Assalamualaikum…..
Bolehkah kita menggunakan uang pinjaman untuk menunaikan ibadah haji atau umrah?Di mana uang pinjaman itu tidak memberatkan ahli waris apabila si peminjam meninggal. Namun untuk pembayaran pinjaman tersebut dikenakan bunga……Tolong disertakan dengan dalil-dalilnya.Terima kasih
Masalah pinjam meminjam sebenarnya telah banyak buku dan literature yang membahasnya secara jelas dan gamblang. Artinya dalam masalah ini saya lebih menyoroti dari sisi efektifitas dan kualitas Anda dalam berhaji atau umrah. Dalam pertanyaan Anda ini ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi:
Pertama, untuk berhaii atau umrah adalah sebuah ibadah yang mensyaratkan seseorang mempunyai kemampuan. Kemampuan dalam hal ini tentulah kemampuan fisik yang prima dan kemampuan dana dalam melaksanakan ibadah ini. Dan tentulah dana menjadi bagian dari pilar utama seseorang dapat melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Sebagaimana ibadah lainnya, ibadah haji dan umrah adalah wujud ketaatan seorang kepada Tuhannya. Dengan penuh keikhlasan tentunya diharapkan ibadah ini mendapat ridho dan menjadi tambahan pahala dari Allah SWT.
Kedua, bila hasil yang ingin diinginkan baik, tentulah prosesnya pun harus baik. Artinya bila kita mengharapkan balasan yang baik dari Allah SWT, kita harus membersihakan ibadah kita dari hal-hal yang dapat mengotori kesucian dari ibadah ini, Uang dan sarana lainnya harus halal dan terbebas dari yang haram termasuk kehati-hatian dalam hal yang berbau syubhat.
Masalah bunga, seperti dalam pertanyaan Anda di atas, adalah hal yang sudah disepakati oleh banyak ulama bahwa hal itu adalah riba. Dan Islam sendiri telah mengharamkan riba (Lihat Surat Al-Baqarah: 275-279, Surat An Nisaa: 161 dan Ar Ruum: 39). Menjadi sebuah pertanyaan kembali bahwa apakah seseorang itu akan mendapatkan ganjaran yang baik (pahala) bila ia melakukannya dengan menggunakan hal dilarang? Tentulah Allah tidak suka dengan hambaNya yang melanggar laranganNya.
Karena sesungguhnya ibadah yang kita lakukan semata-mata bukan untuk meningkatkan kedudukan kita dimata manusia. Bukan untuk prestise dan bukan untuk menambahkan gelar di depan nama kita. Tetapi yang kita cari hanyalah ridho Allah. Penilaian Allah yang paling penting. Dan itu hanya bisa kita raih bila kita memiliki keikhlasan.