Ketahuilah , Jihad itu adalah amal jamai. Perilaku buruk langsung terlihat. Kejemuan, kelelahan, kegoncangan yang melanda diri akan memperlihatkan watak aslinya. Karena itu, Umar Ra pernah menanyakan seseorang, ‘”Apakah engkau pernah menemaninya dalam safar (perjalanan) sehingga engkau tahu persis akhlaknya? Dinamakan perjalanan itu “Safar” (terbuka) , karena ia membuka akhlak seseorang, dan menampakkan keasliannya.
Engkau mungkin Doktor bertitel dinegerimu, ketika engkau datang untuk berceramah, maka kata katamu menarik orang dan mereka meneriakkan “Allahu Akbar”, dan khalayak ramai berjalan dibelakangmu, namun ketika engkau datang kemari, engkau tidak mampu memikul beban, sedang ada pemuda kecil mampu bertahan lebih daripadamu, mengapa demikian? Rohanimu penuh terisi , tapi engkau tidak mampu memikul beban perjalanan. Karena itu ketika datang beberapa pemuda dan mengatakan kepadaku,” Ustadz Fulan Datang, Syeikh Fulan datang”, maka aku akan berujar ,”Insya Allah”. Saya tahu bahwa dia tidak akan datang dan tidak akan mampu bertahan. Jihad tidak seperti berbicara di mimbar, seperti pepatah mengatakan : “Mengkisahkan peperangan tidak sama dengan menceritakan jamuan”
Kenapa Rabbul Izzati menetapkan pahala besar bagi amalan Jihad? Kenapa? Karena didalamnya ada kepayahan, ada pengorbanan nyawa, ada kesulitan , ada keletihan, ada beban dan sebagainya. Seperti yang telah saya katakan, Jihad adalah amalan jamai. Terkadang menahan diri dari gangguan orang orang yang ada disekitarmu lebih berat kau rasakan daripada menghadapi desingan peluru musuh yang ditujukan kepadamu. Ya benar, yang satu makan dengan cara yang tidak menyenangkan hatimu, yang satunya lagi berbicara dengan cara yang tidak menyenangkan. Yang ini menjulurkan kakinya ke wajahmu sewaktu tidur, yang lain menyela perkataan yang membikin sakit hati. Dan engkau harus menahan diri dari itu semua. Jika tidak suka tidak ada jihad kecuali seperti ini, ibadah Jamai.
Benar , Jihad adalah Amal Jamai yang menuntut seseorang agar bersikap lemah lembut terhadap orang orang mumin. Kadang yang ini menyakitimu, lalu kamu diam. Sedang yang lain melakukan kesalahan, dan kamu pun menutup mata dan tidak membesar besarkannya, semua harus kamu lakukan dan bekal diri dari dua sifat sebelum berjihad : “Bersikap lemah lembut terhadap orang orang mumin dan bersikap keras terhadap orang orang kafir.”