Assalamualaiku wr.wb
Saya seorang ahwat yang November tahun ini genap 28 tahun dan belum menikah, orang tua sering mendesak saya untuk segera menikah. Namun saya ingin mendapatkan calon suami yang sesuai dengan kriteria Ibu sayak (berakhlak baik, memiliki pekerjaan tetap, dan sebagainya). Ketika saya berusaha dan ada yang datang, Ibu saya selalu membandingkan dengan anak temannya yang mendapatkan suami yang dimata Ibu saya sangat Ideal. Pa Hadi saya jadi bimbang, di saat umur saya sudah banyak, orang tua menuntut seperti itu. Perlu diketahui saya mempunyai MB (guru mengaji), yang dalam tatacara untuk taaruf tidak diperkenankan pacaran, namun dengan waktu yang singkat (4 bulan) harus langsung menikah. Menurut pa Hadi apa yang harus saya lakukan?Jazakillah
Wa’alaikum salam wr. wb.
Ananda Dhini yang dicintai Allah SWT, saya turut empati dengan masalah yang Anda sampaikan. Usia terus bertambah, namun jodoh belum juga datang. Ketika jodoh pun datang, ibu Anda tidak setuju karena tidak seideal anak temannya. Sesungguhnya memilih jodoh dalam Islam sudah jelas kriterianya, yaitu pilihlah jodoh berdasarkan diennya (agamanya). Yang dimaksud dien disini bukan hanya kualitas ibadahnya saja, tapi juga kualitas amal dan pemahamannya yang baik terhadap Islam. Sedang kriteria lain, seperti penampilan, kekayaan dan keturunan adalah kriteria tambahan yang dapat diabaikan.
Oleh karena itu berikan pemahaman kepada ibu Anda bahwa kita jangan terlalu ideal memilih jodoh. Minta bantuan juga kepada orang-orang yang disegani ibu Anda agar turut menjelaskan apa sebenarnya kriteria jodoh yang baik. Jangan membandingkan jodoh dengan jodoh orang lain atau berdasarkan pengaruh lingkungan yang belum tentu Islami. Ingat! Belum tentu apa yang kita lihat baik pada orang lain, memang benar-benar baik. Mungkin saja karena kita belum mengetahui kekurangan/aib orang tersebut. Membanding-bandingkan jodoh dengan orang lain hanya akan berakibat pada ketidapuasan permanen dan lupa untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Lebih jauh lagi akan menghilangkan banyak kesempatan di depan kita. Padahal kesempatan itu mungkin adalah jodoh yang ditawarkan Allah SWT kepada kita.
Tentang murobbi Anda yang menerapkan aturan tidak pacaran dan hanya memberikan waktu singkat (lebih kurang 4 bulan) dari ta’aruf sampai menikah, saya rasa hal tersebut merupakan aturan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sebab pacaran (dalam berbagai bentuknya) tidak ada dalam Islam dan dilarang karena bisa menjerumuskan kita pada zina dalam arti yang luas (mulai dari zina hati sampai dengan zina kemaluan). Saran saya, selain minta tolong pada murobbi untuk segera mencarikan Anda jodoh, sebaiknya Anda juga meminta tolong pada teman-teman pengajian atau kepada ustadz/ustadzah yang lain. Tidak usah malu untuk ‘memasarkan diri’ bahwa Anda sedang mencari jodoh asalkan kesannya tidak terlalu agresif dan murahan.
Saya turut berdoa semoga Anda segera mendapatkan jodoh yang sholih dan direstui oleh ibu Anda.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)