Lihat misalnya, seorang ulama besar, kepada para pemimpin korup, berbicara dengan suara rendah dan pandangan mata patuh. Padahal, ulama itu dapat saja memekik lantang bak suara petir. Tapi, ia hanya berbisik, bahkan pada saat lain ia terdiam. Sebab , akar ketamakan telah bertumbuh dalam dirinya, sehingga membuat dirinya membuatnya berperilaku hina.
Lantaran yang dipandangnya adalah harta benda yang dimiliki seseorang pemimpin itu dengan harapan serta pangkat dan posisi bisa diraih, maka ulama tersebut menjadi lembek, tunduk dan gemetar takut. Namun, jika saja tidak menghiraukan pemberian dari sesama makhluk, sebaliknya merasa nyaman dengan anugerah Allah, ia tentu akan lebih terhormat, dan berderajat lebih tinggi.
– Ustadz Muhammad Al Ghazali –