Tak ada lagi yang dapat diucapkan kepada siapapun, kecuali harus mengucapkan, bersabarlah atas segala pemberian Allah Azza Wa Jalla ini.
Kesabaran inilah yang akan menjadikan manusia sempurna dalam kehidupannya. Kesabaran inilah yang akan mengantarkan manusia mendapatkan ridha Allah Azza Wa Jalla. Kesabaran inilah yang akan menyebabkan manusia mendapatkan kemuliaan disisi-Nya.
Bersabar atas nikmat iman yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla kepada kita. Bersabar atas nikmat Islam yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla kepada kita. Sabar dengan iman yang kita miliki ini, kita akan menjadi kekasih-Nya yang kekal. Tak akan nista hidup kita. Selamanya.
Dengan nikmat Islam, dan bersabar dengannya, kita akan menjadi manusia yang hidup dengan lurus, mendapatkan ‘shirat’ (jalan lurus), tak akan pernah tersesat selama-lamanya. Menjadikan petunjuk Rabbaniyah itu, bagi kehidupan kita, maka akan mendapatkan kebahagian dan kedamaian. Tak ada cara lain, dan methode lain, yang dapat mengantarkan kehidupan yang membawa kepada kehidupan yang damai dan tenteram, kecuali Islam.
Allah Ta’ala berfirman :
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ
“Maka bersabarlah seperti para rasul yang memiliki keteguhan itu telah bersabar.”(QS. al-Ahqaf [46] : 35)
Mereka yang memiliki kesabaran dan keteguhan adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam.
Mereka hamba-hamba-Nya yang memiliki kesabaran dan keteguhan dalam memegang keimanan, keislaman mereka. Mereka sangat teguh. Tidak mudah berubah oleh pengaruh lingkungan, kondisi, dan faktor-faktor keduniawian.
Mereka benar-benar berpegang teguh dengan apa yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla. Tidak ada yang dapat menggoyahkan sikap mereka sedikitpun. Termasuk bagaimana ketika mereka menghadapi tekanan dan bujukan, mereka tetap sabar. Mereka hanya memilih janji-Nya dan ridha-Nya.
Pribadi yang benar-benar menjadi uswah,dan kita harus beritiba’ kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, karena sifat-sifatnya yang memberikan pelajaran yang sangat luar biasa bagi kehidupan seluruh umat manusia.
Bagaimana Beliau yang telah menggenggam kekuasaan. Beliau telah memiliki segalanya. Segala yang diinginkan manusia. Berupa kehidupan dunia. Tetapi Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, tak pernah tersentuh hatinya dengan semua yang artifisial duniawi. Beliau tetap bergeming dengan dakwahnya. Inilah teladan manusia yang sabar di muka bumi.
Abu Sofyan pernah menawarkan pernik-pernik kehidupan. Kekuasan, harta, dan perempuan cantik, diantara perempuan Qurays, tetapi Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, menolaknya. Tidak ada kemuliaan dengan kehidupan yang artifisial berupa dunia. Kekuasaan, harta, dan perempuan, semua itu memiliki limitasi, tak pernah kekal.
Semuanya akan berakhir dengan ketentuan-Nya. Rasulullah memilih yang kekal, yang sempurna, dan kenikmatan yang panjang, tanpa akhir, yaitu kehidupan akhirat. Janji-Nya diyakini tak akan pernah selisih, karena bukan janji manusia.
Nuh berdakwah selama 950 tahun siang dan malam. Tak mendapatkan sambutan kaumnya. Tidak yang menyambut seruannya. Mereka menolak. Mereka menolak agama Allah, manhaj-Nya, dan syariat-Nya.
Allah Ta’ala berfirman :
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا
فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا
وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا
“Nuh berkata, Rabbi, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap aku menyeru mereka (kepada iman) agar engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutup bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat”. (QS. Nuh [71] : 5-7).
Itulah sebuah fragmen kehidupan para Rasul dan Anbiya’. Mereka akan menghadapi kaum yang tak mau menerima petunjuk dan agama Allah. Mereka mengingkari , dan bahkan mereka memjusuhinya. Inilah fragmen kehidupan yang berlangsung sepanjang sejarah kehidupan, tak pernah akan berakhir di sepanjang kehidupan manusia.
Orang-orang yang sabar, teguh, dan tunduh dengan memilih jalan yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla, melawan orang-orang yang sudah dari awal menolaknya. Tetapi mereka tetap sabar, dan tidak pernah dengan kondisi yang ada. Para Rasul akan selalu menghadapi umat dan kaum yang mendustakan agama Allah. Sepanjang sejarah. Karena itu, sikap sabar yang diberikan para Rasul dalam mengemban misi risalah-Nya, selalu menjadi bagian dari sejarah kehidupan ini.
Pelajaran yang tidak memiliki batas. Pelajaran yang akan terus berlangsung bagi kehidupan. Bagi mereka yang ingin menegakkan agama Allah. Tidak ada waktu berhenti. Tidak ada waktu menjadi kecewa. Karena menuju kepada kabaikan dan kesempurnaan agama Allah selalu dihadapkan berbagai cobaan dan penderitaan. Inilah kehidupan yang pernah dialami para Rasul. Tetapi mereka menjadi manusia-manusia yang paling mulia disisi-Nya.
Al-Qur’an menegaskan bahwa orang-orang yang sabar telah dipersiapkan balasan baik dari Allah, yaitu ketika nanti mereka kembali kepada-Na dan berdiri dihadapan-Nya. Kesabaran mereka akan diganti dengan sesuatu yang paling mulia dan diberikan juga pahala yang sangat besar dan banyak.
Firman Allah :
نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“ .. Alangkah bagus ganjaran orang-orang yang beramal baik, yaitu mereka yang sabar dan bertawakkal kepada Rabb mereka”. (QS. al-Ankabut [29] : 58-59)
Begitu indahnya janji Allah Azza Wa Jalla bagi orang-orang yang sabar, dan telah mengikatkan diri mereka dengan apa-apa yang telah disyariatkan oleh Allah Rabbul Alamin. Wallahu’alam.