Al-Qur’an surah Al-A’raf selain memberitahukan kepada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam agar tidak sesak nafas, ketika melangsungkan dakwah, dan menghadapi kaumnya, yang ingkar dan menolak ajakannya agar beriman, dan menerima sepenuhnya Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah minhaj Rabbani yang diberikan kepada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam untuk seluruh umat manusia, dan mengikuti agama (din) Allah, yang akan menyelamatkan kehidupan mereka di dunia di akhirat. Minhaj Rabbani ini bersifat mutlak (final), dan akan berlaku sepanjang zaman (sepanjang kehidupan manusia). Meskipun, banyak diantara umat manusia yang menolak dan menentangnya. (QS. Al-A’raf : 2, 3).
Tetapi seperti digambarkan dalam Al-Qur’an yang menceritakan tidak semua umat menerima Al-Qur’an yang merupakan petunjuk (hudan), dan jalan lurus (shirat) yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Manusia ada yang hati tertutup (kufur), tidak menerima risalah Allah Azza wa Jalla, dan menolaknya dengan terang-terangan. Mereka yang menolak risalah Allah itu, mereka yang yang mengikuti hawa nafsunya sebagai jalan hidupnya. Ketika menolak din (agama) Allah, mereka binasa. Di negeri-negeri yang umatnya terang-terangan menolak din Allah dihancurkan. Bahkan bukan hanya dihancurkan mereka itu, tetapi mendapatkan siska yang amat dahsyat dari Allah Rabbul Alamin, akibat perbuatan mereka yang zalim. (QS. Al-A’raf : 4, 5)
Tentu, yang pertama dilaknat oleh Allah Ta’ala, tak lain, adalah Iblis, yang membangkang, karena sifatnya yang sombong. Kesombongan Iblis itu, tak lain karena merasa dirirnya lebih mulia dibanding dengan Adam As, karena Iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam As dari tanah. Jadi kekafiran lahir, dapat pula dari adanya asal usul. Inilah yang banyak terjadi sekarang ini, di mana manusia juga mengikuti jejak Iblis, yang mengagungkan asal-usul (keturunan), bukan yang menjadi ukuran keimanan dan ketakwaannya. Maka, Iblis diusir dari surga oleh Allah, karena sikapnya yang sombong dan ingkar itu. (QS. Al-A’raf : 12,13)
Makhluk yang diciptakan oleh Allah, yang terkena perintah harus meninggalkan surga, adalah Adam As, yang terkena bujukan dan kemudian memakan buah yang dilarang oleh Allah, yaitu buah kuldi. Adam As, lalai atas larangan itu, dan terbujuk dengan bisikan Iblis, dan kemudian melanggar perintah Allh. Adam As, merupakan makhluk pertama yang diciptakan yang melanggar perintah Allah, karena terkena fitnah Iblis, dan kemudian diusir dari surga. (QS. Al-A’raf : 20, 22).
Selanjutnya, kisah Nabi Nuh As, mengaja umat untuk beriman, tetapi ajakannya ditentang dengan keras, bahkan beliau dituduh sesat oleh para pemimpin kaumnyaitu. Dakwah yang dilangsungkan Nabi Nuh As, yang berlangsung selama hampir 90 tahun, gagal, dan terus mendapatkan penolakan dari kaumnya, sampailah datang datang azab dari berupa datangnya air bah (tsunami), yang menghancurkan seluruh kaumnya. (QS. Al-A’raf : 59, 60, 64).
Kaum Nabi Hud As, yang dikenal dengan kaum ‘Ad, yang juga menolak untuk beriman kepada Allah. Mereka menola ajakan Nabi Hud As, yang diutus menyampaikan risalah dari Allah Ta’ala, yang kemudian ditolak oleh para pemimpin kaumnya itu. Nabi Hud As jug dituduh kurang waras (gila), dan terus menola ajakan Nabi Hud, meskipun beliau mengatakan tentang risalah Allah Ta’ala itu, tetapi kaum tetap menolaknya, dan kemudian dihancurkan seluruhnya sampai ke akar-akarnya dengan kejadian yang dahsyat, datangnya angin topan. Mula-mula kekeringan yang panjang yang mematikan seluruh tanaman mereka, kemudian datang awan hitam yang menggumpal diatas awan, yang dikiran akan datangnya huja, ternyata topan. (QS. Al-A’raf : 65, 66, 71).
Kisah berikutnya, kaumnya Nabi Saleh As, yaitu kaum Samud, yang menyembah agama Allah, dan dilarang menyakiti unta betina, tetapi perintah dan larangan itu, semuanya dilanggar oleh kaumnya Nabi Saleh As, yang dihancurkan dengan gempa bumi dahsyat, sehingga kaum Samud luluh lantak.
Kisah Nabi Luth As, yang kaumnya melakukan perbuatan terkutuk dengan melakukan sodomi (liwat). Ketika Nabi Luth As, melarang perbuatan keji itu, mereka tidak menggubrisnya, dan mengusirnya Nabi Luth dan para pengikutnya yang beriman, dan kaumnya Nabi Luth dihancurkan oleh Allah Ta’ala dengan hujan batu karena perbuatan dosa mereka. (QS. Al-A’raf : 80, 81, 84).
Masih dalam kisah, tentang Nabi Syu’aib As, yang menyuruh kaumnya ta’at kepada Allah, dan tidak berlaku curang dengan cara mengurangi timbangan, tetapi kaumnya itu tetap sombong, dan tidak mau mengikuti syariah yang diperintahkan Allah kepada mereka. Tetapi, lagi-lagi kaumnya Nabi Syu’aib bersama denga para pemukanya, mengusir Nabi Syu’aib, kecuali Nabi Syu’aib mau kembali ke agama mereka yang sesat itu, dan Allah menurunkan adab terhadap mereka berupa gempa yang amat dahsyat, yang memusnahkan kaumnya Nabi Syu’aib. (QS. Al-A’raf : 85, 88, 90, 91).
Terakhir, kaumnya Nabi Musa As, yang telah diselamatkan dari kehancuran, akibat selalu ingkar dan berbuat zalim. Kaumnya Nabi Musa As ini diselamatkan dari kekejaman Fir’aun, dan mereka selamat dari bahaya kehancuran, tetapi mereka tetap tidak mau beriman, dan selalu berbuat kekafiran, seperti membuat patung sapi, yang kemudian mereka sembah. Inilah kisah antara Nabi Musa As, kaumnya, dan Fir’aun, yang dimenangkan oleh Nabi Musa As, dan kaumnya. Tetapi lagi-lagi mereka ingkar dan kafir, dan menolak untuk beriman kepada Allah. Mereka tetap menyembah berhala. (QS. Al-A’raf : 150, 155, 162, 167).
Dan, seburuk-buruknya kaum adalah kaum Yahudi, yang terus-menerus berbuat dzalim, dan menolak kebenaran, dan ingkar dengan seingkar-ingkarnya kepada risalah Allah. Wallahu’alam.
-Mashadi-