Bismillah, washalatuwassalamu ‘ala Rasulillah.
Persatuan umat Islam harus terwujud karena dengan persatuan itulah kita bisa menentukan agenda sendiri. Apa yang kita kerjakan dan apa yang akan kita kerjakan di masa yang akan datang.
Persatuan umat ini harus dibangun atas dasar ukhuwah yang bersih terlepas dari kepentingan individu dan kelompok. Kemudian, kita juga melaksanakan nasihat yang ikhlas.
Ketika kita memberikan nasihat, semuanya harus berangkat dari niat yang ikhlas dan murni hanya untuk kebaikan. Bukan untuk mengobral kesalahan saudara kita sendiri. Karena manusia memang tidak bisa luput dari salah. Dan solusinya menegakkan nasihat kepada mereka, termasuk terhadap kalangan ulama sendiri.
Ukhuwah harus kita tegakkan agar persatuan itu bisa tercapai. Kita bisa melihat bagaimana Rasululalh saw. membangun ukuhuwah. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, yang dilakukan pertama kali adalah membangun masjid dan mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar.
Masjid dibangun untuk menjadi wadah semua aktivitas terkait dengan kehidupan. Di masjid itu, Rasululllah mengajarkan ilmu kepada umatnya. Di masjid itu pula, Rasulullah mengatur strategi perang. Di masjid itu, Rasulullah mengadakan konsultasi bagi sahabat terkait semua persoalan yang mereka hadapi.
Ukhuwah diwujudkan dengan cara yang amat unik dengan mempersaudarakan Muhijirin dan Anshar secara umum dan bahkan mempersaudarakan antar dua orang secara khusus.
Ini metode yang perlu kita tiru sekarang bahwa setiap kita harus mempunyai suadara seiman dua sampai lima orang yang persaudaraannya melebihi dari yang lain. Agar terbangun soliditas ukhuwah.
Kalau setiap umat melakukan itu, maka akan terjalinlah ukhuwah secara luas dan umat ini akan menghirup udara segar ukhuwah yang didasari ridha Allah, bukan duniawi.
Allah melarang kita berpecah belah. Firman Allah dalam Surah Al-Anfal.
“…dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Artinya, kalau umat ini masih tetap berpikir sendiri-sendiri dan tidak mau bersatu, maka tidak akan mungkin terwujud kekuatan dalam diri mereka. Sedangkan saat ini, mereka berada di titik nadir yang paling bawah: terjajah, miskin, dan tidak berpendidikan.
Untuk bangkit dari persoalan tersebut salah satu yang diperluan adalah persatuan umat. Bagaimana pun sulitnya dan banyaknya rintangan yang kita hadapi dalam mewujudkan persatuan umat ini, kita harus sabar sampai saat nanti Allah akan mentakdirkan umat ini bersatu untuk membangun kembali kejayaan mereka yang telah lama hilang dan membebaskan mereka dari penjajahan negeri asing dalam segala bidang. Wallahu a’lam.