya juga.
Dengan bisikan tersebut maka dia merasa sebagai orang yang luar biasa. Dan perasaan tersebut didukung dengan berbagai keadian yang tidak dimiliki orang lain. Hal itu semakin membuat dirinya merasa sebagai orang yang istimewa. Walaupu lisannya berkata: aku adalah orang biasa tidak memiliki keistimewaan apa-apa. Dengan perkataan ini orang semakin kagum karena pernyataan tersebut juga memberi arti adanya tambahan keistimewaan. Memang bisikan setan sangat halus dan sulit diketahui. Kesulitan tersebut bukan saja menurut tingkatan kita sebagai hamba biasa akan tetap setingkat sahabat pun sangat sulit untuk mengetahui bisikan setan. Terbukti para sahabat sering diingatkan Rasullah saw agar selalu waspada akan bisikan setan dan godaannya. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
Bagaimana tidak dikatakan sulit, dia membisik langsung kedalam dada manusia tanpa melalui telinga. Tiba-tiba bisikannya masuk kedalam hati. Dan bila sudah sampai kedalam hati maka akan menjadi keyakinan yang sulit untuk dihindari bahkan tidak sedikit menghilangkan fungsi fikiran. Sungguh banyak orang yang dipandang cerdas tiba-tiba cara berpkikirnya berubah karena pengaruh keyakinan. Dan itulah langkah yang ditempuh setan yaitu menyampaikan bisikan yang langsung menjadi keyakinan.
Sungguh banyak orang yang tersesat bukan karena tidak berilmu akan tetapi ilmu telah mereka terima tidak difungsikan sebagaimana mestinya. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ dari (golongan) jin dan manusia. Golongan jin disebut lebih dahulu karena kendatipun bisikan yang lebih dekat kepada manusia adalah bisikan yang datang dari jenis manusia itu sendiri, namun yang lebih penting untuk diwaspadai adalah justeru yang datang dari jenis golongan jin. Karena bisikan yang datang dari golongan jin lebih sering dan lebih berbahaya dan tidak dapat diketahui.
Termasuk bisikan jin tentang keadaan dan prilaku golongan jin itu sendiri yang ditujukan kepada sebagaian orang seperti yang pernah diungkapkan oleh Muahammad Isa Daud penulis buku “Dialog dengan Jin Muslim”. Dalam bukunya dia mengungkap beberapa informasi dari jin yang dia anggap sebagai sahabatnya. Dia menyakini bahwa sahabatnya adalah jin muslim. Sahabat tersebut banyak berbicara tentang kehidupan jin dan tokoh-tokohnya. Muhammad Isa Daud (MID) berkata: Tiba-tiba saja jin Muslim sahabat saya itu mengatakan, “Akan kusampaikan kepadamu yang sangat penting. Iblis punya kerajaan yang sangat besar: ada menteri-menteri, pemerintahan, dan kantor-kantor yang besar-besar. Iblis mempunyai wakil-wakil, lima diantaranya wajib kalian waspadai.”
Mari berhenti sejenak memerhatikan ungkapan jin sahabat MID diatas:
- Tanpa diundang dia datang untuk menyampaikan berita yang tidak perlu. Bukankah yang demikian itu kebiasaan setan.
- Dia menyampaikan informasi yang tidak diminta. Yaitu kehidupan dan aktivitas makhluk gaib. Untuk apa dia menyampaikan masalah-masalah yang tidak berkaitan dengan ajaran yang mesti dijadikan pegangan manusia? Tidakkah dia bermaksud untuk menyibukkan manusia dari kawajiban syar’ie?
- Dia juga tidak ragu-ragu menyatakan: “wajib kalian waspadai”. Atas dasar apakah dia berani menetapkan satu kewajiban yang ditujukan kepada manusia. Padahal tiada yang berhak menetapkan kewajiban atas umat manusia selain Allah dan RasulNya. Bukankah hal itu merupakan intervevsi setan dalam menetapkan hukum?
- Kalau yang dimaksud dengan kata wajib seperti halnya kewajiban yang biasa ditetapkan dalam aturan orgaisasi atau pemerintahan, maka tidak diragukan hal tersebut adalah berkaitan dengan aturan kerja yang dapat kita ketahui maslahatnya. Adapun yang berkaitan dengan masalah gaib, sama sekali tidak dapat diketahui kebenarannya. Karena itu apapun alasannya, ketetapan tersebut tidaklah berarti selain membawa kepada kesibukan yang sia-sia. Bukankah itu perbuatan setan. Semoga MID dapat menghindar dari persahabatan dengan jin yang menyibukkannya.
