Assalamualaikum wr wb
Ustadz belekangan ini saya sering menerima SMS dari seorang akhwat. Isi smsnya semacam curhat dan hal-hal yang tak jelas maksudnya. Saya takut hal ini akan menimbulkan fitnah baik dari orang lain maupun dari diri saya sendiri.
Sebelumnya saya selalu menjaga jarak dengan para akhwat, dan berusaha agar tidak berhubungan walau hanya sekedar bicara. selama ini saya membalas sms yang pertama saja dari akhwat tersebut dan selanjutnya saya tidak pernah membalasnya karena saya berfikir ini tidak akan lama namun sudah beberapa minggu sms tersebut masih saja datang ke hp saya ustadz.
mohon sarannya ustadz bagaimana saya harus menyikapinya, saya ingin menjaga hati saya karena perlahan ini menjadi beban di fikiran saya ustadz. sukron atas jawabannya wasalamualaikum wr wb
Saudaraku Irfan Saputra yang dimuliakan Allah SWT, tindakan Anda yang tidak membalas sms dari akhwat menurut saya sudah benar. Memang sebaiknya kita menghindari pembicaraan langsung atau tidak langsung dengan lawan jenis apabila tidak ada keperluan yang penting dan syar’i. Sms yang berisi kalimat basa basi atau tidak penting sebaiknya dihindari karena termasuk perbuatan lagho (yang tidak bermanfaat). Selain itu juga menghabiskan waktu dan biaya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Allah SWT memuji orang yang menjauhi perbuatan lagho, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” (QS. 23 : 1, 3).
Jadi sebaiknya pertahankan sikap Anda yang tidak usah balas membalas sms dengan akhwat tersebut karena termasuk perbuatan lagho. Selain itu juga untuk menghindari dosa berupa zina yang rentang dari zina hati sampai lebih jauh lagi yakni zina kemaluan. Rasulullah saw bersabda : “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah). dan “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Demikian jawaban saya. Semoga saudaraku Irfan Saputra senantiasa dilindungi oleh Allah SWT dalam kehidupan yang penuh dengan cobaan ini.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan