Assalamu’alaum wr.wb
Saya seorang mahasiswa negeri di Jogjakrta
Sudah berbulan bulan ini saya tersiksa dan berjibaku melawan sifat buruk saya yang saya sendiri hingga saat ini belum mampu meredamnya.
Yakni perasaan cemburu kepada seseorang, saya ngerti dalam Islam tidak ada istilah pacaran dan mungkin masih dalam taraf teori saja, karena saya sendiri belum mampu menjalankanya.
Yang ingin saya tanyakan, saya itu bingung bagaimana caranya mengondisikan hati ini supaya tidak mudah cemburu kepada dia, karena saya selalu terbelenggu dengan penyakit hati ini, parahnya lagi ini membut diri saya melemah pada saat terserang. Ya meski serangan itu berdampak pada menit menit awal saja setelah itu akan berlalu setelah beberapa waktu, tapi proses seperti ini terjadi berulang-ulang, bisa jadi imun saya untuk meredamnya apa cukup kokoh, mohon sarannya karena diri ini masih dalam proses belajar.
Cemburu merupakan bagian dari perasaan yang Allah SWT gariskan bagi manusia. Dan sebagaimana kita ketahui apapun yang Allah ciptakan pastilah mempunyai faedah dan manfaat yang baik bagi manusia.
Hanya saya selama ini banyak orang yang masih sibuk dan terbelenggu dalam kecemburuan diri yang hanya membawa “penyakit” bagi diri sendiri. Pemikiran akal selalu tertujukan kepada muara bagaimana sakitnya cemburu tersebut dan jarang sekali mengungkapkan mengapa bisa terjadi dan gaimana solusinya.
Mengapa Anda harus cemburu? Merasa tersaingi? Tidak mendapat perhatian? Merasa miliknya diambil orang?
Hal-hal tersebut lebih banyak bermain dalam tataran angan dan khayalan, sebuah dunia yang sangat rentan dengan pengaruh psikologis dan belum tentu kebenarannya. Perkiraan-perkiraan yang tidak mempunyai manfaat yang jelas dalam peningkatan kualitas hidup. Karena yang penting sebenarnya adalah bagiamana hidup kita ini berkualitas serta bermanfaat bagi banyak orang.
Jalan keluarnya adalah segera jauhi segala bentuk kegiatan yang berdimensi angan-angan dan khayalan. Konsentrasikan diri pada aktifitas-aktifitas nyata dalam keseharian. Berfokuslah pada pekerjaan nyata (riil), bukan berfokus pada kegiatan yang berkutat pada angan-angan kosong.
Rasa suka dan cinta pada sesorang adalah hal yang wajar. Namun itu menjadi tidak wajar bila menjadi fokus utama dalam hidup. Pasangan atau jodoh insya Allah dengan sendirinya akan menyertai kita bersamaan dengan bagaimana kita dapat mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang bermanfaat dan beramal sholeh dalam kerangka mencari ridho kepada Allah SWT. Bila saja kita berpartsipasi dalam memakmurkan bumi Allah ini, Insya Allah balasan berupa jodoh akan diberikanNya kepada kita yang dapat menunjang kita untuk berekspresi lebih baik lagi
Semoga bermanfaat.