Eramuslim.com – Suatu hari nanti para aktivis dakwah mau tidak mau harus mengambil sikap memisahkan secara total dari kaumnya ! Sebab umat yang satu ini pada saatnya telah menjadi umat yang berbeda: Umat yang hanya tunduk kepada Allah Subhanahu wata’ala semata dan menolak tunduk kepada selainNya. Ia terpisah dari umat yang menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah serta yang menentang Allah !
Pada hari terjadinya perpisahan ini akan terealisasi janji Allah Subhanahu wata’ala kepada walinya berupa kemenangan dan pembinasaan musuh-musuh-Nya dalam bentuk yang terbersit –atau tidak- dalam hati. Dalam sejarah dakwah kepada Allah sepanjang masa, Allah tidak memisahkan wali-wali-ya dengan musuh Allah kecuali sesudah wali-waliNya menyatakan berpisah dengan musuh-musuh-nya atas dasar ‘memilih Allah’ saja. Mereka itulah golongan Allah yang tidak bersandar kepada selain Nya, mereka itulah oang-orang yang tidak menemukan seorang pun penolong selainNya.
Demikianlah sikap Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam tatkala sekelompok orang dari kaumnya merespon seruannya, lalu merekapun mengimani apa yang dibawanya. Mereka menyembah Allah saja seperti yang dituntut dari mereka dan serta melepas dari lehernya belenggu ketundukan kepada siapapun juga dari makhlukNya, dengan begitu mereka menjadi Muslim , umat Islam!
Sementara itu sekelompok lain dari kaumnya tidaklah merespon seruannya , bahkan mengingkari apa yang dibawanya dan tetap bertahan dalam ketundukkannya kepada selain Allah Subhanahu wa ta’ala. Mereka tetap dalam kejahiliyahannya , tidak keluar darinya menuju Islam: dengan begitu mereka menjadi musyrik!
Satu hal yang mesti diyakini dengan sepenuh hati oleh para pionir kebangkitan Islam diseluruh penjuru negeri adalah “Allah subhanahu wata’ala tidak memisahkan umat Islam dari musuh-musuhnya dari kaumnya sendiri melainkan sesudah mereka memisahkan diri dari musuh-musuhnya; memaklumatkan perpisahan dengan mereka karena kemusyrikan yang tetap mereka pedomani; dan menyampaikan kepada mereka bahwa hanya tunduk kepada Allah saja, tidak tunduk kepada tuhan-tuhan palsu mereka, tidak mengikuti thagut-thagut yang berkuasa, dan tidak ikut serta dalam kehidupan dan masyarakat yang dipimpin oleh thagut-thagut ini dengan hukum yang tidak diperkenankan Allah, baik terkait dengan aqidah , ritual peribadatan, maupun hukum perundang-undangan.
Tangan Allah Subhanahu wata’ala tidak akan turut campur dalam membinasakan orang-orang zalim kecuali setelah umat Islam menceraikan mereka. Selagi umat Islam belum menceraikan kaum mereka dan belum berlepas diri dari mereka dan belum memaklumatkan perbedaan agamanya dengan agama mereka, manhajnya dengan manhaj mereka,dan jalannya dengan jalan mereka , tangan Allah tidak akan turut campur untuk memisahkan mereka dengan orang-orang itu, juga untuk meresalisasikan janji Allah untuk menolong orang-orang beriman dan mengalahkan orang-orang zalim.
Kaidah umum inilah yang mesti diketahui oleh para pionir aktifis kebangkitan Islam dan mereka harus meng-urut-kan gerakannya atas dasar kaidah ini ..!
– Sayid Qutb-