Assalamualikum
Di kampus ada begitu banyak pergerakan Islam, Aku pusing pilih yang mana coz setiap pergerakan mengklaim paling benar, terus terang sekarang Aku sedang mencoba satu wajihah namun gitu deh… help me plizzzzzz
Ananda Asyifa yang lagi bingung, untuk mengetahui sebuah pergerakan (jama’ah) itu baik dan tidak ada beberapa kriteria yang kiranya perlu diperhatikan di antaranya:
- Berorientasi Ketuhanan (Robbaniyah). Jama’ah harus berorientasi kepada Allah SWT (Robbani) dalam semua tujuan, cara dan motivasinya. Tidak boleh berorientasi kepada selain Allah, karena hal itu akan menjauhkan jama’ah dari ridho Allah SWT.
- Jama’ah yang baik adalah jama’ah yang mengajarkan orang tentang Islam, sebelum mengajak orang tersebut masuk ke dalam jama’ahnya. Jama’ah yang tidak mengandalkan nama jama’ah sebagai daya tarik merekrut orang, tapi mengandalkan Islam yang didakwahkan, sehingga pribadi-pribadi yang menjadi anggota jama’ah meyakini bahwa jama’ah hanyalah sarana untuk memperjuangkan Islam. Bukan di balik, Islam adalah sarana untuk memperjuangkan kepentingan jama’ah.
- Jama’ah yang baik adalah juga jama’ah yang mengajarkan Islam sebagai nilai-nilai yang mengatur seluruh kehidupan manusia (integral). Tidak ada satu aspek kehidupanpun yang lepas dari nilai Islam. Islam adalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan. Islam adalah hati, pikiran dan amal. Islam adalah syari’at yang utuh dan wajib ditegakkan secara menyeluruh dalam seluruh sisi kehidupan manusia.
- Jama’ah yang baik adalah jama’ah yang modern dan selalu mengikuti perkembangan zaman. Tidak tabu untuk memakai wasilah (sarana) terbaru di zamannya selama hal itu tidak bertentangan dengan syar’i. Jama’ah yang selalu melakukan proses tajdid (pembaharuan) dan giat melahirkan para mufakkir (pemikir) dan mujtahid (orang yang berhak berijtihad). Jama’ah yang tidak jumud (beku) dan tidak taqlid (ikut-ikutan) dengan tradisi secara membabi buta, tapi jama’ah yang mengikuti perkembangan peradaban manusia dan memilah-milah secara kritis mana yang seharusnya diambil dan mana yang tidak..
- Jama’ah yang baik semestinya memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah lokal di mana jama’ah itu berada. Ia juga memiliki kepedulian terhadap permasalahan umat Islam di tempat lain, termasuk permasalahan umat Islam yang berskala internasional, seperti masalah Palestina. Jama’ah yang memahami bahwa sesungguhnya umat Islam itu satu, tidak terpisah oleh negara dan wilayah. Di mana ada umat Islam yang teraniaya maka di situlah ia harus berperan membelanya. Tanah airnya bukanlah tanah air negaranya, tapi tanah air di mana umat Islam berada di dalamnya. Untuk itu, kekuatan jama’ah perlu disebar ke seluruh penjuru dunia, sehingga menjadi jama’ah berskala internasional, tidak hanya berskala lokal atau nasional.
- Kriteria berikutnya dari jama’ah yang baik adalah jama’ah yang bergerak atas ilmu dan hasil analisa data/fakta. Bukan bergerak di atas insting, mimpi atau wangsit para pemimpinnya. Jama’ah selalu mengedepankan usaha di atas prinsip akal sehat dan sunnatullah (hukum-hukum Allah) sebelum bertawakkal. Jama’ah yang cinta ilmu dan pendidikan serta membudayakan semangat menuntut ilmu bagi para anggotanya.
- Jama’ah yang baik juga jama’ah yang memiliki kekebalan Islam. Yaitu, jama’ah yang menjalankan Islam secara murni (asholah) sesuai dengan apa yang dipraktekkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Bukan Islam yang sudah ditambah-tambahkan atau dikurang-kurangkan akibat penafsiran dari orang-orang yang bodoh terhadap hakekat Islam. Jama’ah yang kebal terhadap nilai-nilai jahiliyah yang berupaya masuk ke dalam tubuh jama’ah. Jama’ah yang merasa puas dan cukup hanya dengan Islam dan tidak ingin mengambil nilai-nilai lain di luar Islam walau hal itu mengagumkan dan menarik banyak orang.
- Jama’ah juga memiliki pandangan Islam yang jelas. Artinya, ia menyeru manusia melalui hujjah (alasan) yang nyata, baik secara naqli (alasan berdasarkan Al-Qur’an dan hadits) maupun secara ‘aqli (logika). Setiap tindakan dan kebijakannya selalu mempunyai hujjah yang nyata, sehingga tak memberi ruang bagi keragu-raguan.
- Yang diinginkan dari jama’ah yang baik adalah perubahan masyarakat secara drastis bukan tambal sulam. Artinya, jama’ah menginginkan perubahan yang benar-benar membawa manusia dari kondisi dzulumat (kegelapan) kepada nur (cahaya). Dari kondisi tertindas menjadi merdeka, dari kezaliman menuju keadilan, dan dari kemaksiatan menuju ketaqwaan. Bukan perubahan yang hanya mengganti rezim tapi tidak merubah sistem. Sistem yang ada harus dirubah dengan sistem yang sesuai syariat Islam. Jama’ah yang baik adalah jama’ah yang memperjuangkan tegaknya syari’at Islam secara total, bukan setengah-setengah.
Jama’ah yang semakin memenuhi berbagai kriteria di atas adalah jama’ah yang sebaiknya kita ikuti. Sebaliknya, jama’ah yang semakin jauh dari kriteria di atas adalah jama’ah yang sebaiknya perlu dihindari dan jangan diikuti, karena jama’ah semacam itu kemungkinan besar akan menyesatkan kita dari jalan Allah.
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras” (QS. 2: 204).
Wallahu’alam