Ass. Wr. Wb.
Sejak kecil sepertinya telah tertanam jiwa yang membuat saya harus senantiasa kuat dan tegar. Kondisi keluarga yang seperti membuat saya seperti ini, saya harus dapat bersikap tegar dan kuat apalagi ketika abah pergi ke Rahmatullah saya merasa sendiri, sepi, hampa dan tak bersemangat. Bahkan saat ada seseorang melamar saya, saya menanggapi dan menerimanya meski dia bukanlah seseorang yang selama ini saya harapkan dapat membuat saya lebih berbeda.
Ketika saya merenungi semuanya itu, saya sadar kalau saya membutuhkan tempat sandaran karena hati dan jiwa ini sesungguhnya lemah, tidaklah kuat seperti di luarnya penampilan dan sikap saya. Tentunya hanya kepada Dialah selama ini saya curhat, menangis, dan memohon diberi kekuatan jiwa agar jgn sampai seperti saudaraku yang akhirnya labil, frustasi dan jatuh. Saya sungguh merasa takut akan mengalaminya, insyallah Dia senantiasa memberi saya kekuatan. Amien ya Robb.
Sekarang ini saya masih merasa nggak PD dan sulit untuk terbuka dan mempercayai seseorang dalam menjalani kehidupan baik itu pekerjaan, pergaulan, keluarga. Saya sering berhalusinasi tentang kehidupan saya esok, dan di masa depan. Seperti skenario perjalanan kehidupan yang saya harapkan. Saat ini saya hanya berharap ada seseorang yang hadir dan memberikan segelas air dan selembar selimut karena saya merasa haus dan dingin.
Terima kasih sudah bersedia membaca dan dapat merasakan curhat saya.
Wass. Wr. Wb.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudari Hena yang insya Allah selalu dalam bimbingan dan lindungan Allah SWT. Alhamdulillah Anda mau berbagi rasa dengan kami dan Anda tidak pernah lupa pada Sang Khaliq. Curhat atau berbagi rasa memang sebuah saluran untuk menumpangkan segala beban yang dirasa menghimpit kita.
Hal ini secara psikologis dapat mengurangi bahkan menghilangkan beban yang kita rasakan. Curhat kepada Allah sebuah keharusan. Janganlah lupa untuk selalu meminta bimbingan dan hidayahnya.
Saudari Hena, tingkatkanlah terus berkomunikasi dengan Allah, caranya dengan perbanyaklah shalat malam, dzikir terutama di saat-saat waktu senggang, puasa sunnah serta tilawah Al-Qur’an. Cobalah untuk membaca buku-buku keIslaman. Ikutlah pengajian-pengajian dimushalla, masjid atau lingkungan sekitar Anda. Selain pada Allah, kita juga perlu berbagi rasa dengan orang lain agar anda dapat menemukan langkah-langkah konkret menemukan solusi dari semua ini.
Cobalah anda perhatian orang-orang sekitar Anda baik keluarga, teman kantor atau lainnya yang menurut Anda dapat dijadikan teman curhat. Hemat kami. Curhat pada suami itu yang paling utama cobalah dari sekarang mintalah saran dan pendapatnya. Nggak PD dan sulit terbuka, itulah sumbatan (penyakit) nya. Segera buang jauh-jauh cobalah terbuka kepada orang yang Anda percayai dan mintalah solusinya.
Bila Anda belum juga menemukan orang yang tepat setelah mengamati orang-orang di sekitar Anda, tidak ada salahnya Anda menghubungi psikolog. Ini semata-mata untuk membantu Anda menghilangkan beban Anda.
Saudari Hena, Cobalah untuk mulai membuang jauh-jauh halusinasi dan jangan pernah mengikuti halusinasi. Karena kebanyakan halusinasi datangnya dari syetan. Membuat skenario hidup memang boleh namun itu harus bersifat nyata dan dibarengi dengan langkah-langkah yang kongkrit. Misalnya kita ingin mempunyai sebuah rumah besar, maka kita harus membuat langkah-langkah konkrit seperti menabung dan sebagainya. Sekali lagi, buanglah jauh-jauh halusinasi tersebut.
Semoga saran ini dapat menjadi bagian dari segelas air dan selimut yang Anda butuhkan. Wassalam.