Assalamualaikum wr.wb
Pak hadi yang saya hormati,
Saya udah menikah selama 11 bulan, dulu sewaktu saya belum nikah pekerjaan saya udah cukup mapan, tapi setelah menikah saya harus ikut suami saya yang tentu saja dengan konsekuensi saya harus meninggalkan pekerjaan saya.saya hidup di kota yang notabene beban hidupnya lebih mahaldaripada di daerah. suamisaya bekerja pada saudaranyasebagai manajer di sebuah restoran yang masih ngrintis.awal-awal nikah saya diperbolehkan kerja walaupun pekerjaan di tempat ini tidak senyaman tempat saya bekerja dulu.sampai saya keguguran.
Setelah peristiwaitu saya disuruh cuti dulu olehsaudaranya suami (bos suami )bukan oleh suami saya.awalnya saya menolak suami saya juga karena kita emang masih belum berkecukupan. tapi akhirnya suami saya setuju kalo saya cuti.mgkn karena dibujuk sama saudaranya. dan sampai sekarang saya belum hamil lagi.
Saya stress sekali karena itu saya ingin kerja lagi. akhirnya saya melamar kerja tapi tidak dapet-dapet juga sampai saat ini.saya kesal sekali. saya tumpahkan semua kesalahan ke suami.karena uang kita tidak pernah cukup setiap bulannya.ada rasa sesal yang amat sangat di hati saya karena saya telah meninggalkan pekerjaan di daerah sya dulu.karena ternyata cari kerja itu susah.mau wiraswasta tapi saya nggak punya modal. suami saya menginginkan saya membantunya di restouran sebagai kasir. tapi jasa saya tidak pernah dianggap oleh bosnya (tidak digaji). saya jadi suka tidak ikhlas ngebantunya.saya benci dengan keadaan ini.apalagi kasir tidak cocok bgt dengan latar belakang pendidikan saya. karena saya seorang bidan.
Pertanyaan saya, apa yang seharusnya yang saya lakukan?? Karena saya tidak mau melakukan suatu pekerjaan tanpa ketulusan hati.
Terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb
Ibu ita yang saya hormati, adalah terkadang memang ketika kita dihadapkan untuk memilih dari pilihan-pilihan yang ada, pastilah ada konsekuensi-konsekuensi yang harus kita terima, tidak hanya sisi kebaikan yang kita dapatkan, tetapi juga ada hal-hal yang harus kita relakan untuk ditinggalkan. Karena kita pun sebagai manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, sehingga kita tidak tahu apakah pilihan A yang terbaik ataukah pilihan B.
Namun alangkah kurang bijak bila kita mengurusi hal-hal yang sudah terjadi. biarlah peristiwa itu menjadi catatan kelam dalam kehidupan kita agar menjadi hilmah dan pembelajaran dikemudian hari nanti. Kalaupun kita hanya berkutat dalam penyesalam-penyesalan yang sudah terjadi, energi kita hanya habis mengurusi hal tersebut dan melemahkan semangat dan kreatifitas kita untuk melangkah lebih jauh.
Saat ini adalah saatnya melihat permasalahan saat ini dan bagaimana menuju kehidupan lebih baik dimasa mendatang. Lihatlah dan amati setiap peluang-peluang yang dapat menambah pendapatan di sekitar kita.
Bila ibu sementara ini melihat bekerja sebagai kasir sebagai lompatan awal untuk bekerja, tiada salahnya untuk ibu untuk membicarakan persoalan honor kepada pemilik restoran, bedakan antara hubungan keluarga dan pekerjaan. Profesionalah ketika bekerja dan tidak membawa persoalan keluarga di kantor.
Sembari ibu mengirimkan lamaran-lamaran kerja, tidak ada salahnya ibu untuk mencoba melakukan pekerjaan berwirausaha. ada hal-hal yang bisa dioptimalkan dari potensi ibu yang belum digunakan. bisakah ibu menjadi mitra bisnis restoran tersebut? Misalnya menjadi pemasok barang atau yang lainnya. Atau juga prospek lingkungan rumah atau restoran dapat dijadikan lahan usaha baru untuk dibuat agar ibu tidak menjadi karyawan di restoran tetapi mempunyai usaha yang mandiri.
Bersabarlah ibu, tahun-tahun awal pernikahan merupakan saat-saat di mana banyak sekali rintangan dan cobaan bagi suami isteri. Oleh karenanya perkuatkan rumah tangga dan banyaklah berlapang dada. Ibarat olahraga lari, inilah awal start yang baru dimulai.Dengan sabar akan mengangkat stres Anda dalam menerima cobaan hidup ini yang bisa jadi menghambat kehambilan anda.
Insya Allah dengan bakti Anda mengikuti suami, akan Allah ganti dengan balasan dan rezeki yang baik walau mungkin belum saat ini, tapi yakinlah kebahagiaan itu pasti akan datang. Karena Allah tidak pernah lengah kepada rezeki setiap hambaNYa.
Wassalamu’alaikum wr wb.