Siapakah lima wakil Iblis itu? Sahabat MID menjelaskan, yaitu:
- Tsabar.
- Dasim.
- Al A’war.
- Maswath.
- Zalnabur.
Agar terhindar dari program kelima nama tersebut jin sahabat MID juga mengajarkan doa dengan mengatakan: hendaknya kamu mengucapkan:
أعوذ بالله من الشيطان ثبر الرجيم وجنده وأبنائه
Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan, Tsabar, yang terkutuk, beriktu pengikut-pengikut dan anak-anaknya.
أعوذ بالله من الشيطان داسم الرجيم وجنده وأبنائه
Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan, Dasim, yang terkutuk, beriktu pengikut-pengikut dan anak-anaknya.
Jin sahabat MID mengemukan lima nama tokoh jin yang menjadi wakil-wakil Iblis. Betulkah lima nama itu ada? Jika ada, betulkah nama-nama itu milik wakil-wakil Iblis? Apakah tidak mungkin kalau kelima nama itu adalah nama-nama jin muslim yang sholeh. Dan dia mengharap agar kaum muslimin dari kalangan manusia untuk membenci hingga mengutuk mereka. Bagaimana cara mengutuk mereka, sahabat MID juga mengajarkan lafaznya secara jelas menyebut nama-nama tersebut dimasukkan kedalam kalimat isti’adzah. Isti’adzah dengan redaksi yang disampaikannya merupakan ajaran baru yang tidak dikenal dalam ajaran Islam. Dengan memasukkan nama Tsabar dan Dasim di antara kata “setan” dan “terkutuk” maka kutukan yang semestinya diarahkan kepada semua jenis setan berubah menjadi hanya ditujukan kepada Tsabar dan Dasim berikut pengikut dan anak-anaknya. Artinya, setan yang terkutuk itu hanyalah dua golongan, yaitu golongan Tsabar dan Dasim. Sungguh pintar jin sahabat MID dalam mengalihkan amal Islami menjadi amal yang tidak berarti. Dia mengajarkan doa agar terhindar dari sesuatu yang tidak terbukti dan tidak dapat dibuktikan eksistensinya, apalagi bahayanya. Ini dari satu segi, dari segi lain, dia telah berhasil melakukan beberapa hal, antara lain:
- Menambah-nambah ajaran Islam.
- Mengubah bacaan yang diajarkan Al Quran dan Sunnah.
- Mengalihkan perhatian dari hal yang pasti kepada yang tidak pasti.
- Membuat kesibukan untuk mengerjakan yang tidak berguna.
- Mengarahkan kutukan kepada yang tidak kita ketahui, boleh jadi yang dikutuk itu adalah jin yang muslim, atau sebenarnya nama tersebut tidak dimiliki siapapun.
- Menanamkan ajaran adanya seorang yang luar biasa memiliki keahlian di atas para sahabat Nabi, karena MID mendapat ilmu yang tidak dimiliki oleh para sahabat Nabi, yaitu ilmu masalah gaib.
Penting untuk kita renungkan. Jika apa-apa yang diterima MID ini benar dan tidak menyimpang mengapa para sahabat Nabi yang lebih bersih dan ketakwaannya terjamin, mereka tidak pernah berdialog dengan jin Muslim dan mengapa jin itu tidak menerangkan bahayanya kepada para sahabat, agar lebih bermanfaat untuk seluruh umat?
Kesimpulan:
- Memberantas kemusyrikan adalah kewajiban seluruh umat Islam.
- Kemusyrikan memiliki cara dan bentuk yang beragam. Ada yang diketahui dan banyak sekali yang tidak diketahui.
- Kemusyrikan harus dihapus dari diri seseorang atau dari satu kelompok masyarakat dengan melalui pembinaan yang terprogram dan berkesinambungan.
- Ruqyah adalah salah satu ajaran Islam yang mesti diamalkan dan sangat diperlukan bagi semua pengobatan.
- Rasulullah saw. dan sahabatnya tidak biasa memberantas kemusyrikan dengan praktik ruqyah seperti yang kita kenal saat ini, meskipun doa mereka lebih terjamin untuk diijabah.
- Memberantas kemusyrikan dengan ruqyah tanpa pembinaan terprogram dan berkesinambungan dihawatirkan hanya melakukan perubahan dari satu bentuk syirik menuju bentuk lainnya atau perubahan dari bentuk syirik jaliy (jelas) menuju syirik khafiy (tersembunyi). Sementara kemusyirikan masih tetap eksis tanpa mengalami kekurangan. والله أعلم
Wallahu’alam.