Assalamu’alaikum wa rohmatullah wa barokatuh…
Ba’da tahmid wa sholawat….
Afwan singkat aja ust…
1. ust, mungkinkah qt tetap eksis di liqo’ dan dakwah sekolah maupun kampus tetapi menghindari hizb???
2. apa yang harus ana lakukan ketika suami melarang ana untuk tidak berada di struktural hizb dan bahkan suami melarang semua aktifitas yang berbau hizb???
Afwan jiddan.. sementara itu dulu pertanyaan ana… terus terang ust, sekarang ana di ibaratkan makan buah simalakama… T_T. mohon dengan sangat bantuan pemecahan masalah ana ust…..
Afwan jiddan.
Jazakallah khoirom katsiron…
Wa’alaikum salam wr wb.
Saudari Sholehah yang dirahmati Allah SWT. Setiap organisasi atau jama’ah dalam dunia dakwah, mempunyai metode masing-masing untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Dan organisasi atau jama’ah yang Anda geluti nampaknya organisasi yang menggunakan jalur berpolitik untuk merealisasikan tujuan-tujuan mulianya.
Oleh karenanya Anda perlu memahami terlebih dahulu definisi partai (hizb) dalam organisasi Anda karena biasanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah atau dengan istilah lainnya Hizb huwal Jama’ah wa Jamaah huwal hizbi. Artinya bahwa ketika Anda menjadi pengurus struktural partai maka secara tidak langsung maupun tidak langsung Anda juga merupakan bagian pengurus struktural jama’ah yang Anda ikuti tentunya dengan pengecualiannya.
Termasuk dalam hal mengurus dakwah dan halaqah, peran struktural partai menjadi bagian dalam menata sebuah dakwah di wilayahnya yang menjadi tugas bagi pengurus di bidang kaderisasinya.Namun tentunya bila telah masuk dalam wilayah yang dilarang sebuah partai untuk masuk, maka tentunya peran jama’ah lebih di kedepankan dan dapat tidak membawa nama partai dalam mengelola dakwah tersebut.
Dari sisi eksternal, fenomena kebaradaan (image) partai di negeri ini memang cenderung buruk karena sikap partai-partai yang sudah ada sebelumnya mempunyai kinerja yang tidak baik dimata masyarakat. Dengan bahasa sederhananya adalah hanya memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Dsamping trauma-trauma masa lalu di mana sesama partai saling gontok-gontokkan dalam mecari kekuasaannya.
Hal inilah yang mungkin pula menghinggapi diri suami Anda, dengan mengkhawatirkan diri Anda bila terjebak dalam dunia politik yang beimage kotor tersebut. Dan inilah salah satu hal yang menjadi berbeda bila salah satu pasangan tidak berada dalam jama’ah yang sama. Maka tidak ada salahnya bila Anda mengajak suami untuk ikut dalam kelompok Anda.
Cobalah Anda memberikan pengertian secara baik tentang perbedaan hizb Anda dengan partai-partai yang selama ini ada termasuk hal perbedaan cara dan tujuan antar keduanya. Insya Allah dengan komunikasi yang baik, suami dapat menerima dan memahami peran dan posisi Anda.
Kalaupun Anda sulit menggunakan dan ingin menghindari penggunaan hizb dalam berdakwah termasuk keberatan dari suami, cobalah Anda berkoordinasi dengan murobbiyah dan struktural hizb di wilayah Anda.
Partai atau hizb adalah wasilah dalam berdakwah dan bila ada sarana lain yang dapat Anda gunakan untuk aktifitas dakwah bisa saja Anda tidak perlu memakai ataupun menjadi bagian dalam struktural aktif sebuah hizbi.
Tetaplah semangat untuk berdakwah di manapun Anda berada dan fokuslah pada tujuan serta kreatiflah dalam menggunakan wasilah atau sarana-sarana yang ada di sekitar sehingga dakwah yang kita sampaikan semakin efektif.
Semoga bermanfaat