Putus Asa

Saya adalah lulusan fakultas teknik universitas negeri terkemuka di yogyakarta. Saya lulus dengan nilai ipk sangat memuaskan (di atas 3, 00). Setelah saya lulus dari universitas 6 bulan lalu, kemudian seperti biasanya melamar pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu saya. Banyak sekali panggilan yang saya terima dan syukur alhamdulillah saya selalu lolos hingga tahap interview dengan user. Tetapi saya selalu gagal dalam tahap ini.

Ketika saya bertanya pada pihak perusahaan mengapa saya gagal pada tahap ini. Mereka pun menjawab dengan jujur bahwa kegagalan saya karena kondisi fisik saya yang cacat (bibir sumbing). Jawaban ini sangat menyedihkan sekali bagi saya dan membuat saya putus asa. Saya sangat berharap mendapat saran dan masukan bagi masa depan saya. Terima Kasih.

Di negeri ini memang masih banyak pada sebagian kalangan menjadikan kondisi fisik seseorang sebagai barometer untuk menentukan kelayakan dibandingkan dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya. Berbeda sekali di di dunia barat yang sudah dapat menerima kesetaraan dan tidak membandingkan seseorang berdasarkan fisik semata.

Kurang bijak kiranya melihat fenomena seperti ini, kita malah berputus asa, tapi marilah dilihat sebagai sebuah tantangan bagi kita untuk dapat merubah mainstrem yang salah ini.

Saya yakin bahwa masih banyak orang atau perusahaan yang lebih mementingkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki seseorang dibandingkan dengan keadaan fisiknya. Mungkin saat ini Anda belum ‘berjodoh’ saja.

Oleh karenanya janganlah cepat berputus asa, teruslah untuk mengirimkan surat lamaran Anda dan optimislah bahwa suatu saat Anda akan diterima.

Tiada salahnya pula bila Anda memperbaiki ‘kekurangan’ Anda. Saat ini sudah banyak dilakukan berbagai operasi bibir sumbing dari yang biasa hingga yang massal. Sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri Anda.

Bekerja dengan wirausaha juga dapat menjadikan bahan pemikiran Anda sebagai langkah antisipatif bila Anda belum mendapatkan perusahaan yang Anda inginkan.