Assalamu’alaikum wr. Wb
Saya akhwat 24 tahun, belum menikah. Saya pernah ta’aruf dengan seseorang namun gagal. Karena kegagalan tersebut saya merasa minder dan ragu, kalau ta’aruf adalah cara yang benar untuk mencari pasangan hidup. Saat ini, saya sedang terjerat virus merah jambu. Ada seorang laki-laki, 28 tahun, yang perhatian dengan saya. Mulanya saya tidak menanggapi. Tetapi, karena terlalu sering berinteraksi dan perhatian yang dia berikan pada saya, membuat hati ini luluh juga. Saya menyukainya. Kami jadi semakin akrab. Kami sering ngobrol, bercanda, jalan bareng, seperti orang yang "berpacaran." Tapi kami tidak pernah mengungkapkan perasaan kami. Saya sadar dan paham betul kalau pacaran itu haram. Tapi saya dibutakan oleh nafsu. Suatu saat, saya mengutarakan perasaan yang saya pendam selama ini, kalau saya menyukainya. Tetapi, dia menjawab, masih banyak laki-laki yang lebih baik darinya dan saya tidak usah memikirkan dia lagi. Hancur hati saya mendengar jawabannya. Lalu, apa arti perhatian yang selama ini selalu dia berikan. Ternyata, dia akhirnya mengakui bahwa sebenarnya dia sudah dijodohkan dengan gadis pilihan orang tuanya di kampung. Kekecewaan saya bertambah parah. Jadi, selama ini saya hanya dipermainkan saja olehnya. Rasa kecewa yang begitu dalam, membuat saya "stres." Saya juga merasa malu pada Allah, karena selama "berpacaran" dengannya, saya banyak melalaikan kewajiban sebagai muslim. Apalagi saya termasuk aktif mengaji. Bagaimana menghapus rasa kecewa ini, dan bagaimana saya bisa melupakannya?
Ananda Vthree yang disayang Allah SWT, sungguh sayang Anda dahulu pernah melalaikan hal-hal yangdiwajibkan Islam gara-gara “mabuk cinta”. Namun Alhamdulillah, sekarang Anda bertekad untuk memperbaiki diri dan melupakan laki-laki yang pernah menambat hati Anda.
Untuk menghapus rasa kecewa dan melupakan lelaki tersebut solusinya adalah ‘saingi’ rasa cinta/senang kepada lelaki itu dengan cinta kepada Allah SWT. Perkuat rasa cinta Anda kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah dan merenungi tanda-tanda kekuasaan-Nya. Misalnya dengan banyak membaca buku-buku tentang kehebatan-Nya di alam semesta ini. Banyak-banyaklah berdoa, minta kepada Sang Kekasih agar hati Ananda tidak berpindah ke lain hati selain hanya mencintai-Nya. Kalau cinta Ananda kepada Allah kuat niscaya hati Anda tidak akan terisi oleh cinta kepada makhluq-Nya (termasuk kepada lelaki tersebut). Orang yang mencintai lawan jenis secara berlebihan biasanya karena hatinya kosong dari cinta kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah, kekasih Anda, akan cemburu dan marah jika kita bercinta tanpa izin-Nya. Dan izin Allah SWT untuk bercinta kepada lawan jenis hanya datang ketika kita sudah menikah (cinta ba’da nikah). Itulah cinta yang diridhoinya. Selain itu adalah cinta terlarang yang perlu dijauhi sebisa mungkin.
Yakini bahwa ada pengganti yang lebih baik dari lelaki yang sekarang ini. Ingat-ingat sifat jeleknya (kekurangan) dari lelaki tersebut. Dan bayangkan dampak buruknya jika Anda jadi dengannya. Buang juga segala benda-benda kenangan yangmengingatkan Anda padanya. Lalu sibukkan diri Ananda dengan aktivitas kuliah/kerja, tarbiyah dan da’wah, termasuk dengan cara mengikuti organisasi-organisasi ke-Islaman/sosial agar bisa melupakan lelaki tersebut. Perluas pergaulan tanpa membanding-bandingkan setiap lelaki yang berusaha ‘mendekati” Anda dengan lelaki yang sekarang ini.
Semoga Anda mampu mengatasi rasa kecewa dan berhasil melupakannya. Dan semoga Anda mendapatkan jodoh yang lebih baik.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan