eramuslim.com – Akidah yang kuat akan membantu seseorang untuk memiliki semangat yang produktif, etos kerja yang tinggi, tabah dalam menghadapi cobaan berat, dan tegar dalam menatap berbagai bahaya mengancam. Bahkan akidah yang kuat merupakan sebuah kemudi yang mampu membangkitkan keberanian seseorang untuk mati syahid sekalipun dia tidak sempat bertemu dengan kekasih yang ia rindukan.
Demikianlah karakteristik keimanan apabila telah merasuk dan tertanam kuat dalam jiwa seseorang. Keimanan akan memberikan kekuatan luar biasa kepada pemiliknya dalam semua tingkah laku. Kalau dia berbicara, maka dia akan yakin dengan apa yang dia ucapkan. Apabila dia berkarya, maka dia mantap dengan apa yang ia perbuat. Kalau dia melangkah, maka akan mengayunkan kakinya kea rah yang jelas. Dia akan selalu merasa tenang karena kejernihan pikiran yang memenuhi akal pikirannya dan rasa kasih sayang yang lebih mendominasi ruang hatinya. Dia akan sangat jarang merasa ragu ragu dan bimbang. Dia juga tidak akan mudah dihempas badai kencang sekalipun.
Allah SWT berfirman :
“Katakanlah, “ Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya akau akan bekrja pula, maka kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan mendapat siksa yang menghinakannya dan lagi ditimpa oleh azhab yang kekal.” (QS Az Zumar 39-40)
Demikianlah ruh yang selalu menatap ke depan dalam menjalankan aktifitasnya. Kepercayaan diri itulah yang mampu melihat bahwa sesuatu yang akan dilakukan merupakan sesuatu yang benar. Sikap seperti inilah yang membuatnya menjelma sebagai seseorang yang kokoh. Dia akan menjalin hubungan dengan sesame melalui mata hatinya. Ketika dia melihat masyarakat melakukan sebuah kebenaran, maka dia akan bergegas untuk menolong mereka. Namun ketika dia melihat mereka melakukan sebuah kesalahan, maka dia segera menarik dirinya untuk tidak ikut terlibat dalam kesalahan yang mereka perbuat.
Rasulullah SAW mengatakan,” Janganlah salah seorang dari kalian menjadi pembeo! Dia akan berkata,”aku akan selalu bersama dengan orang orang, jika mereka berbuat baik, maka akupun akan berbuat baik. Namun jika mereka berbuat jelek, maka aku pun akan berbuat jelek. Akan tetapi teguhkanlah pendirian kalian! Jika orang orang berbuat baik, maka hendaklah kalian berbuat baik. Sedangkan kalau mereka berbuat buruk, maka hendaklah kalian menghindari perbuatan buruk mereka.” HR At Tirmidzi
Orang yang lemah adalah orang yang diperbudak oleh tradisi yang berlaku di daerahnya. Dia mendasarkan perbuatannya pada parameter tradisi, bukan pada aturan syariat Islam. Bayangkan saja kalau tradisi tersebut merupakan tradisi yang salah, maka dia akan merasakan kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebenarnya banyak sekali orang orang yang mempratekkan tindakkan yang tidak sesuai dengan syariat ketika mereka bahagia atau sengsara. Mereka lebih berpegang kuat pada tradisi yang keliru daripada berpedoman pada ajaran agama.
Berbeda dengan seorang mukmin yang benar, dia tidak akan pernah berpegang pada aturan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Allah. Mungkin dengan menentang tradisi yang berkembang di masyarakat , dia akan menjumpai berbagai macam rintangan berat. Namun seorang muslim tidak seharusnya takut akan cemoohan orang penghina. Hendaklah ia tetap melaksanakan tekadnya tanpa peduli pada pedasnya kritikan dan cacian mulut yang tidak bertanggung jawab.
– Syeikh Muhammad Al Ghazali-